#9 - Terindah

192 27 4
                                    

BUDAYAKAN MEMBACA PELAN-PELAN

"Meskipun di mulut gue bilang lo jelek, tapi di hati gue, lo yang terindah."

☕☕☕

"Lo mau ngomong apa, Ris?" ujar Nessa seraya menyodorkan sepotong sandwich yang ia bawa.

"Tadi malam, gue dapat chat dari nomor nggak dikenal. Gue nggak tau itu siapa tapi gue bales aja," kekeh Risa. "Kira-kira siapa ya, Nes?"

"Pengagum rahasia lo mungkin," sahut Nessa santai sambil melahap sandwichnya. Padahal, ia sudah tahu bahwa itu adalah Zakri.

"Ngaco."

"Oh iya Ris, tadi pagi lo ngomong apaan sama Zakri?" tanya Nessa. Rona merah seketika menyelimuti pipi Risa. Ia teringat ucapan Zakri yang akan menembaknya di hari ulang tahunnya. "Oy, Ris! Blushing aja tuh pipi," goda Nessa.

"Apaan sih Nes, nyebelin ih!" ucap Risa seraya memalingkan wajah dan menggembungkan pipinya. Sedangkan Nessa tertawa renyah melihat sahabatnya itu.

"Ris," suara berat itu membuat Risa menoleh, "lo pulang sama siapa?"

Risa mengernyit. "Sama sopir, kenapa?"

"Kasih tau sopir lo, nggak usah jemput. Biar gue yang antar lo pulang," ucapnya dibalas anggukan oleh Risa. Zakri tersenyum kemudian melenggang pergi. Baru kali ini Risa melihatnya tersenyum manis seperti itu.

'Hell, manis? Sejak kapan manusia tidak tahu bersikap ramah itu menjadi bersikap manis? Apa yang sedang dipikirkan Risa?

"Uhuk!" Nessa pura-pura batuk tandanya menggoda Risa lagi. Risa menatapnya tajam. "Apaan sih Ris natap gue gitu? Gue keselek nih," ucapnya sembari menunjukkan sandwichnya yang belum habis.

"Nyebelin!" Risa pergi dengan wajah cemberut sedangkan Nessa malah terbahak di tempat. Dasar Nessa.

☕☕☕

"Lo kenapa nangis?"

"Zhia? Lo ngapain di sini? Mau ganggu gue lagi?" ucap Rena ketus.

"Nggak, santai aja, gue malah mau berteman sama lo," ucap gadis itu sambil tersenyum.

"Hah? Temenan? Sama gue? Lo bercanda, 'kan? Lo mau apa lagi, Zhi? Gue capek sama lo. Gue sadar kok gue itik buruk rupa, nggak mungkin gue temenan sama lo yang blasteran bule gitu. Dan juga-"

"Sshhtt..." Zhia menutup mulut Rena dengan jari telunjuknya. "Lo suka Zakri, 'kan? Lo benci sama Risa? Lo mau gagalin rencana Zakri yang mau nembak Risa? Gue bakal bantu lo. Gue bisa jadi teman lo."

"Lo serius?" Zhia mengangguk sambil tersenyum. Zhia merangkul bahu Rena dan mengajaknya beranjak. Rena tersenyum mengikuti langkah Zhia.

☕☕☕

Tampaknya cuaca sore ini bersahabat. Tidak terik tidak pula hujan. Langit teduh seteduh hati lelaki yang kini kian menunggu seorang gadis. Ia berencana mengantarnya pulang hari ini. Bahkan kalau bisa, pergi dan pulang bersamanya setiap hari. Tapi, itu hanya keinginannya, ia tahu bahwa ia tidak boleh egois.

"Hai, Ri! Sorry ya, lama," ucap gadis yang ditunggunya sedari tadi.

Zakri tersenyum, ia memasangkan helm ke kepala gadis itu.

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now