#3 - Gadis Tiramissu

321 62 28
                                    


Risa menoleh dan tersenyum ramah ke arah laki-laki itu. "Lo anak baru, 'kan? Salam kenal."

Laki-laki itu hanya menatap datar ke arah Risa dan langsung meninggalkannya. Laki-laki itu sangat tidak tahu cara bersikap ramah .

"Yee ... masih mending gue nerima lo baik sebagai murid baru, dasar nggak tau terima kasih!" ucap Risa berbicara sendiri dengan tatapan masih ke arah laki-laki yang sudah pergi itu.

"Sabar ya Tuan Putri, sang Pangeran masih jual mahal tuh," goda Nessa.

"Apaan sih, Nes. Bodo amat gue mah," ucap Risa cemberut.

☕☕☕

Zakri berjalan menuju kantin. Ia sangat lapar karena dari semalam belum ada makanan yang masuk ke perutnya. Meskipun anak pindahan, dia bisa dengan cepat menjelajah tempat yang baru dimasukinya. Mencari kantin baginya adalah hal yang sangat mudah.

Zakri sudah sampai di pangkal kantin. Baru saja selangkah ia memasuki kantin, perhatiannya tertarik dengan satu suara.

"Woy! Sini dulu, dong!" Panggil Reylan. Di samping Reylan ada Aril. Aril dan Reylan adalah sahabat Risa, Nessa, dan Rena.

Zakri yang merasa dipanggil pun berjalan ke arah mereka.

Reylan tersenyum. "Lo anak baru 'kan? Pindahan dari mana?"

Zakri membalas senyum Reylan. "Iya, gue pindahan dari Singapura."

"Sini bro, duduk. Santai aja, kita cuma mau kenalan sama lo. Gue tau lo pasti belum punya temen," ucap Reylan sambil menggeser sebuah kursi untuk tempat Zakri duduk.

"Kenalin, nama gue Gabriel Affarel. Lo bisa panggil gue Aril biar lebih gampang," ucap Aril sambil mengulurkan tangannya.

Zakri duduk lalu membalas uluran tangan Aril. "Zakri."

"Gue Reylan Zuar. Panggil aja Reylan," ucap Reylan disambung bersalaman dengan Zakri.

"Ah, iya. Gue mau pesen makanan, cacing di perut gue udah pada meronta," ucap Zakri sambil memegang perutnya.

Aril dan Reylan tertawa. Mereka pikir Zakri adalah orang yang sombong dan tidak suka berbaur dengan orang-orang yang receh seperti mereka. Ternyata, Zakri mudah akrab.

"Sekalian pesenin gue bakso, Ri!" ucap Aril.

"Gue juga sama ya, Ri!" sambung Reylan.

Zakri tersenyum jahil kepada mereka yang membuat Aril dan Reylan bingung melihatnya. Ia berjalan melenggang dengan santai. "Mpok, pesen baksonya tiga mangkok porsi jumbo ya, ntar yang bayar Aril!"

Aril yang mendengar itu pun langsung terdiam dan memasang ekspresi syok. "Nyesel gue kenal sama lo, Ri."

Zakri hanya terkekeh seolah tidak bersalah, sedangkan Reylan sudah terbahak dari tadi.

☕☕☕

Delapan jam pelajaran di sekolah telah usai. Karena berangkat sekolah bersama Nessa, pulang sekolah pun harus bersama Nessa. Harus tanggung jawab.

Risa memeluk tas ranselnya. Ia mengambil ponsel dari sakunya. Rasanya, sudah lama sekali mereka tidak bersantai bersama. Hari ini, mereka memutuskan untuk pergi ke kafe yang selalu menjadi tempat nyangkut mereka. Sebenarnya, tempat itu sederhana, tapi terasa nyaman. Dan di sanalah minuman tiramissunya yang terlezat bagi Risa.

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon