Mausoleum Chapter Dua belas: Training Sword.

5.2K 598 37
                                    

“Jangan lindungi ‘dia’, jika kau menginginkan tempat mu kembali di langit

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jangan lindungi ‘dia’, jika kau menginginkan tempat mu kembali di langit...”

“...Eyre Rodevil.”

“...Suke? Sasuke?! Kau tak apa?”

Sasuke membelalakkan matanya, terbangun dari mimpi yang terasa singkat namun terasa menyiksa. Dadanya naik turun, detak jantungnya berdegub tak terarah. Mata biru Akira menyambut pemandangannya, wajah pucat gadis itu memandang Sasuke yang terbaring diatas sofa dengan khawatir.

Akira menjauhkan tubuhnya saat Sasuke menarik tubuh untuk bangun. Dia memegangi kepalanya yang banjir keringat. Kepalanya berdenyut sakit.

Apa maksud mimpi Sasuke tadi?

Jangan lindungi dia jika kau menginginkan tempatmu kembali dilangit,” Sasuke bergumam, mengulang kembali kalimat yang seolah terus berputar dikepalanya. ‘Dia’ siapa? Bahkan Sasuke tidak tahu apa dan siapa pengirim pesan melewati mimpi itu. Membuat Sasuke menghela napas panjang. Oniksnya kembali terbuka setelah beberapa saat terpejam, pandangannya langsung jatuh pada mata biru milik Akira.

Mungkinkah yang dimaksud ‘dia’ itu adalah...

Sasuke menggelengkan kepalanya yang mulai mengarang cerita tak masuk akal. Tidak mungkin! Haori Aozora tak mungkin bereinkarnasi menjadi Akira Mori dikehidupan ini. Bahkan ayah Haori, Sang Kaisar Langit yang menyuruh langsung pada Sasuke untuk menyegel jiwa gadis itu saat terjadi pemberontakan.

Jika memang Akira adalah Haori, mungkin saja dia telah lama membunuh Sasuke karena sudah menyegel jiwa gadis itu di Surga. Bagaimana pun, tempat termulia bukanlah tujuan Putri Kaisar Langit itu. Sasuke tak akan salah mengira.

Sekali lagi, Sasuke menarik napas panjang. Membuat Akira mengernyitkan dahi saat melihat wajah tersiksa Sasuke.

Akira beranjak dan berjalan tergesa ke dapur, meninggalkan Sasuke yang masih mengatur napasnya yang terengah di atas sofa. Kemudian kembali membawa segelas air putih dan mengulurkannya pada Sasuke.

“Minumlah! Kau sepertinya mimpi buruk,” ujar Akira sambil menyodorkan gelas. Awalnya Sasuke ingin menolak, namun saat binar biru itu bercahaya penuh harap, membuat Sasuke tak kuasa menolak dan berakhir meminum air putih tersebut.

Setelah merasa lebih baik, Sasuke mengedarkan pandangan ke penjuru mansion Haruno untuk mencari keberadaan sang nona. Namun dia tak menemukannya. Sasuke berniat untuk mencari dimana Sakura, jika saja kepalanya tak terasa pening hingga membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan saat hendak berdiri. Membuatnya kembali jatuh terduduk diatas sofa.

“Kau mau kemana? Lebih baik istirahat dulu sebentar. Kau sepertinya kurang sehat. Wajah mu pucat sekali,” Akira mengingatkan. Tangannya menyentuh bahu Sasuke dan mengarahkan tubuh pria bermarga Uchiha itu untuk bersandar pada sofa yang telah Akira susun dibalik punggung Sasuke.

Mausoleum [✔]Onde histórias criam vida. Descubra agora