Mausoleum Chapter Tiga puluh Satu: The New Ending (Part 2)

3.8K 533 40
                                    


Sengaja bagi dua, biar greget dikit :v

“Aku ... akan mem-membunuh Haori dengan tanganku sendiri. Ka-kau jangan iku campur!” Sasuke menarik napas dengan susah payah. Tubuhnya yang sakit dimana-mana membuatnya kian sulit bernapas dengan benar. Apakah paru-parunya mengecil akibat pertarungan ini? Sasuke merasa benar-benar kesulitan bernapas.

“Sebagai gantinya, “Sasuke mengerang, jantungnya benar-benar terasa dikoyak dari dalam. Keningnya banjir keringat dingin akibat menahan sakit yang ia rasa. “Aku punya syarat yang harus sang Kaisar bayar.”

Sakura menangis tersedu didalam barier. Melihat pedang Infiny yang teracung diatas kepala Sasuke membuatnya ngeri setengah mati. Bagaimana kalau pedang itu yang akan memenggal kepala Sasuke dihadapannya? Bagaimana kalau Sasuke mati?

Apakah Sakura akan ditinggalkan lagi? Setelah begitu banyak orang yang berarti bagi Sakura pergi dari ruang lingkup hidupnya?

Sasuke tampak mengulur waktu dengan berbicara dengan Infiny. Beberapa kali Sakura nyaris berteriak dan ingin keluar dari barier saat mata Sasuke menatapnya dengan lembut dalam beberapa detik dari kejauhan. Namun barier itu begitu kuat, membuat Sakura tetap terkurung didalam sana tanpa bisa mendengarkan apapun selain tangisannya.

Mengurung Sakura tanpa bisa melakukan apapun untuk Sasuke.

“Tuhan, kumohon. Jika kau memang ada,” Sakura kalut, matanya terpejam sedangkan keduanya tangannya menaut kuat seraya berdoa tulus dari dalam hati. Dia tak pernah berdoa seputus asa ini, dia tak pernah percaya jika keajaiban bisa datang hanya dengan doa. Dulu dia pernah berdoa demi kebaikan orangtuanya, namun sebanyak apapun Sakura berdoa, tak pernah ada hal dikehidupannya yang berubah menjadi lebih baik.

Hingga Sakura menyerah hingga pernah beberapa kali berpikir, bahwa Tuhan itu membencinya. Namun Sakura ingin mencoba, sekalipun terasa mustahil. Sakura berharap doanya akan didengar oleh sesuatu yang selama ini dia percaya sebagai Tuhan yang bertahta diatas segalanya.

Dia menangis terisak, beberapa kali menggigiti bibirnya yang bergetar. “Jika kau memang ada. Aku mohon, selamatkan kami. Selamatkan kami dari takdir bodoh dan segala orang yang menginginkan kehancuran kami. Aku akan menjadi anak baik dimasa depan, sekalipun aku akan kesusahan atau kau menukar sesuatu yang baik dariku menjadi sebuah cobaan mengerikan, tak mengapa. Asalkan orang yang ingin menghancurkan kehidupan kami menjauh. Aku mohon padamu!”

Infiny menatap Sakura yang memejamkan matanya dengan mulut komat-kamit dari kejauhan. Dia menghela napas pendek, dia sudah mendengarkan permintaan Sasuke dan syarat yang harus dipenuhi oleh sang kaisar. Jika itu memang kemauan Phobos dan sang Kaisar pun langsung menuruti kemauan Sasuke, Infiny tak bisa melakukan apa-apa lagi selain menuruti perintah yang ada.

“Baiklah,” Infiny memasukkan pedangnya. “Semoga kali ini kau benar-benar sanggup membunuhnya. Selamat tinggal, Phobos.”

Kemudian Infiny berbalik, membuka gerbang portal lalu masuk kedalam sana setelah sebelumnya beberapa kali melihat kearah Sasuke. Diikuti oleh puluhan pengikutnya yang ikut menghilang dalam cahaya putih didalam portal. Sasuke bernapas lega-tidak benar-benar lega sebenarnya, meskipun ia sudah kesulitan bernapas. Dia menatap Sakura, lalu membebaskan gadis malang itu dari dalam kurungan.

Sakura dengan segera berlari ke arah Sasuke begitu dia sadar barier yang mengurungnya telah menghilang,  beberapa kali nyaris terjerembab ketika kakinya terasa begitu lemas. Sesampainya dihadapan Sasuke, dia memeluk tubuh penuh luka itu dengan hati-hati. Lalu memindahkannya ke dalam pangkuan Sakura dengan tangisnya yang pecah saat itu juga.

Sasuke batuk darah lagi, napasnya kian memberat. Membuat Sakura menatapinya dengan mata berkaca-kaca. Mata kelam segelap laut malam itu kian kehilangan binarnya.

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang