#19

115 20 4
                                    

Hari libur adalah hari yang santai. Sebuah kafe di tengah kota ini sedang dipenuhi para remaja. Termasuk Rena, Zhia, dan Reylan.

"Apa rencana lo?"

"Gue mau ajak Risa jalan," jawab lelaki itu santai seraya menyeruput minuman sodanya.

"Kapan?"

"Sore ini. Gue mau ngajak dia ke taman doang, sih."

☕☕☕

Hari sudah mulai siang. Namun, gadis manis ini masih saja enggan beranjak dari pulau kapuk. Ia masih memeluk erat gulingnya dan menutupi wajahnya dengan selimut.

"Risa, ada pacarmu di depan!" teriak Bunda dari bawah namun masih bisa ditangkap oleh telinga Risa.

Gadis itu langsung menyingkirkan selimut yang menutupi wajahnya sehingga matanya yang melotot langsung terlihat. Ia meletakkan gulingnya dan duduk di tepi ranjang.

"Pacar? Apaan sih, Bunda. Gue kan nggak punya pacar," gumam Risa.

Ia berjalan gontai ke arah pintu kamar sambil sesekali menguap dengan rambut berantakan. Ia menggenggam gagang pintu dan membukanya perlahan.

Ceklek!

"KYAAAAAA!"

Teriakan dua insan di depan kamar gadis itu membuat Aini--sang Bunda--terburu-buru menghampiri anaknya.

"Ada apa ini?" tanya Aini dengan nada cemas.

"Lo kenapa di sini? Bikin gue kaget aja!"

"Kamu tuh yang bikin aku kaget. Muka kusut, rambut berantakan. Aku kira mbak kunti!" balas lelaki itu dengan volume sama kerasnya dengan Risa.

"Aduh-aduh ... Sudah, diam!" sela Aini.

"Bunda, kenapa Bunda biarin dia masuk? Tadi Bunda bilang pacar Risa? Risa belum pacaran sama dia! Terus, tadi Bunda bilang di depan, kok di sini sih?!"

Aini yang diberi pertanyaan bertubi-tubi hanya mengulas senyum. "'Kan Bunda bilang di depan. Ya di depan kamar kamu maksudnya." Risa memutar bola matanya malas.

"Ekhm," Zakri berdehem.

"Keluar sana lo!"

"Emm ... tadi aku dengar, kamu bilang 'belum pacaran', berarti mau, kan?" tanya Zakri dengan cengiran yang lebar. Risa baru menyadari apa yang telah diucapkannya. Ia merasakan hatinya berdesir, jantungnya berdegup lebih kencang dan ia yakin wajahnya sudah memerah.

"Ngarep lo!" ucap Risa ketus sambil berlalu. Sebenarnya ia berniat untuk menetralisir detak jantungnya dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Aini dan Zakri tertawa kecil dan bertos-ria.

☕☕☕

Risa sudah tampak lebih cantik sekarang. Ia sudah wangi. Piyama pinguinnya tadi sudah diganti dengan baju kaos putih bergambar cupcake besar di tengahnya. Rambutnya yang masih basah dibiarkan terurai.

Kini ia sedang berada di halaman belakang rumah yang cukup luas, namun hanya berdua dengan lelaki yang membuat kekacauan di pagi indahnya, Zakri.

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now