Mausoleum chapter Tiga Belas: If You Say "I'm Jelous."

5.1K 659 28
                                    

Sasuke hanya tertegun sesaat ketika Sakura masih dengan nyamannya menarik kerah baju Sasuke saat memasuki kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sasuke hanya tertegun sesaat ketika Sakura masih dengan nyamannya menarik kerah baju Sasuke saat memasuki kamarnya. Membanting pintu dengan kasar lalu mendorong Sasuke untuk duduk diatas ranjang besar dan mewah bak ranjang putri kerajaan yang Sakura miliki.

“Tunggu disini dan jangan kemana-mana.” Ujar Sakura penuh perintah. Sasuke hanya diam menuruti, ketika Sakura berjalan kembali ke luar kamar kemudian datang dengan sekotak peralatan medis.

Kotak P3K.

Sakura duduk tepat disisi ranjang yang kosong, kotak P3K dia letakkan diatas pangkuannya. Kemudian menarik wajah Sasuke untuk menghadap padanya.

“Diam sebentar,” ucap Sakura lagi. Kali ini tubuh mereka saling berhadapan. Membuat Sasuke dengan mudah melihat setiap inci wajah sang nona yang memulai pekerjaannya. Sakura membuka satu botol alkohol, menuangkannya sedikit diujung kapas. Dia mengernyitkan dahi saat tangannya terulur untuk mendekati wajah Sasuke.

“Jangan menatap ku tak berkedip seperti itu. Kau membuat ku merasa grogi untuk mendekati wajah mu.”

Sasuke hanya mengedip-kedipkan matanya lucu, kemudian berdeham sejenak untuk menetralisirkan rasa malunya akibat kepergok sedang memandangi wajah sang nona.

Sakura menggeleng pelan, kembali mendekati wajah Sasuke dengan satu kapas yang sudah basah akibat alkohol. Namun kegiatannya terhenti saat Sasuke menahan tangan Sakura.

“Kau mau apa?” tanya Sasuke penuh curiga. Dia tahu kalau itu cairan alkohol untuk membersihkan luka. Namun Sasuke tak pernah suka dengan rasa perih saat cairan itu menyentuh setiap luka yang ada padanya. Sasuke lebih senang membiarkan apapun jenis lukanya dibiarkan sembuh  dengan sendirinya.

“Mengobati luka mu. Apa lagi?” jawab Sakura tak acuh sambil menepis cengkraman tangan Sasuke. Dia kembali mengarahkan kapas itu pada luka Sasuke yang terletak tepat dipipi bawah mata kanannya, lalu menekannya secara berlahan. Namun tetap saja, Sasuke meringis dibuatnya.

“Kau pria apa bukan? Luka seperti ini saja sudah meringis. Dasar payah.” Ejek Sakura, dia mendengus geli saat Sasuke masih menahan sensasi perih setiap kali Sakura menekan lukanya.

“Terima kasih atas lukanya, Nona. Sungguh, ini suatu kehormatan tersendiri bagiku untuk menerima tebasan pedang mu dihari pertama kau belajar menggunakannya.” Ucapan Sarkas Sasuke malah membuat Sakura tertawa. Dia menjauhkan wajahnya dari Sasuke, berpaling lagi pada kotak medisnya untuk mengambil sebuah plester untuk menutup luka.

“Aku tersanjung mendengarnya, terima kasih.”

Luka Sasuke sudah siap dibersihkan, tinggal ditutup dengan plester luka agar debu dan kotoran tidak menempel dan membuatnya infeksi. Namun saat akan menempelkannya, lagi-lagi Sasuke menahan pergerakan tangan Sakura.

“Apa lagi?” tanya Sakura dengan nada yang hampir habis kesabaran.

“Aku lebih suka membiarkan lukanya terbuka. Itu akan membuatnya sembuh lebih cepat.”

Mausoleum [✔]Where stories live. Discover now