#16 - Berita Buruk

133 24 5
                                    

"Nghh ...."

Terdengar lenguhan gadis manis dengan tubuh minimalis yang meringkuh ketika wajahnya disorot sang surya. Ia masih tak rela membangunkan kelopak matanya yang masih beristirahat. Bahkan, panggilan bundanya seperti bunyi alarm yang sengaja disetel berulang-ulang selalu diabaikannya.

Ting-ting!

Mata Risa mendadak membelalak. Seperti predator yang baru saja mendapat tanda-tanda mangsanya mendekat. Tangannya meraba-raba sekitarnya sebelum melempar bantalnya ke sembarang arah guna mencari benda yang menimbulkan suara itu.

Tepat. Benda kecil yang berhasil membuatnya terbangun–yang hanya menimbulkan dua kali bunyi–itu ada di bawah bantalnya. Hanya benda kecil.

Ia menyambar barang itu dan tergesa menyalakannya. Ia melihat satu notifikasi. Sebuah chat dari 'Tiramissu-ku'.

Hanya satu notifikasi, senyum Risa merekah begitu saja. Seolah itu adalah yang spesial bagi Risa. Ralat, itu memang yang spesial bagi Risa.

Tiramissu-ku
[Selamat pagi! Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Bagaimana cerita mimpi indahmu?]

Sungguh, tiga pertanyaan itu berhasil membuat darah Risa mengalir ke pipinya sehingga menciptakan rona merah di sana. Risa mengulum senyumnya sebelum akhirnya cekikikan sendiri. Ia akhirnya mengetukkan jarinya beberapa kali ke layar ponselnya itu.

Clarisa
[Sangat nyenyak dan mungkin nggak akan bangun kalau kamu nggak chat. Aku juga mimpi ....]

Tiramissu-ku
[Mimpi apa? Cerita, dong!]

Clarisa
[Nggak mau! Nanti kamu ketawa.]
Tiramissu-ku
[Nggak kok, cerita aja. Kamu mimpi apa?]

Clarisa
[Aku mimpi minuman tiramissu-ku diincar kecoa sedunia. Akhirnya aku nggak dapat dan aku nangis sendirian.]

Samar-samar Risa mendengar suara tawa yang keras–yang antah berantah dari mana asalnya–atau hanya perasaannya saja. Risa memajukan bibirnya kecewa. Tidak ada lagi pesan yang masuk setelah cerita mimpinya dibaca oleh lawan chat-nya. Akhirnya ia memutuskan meninggalkan ponselnya untuk mandi dan bersiap-siap sekolah.

Berbanding terbalik dengan lelaki yang kini duduk santai di sofa dengan satu kaki di letakkan di atas pahanya. Ia sudah siap dengan seragam sekolah yang rapi. Bahkan, sangat rapi untuk lelaki SMA sepertinya.

Ia tertawa terbahak-bahak saat membaca pesan terakhir yang dikirim lawan chatnya. Pesan berisi cerita mimpi yang sangat tidak masuk akal. Kini, ia sangat bingung akan menjawab apa. Ia pun penasaran bagaimanakah reaksi lawan chat-nya sekarang. Marahkah? Bengongkah? Lelaki itu semakin terbahak membayangkannya.

Ya, lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah sosok yang menjadi teman chat misterius Risa.

☕☕☕

Lelaki jangkung yang kerap dipanggil Zakri tersenyum lebar ketika matanya mendapat Risa yang berdiri di depan rumahnya. Tentu saja sedang menunggu Zakri–ojek gratis pribadinya–,dengan raut wajah gelisah. Ia berkali-kali memandang arloji yang disematkan di pergelangan tangan kirinya.

"Sudah lama nunggu?" Yang ditanya hanya diam sembari membuang muka.

"Risayang, jangan ngambek, dong," rayu Zakri. Namun, tampaknya usahanya tidak membuahkan hasil.

TIRAMISSU (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang