#20 - Persiapan Camping

141 19 6
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ingin dihindari hampir seluruh siswa. Hari berbaris paling lama di lapangan dipayungi terik matahari--hari Senin. Artinya, tinggal tujuh hari kesempatan buat Zakri membuktikan bahwa ia adalah orang yang benar-benar pantas dan memang orang yang terbaik untuk sang pujaan hatinya yang tak lain dan tak bukan adalah Clarisa, gadis pecinta tiramissu.

Seluruh siswa sudah diintruksi lewat speaker untuk segera berbaris di lapangan sekolah. Semuanya berbaris rapi. Tak ada yang berbicara. Mereka mengikuti upacara bendera dengan khidmat.

Dua puluh lima menit upacara berlangsung, akhirnya selesai. Seluruh murid dibubarkan. Zakri mencari sahabatnya yang kelasnya terpencar dengannya.

"Aril!" seru Zakri sambil mengibaskan telapak tangannya di udara saat melihat Aril. Aril sedang bersama Reylan. Zakri melihat Reylan langsung pergi entah kemana setelah bersalaman dengan Aril. Sedangkan Aril langsung tersenyum dan menghampiri Zakri.

"Hai, Ri! Gue gerah banget, ke kantin kuy!" Tanpa menunggu jawaban dari Zakri, Aril langsung merangkulnya membawa ke arah kantin.

☕☕☕

Aril menghabiskan sebotol air mineral dalam sekali minum. Zakri menggeleng pelan melihat sahabatnya itu sangat kehausan hanya karena berbaris beberapa menit di lapangan. Keringatnya bercucuran di dahi dan lehernya. Wajar saja, pagi ini sinar matahari terasa sangat panas.

Aril meletakkan botol air mineral yang baru saja dihabiskannya sembari meneguk air yang disimpan dalam mulutnya. Sedetik kemudian, kepalanya menengadah dan menatap mata Zakri.

"Ri, lo punya saingan."

Zakri mengangkat sebelah alisnya. "Maksud lo?"

"Reylan ... Dia suka Risa. Dia pengen dapetin Risa. Gue sudah peringatin dia, kalau mereka itu sahabat dan jangan sampai cinta menghancurkan persahabatan kami! Gue juga sudah ingatin kalo Risa milik lo, tapi dia nggak mau nyerah," tutur Aril dengan raut wajah kesal.

"Nggak pa-pa." Zakri menghembuskan napas panjang, "Gue tau. Kemarin dia ngajak Clarisa jalan berdua ke taman. Katanya Nessa, Reylan nggak biasa jalan berdua, ke taman pula."

"Jadi, lo cerita ke Nessa?" Zakri mengangguk. "Ya, memang benar kata Nessa. Dia nggak biasa. Jadi, lo sekarang ada konflik dong sama Reylan?"

Zakri mengulum bibir dalamnya seraya mengangguk tiga kali. "Ya ... begitulah. Tapi, gue masih punya waktu seminggu kok buat buktiin kalau gue yang terbaik buat Risa."

Aril tersenyum senang melihat sahabatnya masih tetap semangat, walaupun sebenarnya di dalam hatinya ia sangat sedih sahabat yang sudah lama ia kenal berubah hanya karena rasa egois membutakannya.

"Hm." Aril berdehem ingin mencairkan suasana. "Besok sekolah kita ngadain camping, 'kan? Lo mau pergi beli perlengkapan kemah bareng? Nanti, gue ajak Risa sama Nessa juga."

Zakri menonjok lengan Aril. "Lo mau beli perlengkapan kemah atau modusin Nessa?"

Aril meringis. "Dua-duanya."

"Lo tau nggak Ri, waktu camping ini waktu yang gue tunggu!"

"Kenapa? Nggak ada yang istimewa dari camping. Cuma bangun tenda, tidur di dalamnya. Makan masak sendiri. WC nggak ada. Bukannya senang kayaknya gue malah bakal sengsara."

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now