02|VanVan🌷.

23.3K 1.2K 40
                                    

▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•

▪︎▪︎▪︎

Seperti siang-siang sebelumnya. Vanya, Mevan dan Rega tengah berada di kantin bagian pojok, tempat favorite mereka untuk menikmati makan siang selama jam istirahat berlangsung.

Mereka sekarang senior, tapi mereka tidak berkuasa seperti senior-senior yang lainnya. Bagi mereka, selama para junior tidak mencari masalah dengan mereka, mereka akan tetap tenang. Namun jika para junior nekat mencari masalah pada mereka atau salah satu di antara mereka, jangan harap mereka akan diam saja.

Intinya mereka memilih untuk masing-masing saja. saya yah saya, anda yah anda, seperti itu.

"Rega sayang somay gua, mana?" teriak Vanya dengan suara yang lumayan keras, dan itu membuat dirinya kembali menjadi bahan perbincangan para siswi‐siswi yang berada di kantin.

"Yaelah bacot!" decak Vanya dengan suara lantangnya.

Vanya tidak tuli, ia bisa mendengar jelas jika dirinya tengah menjadi bahan gosip para siswi yang duduk tak jauh dari mejanya.

Seketika para rombongan siswi diam dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Mulut lo Anya," Mevan menatap Vanya dengan wajah datarnya.

"Maaf sayang, Anya keceplosan," kekeh Vanya dengan wajah yang berubah menjadi imut.

"Bukan tingkah lo aja yang aneh, mulut lo juga tajem," sinis Rega yang baru saja datang dengan satu piring somay yang pemuda itiu letakan di hadapan Vanya.

"Aku 'kan keceplosan sayang," sahut Vanya yang kini menatap Rega dengan wajah imutnya.

"Bangsat!" umpat Rega sambil membuang muka.

Geli juga lama-lama dengan muka Vanya dibuat imut.

"Pacar lo yang mirip boneka Anabell itu ke mana, Ga?" tanya Vanya dengan santainya.

"Tertelan bumi? atau dipungut pemulung?" tambah Vanya sambil memakan somaynya.

"Mulut lo Anya! untung gua masih bisa sabar, kalo engga? udah gua bangsat-bangsatin lo di sini!" tegur Rega dengan nada marah yang tertahan.

"Nah gitu dong emosi! gua 'kan jadi makin sayang sama lo, Ga," balas Vanya dengan wajah tenangnya, tidak peduli dengan Rega yang saat ini tengah menahan diri agar tidak mengamuk.

"Van! gua mau mati dulu. kalo nanti guru nanyain gua bilang aja, Rega mati bunuh diri di jamban!" setelah mengucapkan itu Rega berlalu pergi dengan wajah yang memerah.

"Udah napa ngejailin Rega-nya, kasian dia emosi mulu," ujar Mevan. Dirinya hanya bisa menghela napas lelah untuk terus menghadapi tingkah dan sikap gila Vanya.

"Ngejailin dan ngeganggu Rega itu udah jadi hobi gua Van, gua bakal kesepian kalo gak liat wajah emosi Rega," ucap Vanya terus terang sambil terkekeh pelan pada Mevan.

"Tapi jangan separah itu juga kali ngejailinnya, kalo Rega gak bisa nahan emosi terus bablas gimana? dia bakal ngeluarin Rega yang gak pernah lo liat sebelumnya," balas Mevan dengan wajah tenangnya namun begitu terlihat lelah.

"Gua udah kenyang Van, balik ke kelas yok!" ajak Vanya sambil beranjak dari kursi, berjalan lebih dulu meninggalkan Mevan

Helaan napas kasar keluar dari belah bibir Mevan, pemuda itu harus bisa bersikap sabar dengan Vanya yang tak pernah mau mendengarkan ucapannya.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now