46.

6.9K 389 13
                                    

PERTAMA-TAMA SAYA SELAKU AUTHOR MAU NGUCAPIN MINTA MAAF JIKA MAKIN KESINI SAYA SERING LAMA UPDATE, ITU KARNA MOOD SAYA YANG TERKADANG SERING MALAS UNTUK MELANJUTKAN MENULIS HINGGA BERAKHIR LUPA ALIR:'.

MUNGKIN ALUR SETELAH INI AKAN SAYA CEPATKAN AGAR BISA SELESAI CERITA INI.
MOHON MAAF JIKA JIKA SAAT DIBACA SANGAT TIDAK JELAS ATAU TIDAK NYAMBUNG.

PERCAYA LAH, SAYA SUDAH BERUSAHA MELAWAN RASA MALAS SAYA YANG BENAR-BENAR MALAS UNTUK AKTIF DI DUNIA WATTPAD SEPERTI DULU LAGI.

JIKA SAYA HIATUS ITU TIDAK MUNGKIN, APALAGI JIKA SAYA MENGANTUNGKAN CERITA INI, ATAU JUGA JIKA SAYA MAU SAYA BISA UNPHUBLIS CERITA INI, TAPI TIDAK SAYA LAKUKAN, SAYA TIDAK INGIN MEMBUAT KALIAN KECEWA.

YAHHH MESKI SAYA SENDIRI KECEWA KARNA SAYA TIDAK BISA SEPERTI DULU LAGI:( TIDAK BISA SEAKTIF DULU LAGI:( HINGGA MEMBUAT JUMLAH PEMBACA DAN VOTE MENURUN.
APALAGI SAYA SUDAH KELAS 1W YANG OTOMATIS SIBUK DENGAN TUGAS-TUGAS DAN UJIKOM.

DOAIN YAH BIAR BISA NGELANJUTIN CERITA INI SAMPAI SELESAI, DAN JUGA CERITA SEBELAH.

KARNA SETELAH INI MUNGKIN SAYA BAKAL ISTIRAHAT SEBENTAR, HINGGA SAYA BISA MENGATUR WAKTU DAN BISA KEMBALI SEPERTI DULU LAGI:)

SELAMA MEMBACA....

***



Istirahat kali ini Mevan habiskan di atas rooftop bersama Rega dan juga Vanya yang sudah kembali masuk sekolah setelah ia yakin jika Vanya telah sembuh total.

Mevan, Vanya dan Rega duduk di karpet yang Rega colong dari musholah tadi, entah mungkin nanti yang menjaga musholah akan pusing memikirkan karpet yang hilang satu, tapi yang jelas Rega sudah sejak kemarin-kemarin ingin merasakan tidur nyaman di rooftop mengunakan karpet musholah.

Rega yang sudah sudah puas merasakan nyamanya bermesraan dengan karpet musholah, kini mengambil gitar untuk menghilangan bosan karna telah menjadi angin lalu bagi Vanya dan Mevan yang tengah sibuk berselfie ria, sedangkan dirinya? Dirinya hanya bubuk ranginang sisa lebaran yang tidak di anggap kehadirannya.

"Harta yang paling berharga-" nyanyian Rega terpotong oleh Vanya.

"Itu lah kelurahan," serga Vanya dengan asal ceplos.

Rega diam, menatap aneh Vanya, namun detik berikutnya kembali meneruskan nyanyiannya.

"Cinta yang paling mulia-" lagi-lagi nyanyian Rega terpotong oleh Vanya.

"Itu lah kecamatan," dan untuk ke dua kalinya juga Vanya melanjukan nyanyian Rega dengan asal ceplos.

"Woy curut! Kalo kagak tau liriknya kagak usah ikut nyanyi ibab!" sewot Rega.

"Suka-suka gua lah, gua yang nyanyi lo yang ribet kek emak-emak!" balas Vanya tak kalah sewot.

Rega menghela nafas, mengusap dadanya sabar dan kembali memainkan gitarnya, menyanyikan lagu lain yang tidak akan di ganggu oleh Vanya

"Lihat aku...-"

"Embung!"

"Bangsat! Nyanyi sendiri lo sana! Kesel gua ya allah!"

Dan detik berikutnya Rega menyimpan gitarnya dengan sedikit kesal, berdiri dari duduknya dan berdiri di ujung rooftop.

Baru kali ini seorang Rega terbawa perasaan oleh candaan Vanya yang menurutnya sangat garing.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now