#23 - Berkemah!

118 19 2
                                    

Sebelum lo nembak Risa, gue sudah buat lo kehilangan kepercayaan dari Risa. Rasain lo, batin lelaki itu.

☕☕☕

Semua siswa berjalan kaki. Dengan bawaan di punggung masing-masing, perjalanan tentu terasa sangat berat dan lambat.

"Pak, kenapa, sih kita nggak naik bus aja? Tuh, ada yang ke sana pakai mobil, pakai motor," keluh Aril.

Pak Bima menghela napas. "Biar kalian semua merasakan berkemah yang sebenarnya, hahaha ...." Pak Bima terkekeh.

"Iya, Pak. Tapi ini berat banget!"

"Ah ... kamu laki-laki kok lemah. Nessa aja santai tuh, anggap hiking."

Gadis yang merasa namanya disebut hanya melirik sekilas. Jujur, di dalam hatinya ia masih merasa kesal karena telinganya dijewer.

Zakri mendekat ke arah Aril kemudian merangkulnya. "Semangka! Semangat kaka! Hahaha!" Aril mendengus pasrah dan melanjutkan perjalanan dengan malas. "Hmmm ... gue bakal buat lo semangat, deh."

Aril menoleh. "Apa, Ri? Sumpah gue males banget jalan gini, bawaan berat juga."

"Oke. Kalau gitu, ayo kita jalannya bareng dia." Aril menunjuk seseorang lurus di depannya. Aril memindahkan tatapan matanya ke arah orang yang ditunjuk Zakri. Sedetik kemudian, ia kembali menatap Zakri dengan mata berbinar. Mereka langsung mendekat ke arah orang itu.

Nessa menoleh. "Bukan cuma lo yang males jalan, Ril. Gue juga."

"Bukan cuma lo yang males jalan, Nes. Gue juga." Risa ikut bicara dengan tatapan fokus ke jalan.

"Bukan cuma lo yang males bawa bawaan, Ris. Gue juga." Zakri menimpali. Hingga akhirnya, sepanjang perjalanan mereka diisi dengan berbincang-bincang dan menyanyi sesekali.

Perkemahan Sukamantri berada di kaki Gunung Halimun Salak. Dengan kendaraan, perjalanan ke sana mungkin hanya setengah jam. Tapi dengan berjalan kaki, mereka tiba di sana hampir satu jam.

Sepanjang jalan banyak sekali pohon besar nan rindang. Jalannya berbatu dan berkelok-kelok.

Mereka sudah tiba di depan gerbang yang di atasnya bertuliskan 'BUMI PERKEMAHAN SUKAMANTRI'. Seluruh murid menghela napas panjang, melepas kelelahannya.

Pak Bima menuju pos dan menjelaskan kedatangannya serta seluruh murid kepada petugas di sana.

"Ayo, anak-anak. Kita masuk dan bangun tenda kita!" seru Pak Bima. Seluruh murid bersorak riang sambil berjalan mencari tempat untuk membangun tenda.

"Semuanya, berkumpul dulu!" intruksi Pak Bima. "Sebelumnya, Bapak akan membagikan tim atau kelompok kemah kalian. Dalam satu tenda, ada empat orang."

Seluruh murid riuh, sibuk mencari teman satu tenda mereka.

"Kalian tidak perlu sibuk. Bapak sudah memilihkan kelompok kalian."

Ucapan Pak Bima membuat para murid cemberut dan beberapa berdecak kesal.

"Tenda satu. Anggotanya adalah Zakri, Keyzhia, Renata, dan Aril."

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang