#14 - Hati-hati

147 24 4
                                    

DILARANG MEMBACA DENGAN CEPAT :V

Hati-hati sama omongan laki-laki. Mereka sulit dipercaya.

☕☕☕

Clarisa
Nanti sore ke rumah gue.

Lelaki itu mengedipkan matanya dengar sirat bahagia. Kemudian ia membuka kontak lain di ponselnya. Ia mengklik tulisan call di sana.

"Halo, Zhi. Nanti malam gue ngajak Risa ke mall."

"..."

"Iya, tapi dia minta gue ke rumahnya sore ini. Gue nggak tau juga buat apa."

"..."

"Bentar lagi jam 5. Gue mau siap-siap ke rumah Risa."

"..."

"Ok, bye."

Lelaki itu mengakhiri telepon dan mematikan layar ponselnya. Ia bergegas ke kamar mandi membersihkan tubuhnya dan langsung bersiap-siap memilih pakaian. Kurang dari dua puluh menit, ia sudah siap. Lelaki itu melajukan sepeda motornya menuju rumah Risa.

Daerah perumahan yang cukup ramai menyambut kedatangan Reylan. Suasana sejuk menambah ketegangan Reylan. Ini bukan kali pertama ia ke rumah Risa, dan bukan baru saja ia kenal dengan Risa. Namun, ntah mengapa rasanya kali ini sangat berbeda.

Reylan memarkirkan sepeda motornya di depan pagar. Tampak Risa yang sedang duduk di halaman rumah langsung beranjak membukakan pagar.

Risa mengembangkan senyumnya. "Hai, Rey. Ayo masuk."

Reylan membalas senyum itu. "Iya."


Reylan mengikuti langkah Risa dari belakang. Risa tampak cerah seperti biasanya. Menunjukkan lesung pipinya setiap ia tersenyum. Rasanya Reylan sungguh tak tega jika harus melihat ia menangis. Tapi, sudahlah.

Risa menepuk bangku di sebelahnya beberapa kali, mengisyaratkan Reylan untuk duduk di situ. Reylan hanya mengangguk dan menurut.

"Lo tumben ngajak gue ke mall. Berdua doang pula. Lo mau beli kemeja buat nge-date, ya? Terus, lo nggak mau kebongkar, jadi lo ngajak gue karena gue yang lo percaya. Bener, kan?" tebak Risa sembarangan sambil terkekeh.

Reylan tertawa mendengar celotehan Risa. "Ngaco' lo kelewatan tau nggak." Risa tertawa. "Gue mau nge-date sama siapa coba?"

"Ya kali aja 'kan tiba-tiba lo jadian sama cecan."

"Cecan? Siapa? Yang cantik di dunia ini cuma lo," ujar Reylan berusaha membuat ekspresi wajahnya sesantai mungkin. Jujur, ini sulit sekali baginya. Reylan tidak pernah mengucapkan kalimat seperti itu.

"Bwahahaha!" tawa Risa meledak seketika.  Ia menatap Reylan sambil cekikikan. "Muka lo, Rey. Konyol banget! Kalo mau belajar gombal, jangan sama gue. Yang ada gue ketawa mulu."

Bagus. Wajah Reylan dikatakan konyol. Sungguh, ini benar-benar memalukan. Reylan nyengir sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal. Sekarang, Reylan kehilangan topik pembicaraan. Otaknya mendadak buntu.

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now