50.

6.9K 329 10
                                    

Pagi ini kelas Vanya benar-benar seperti pasar, guru yang belum datang untuk mengajar membuat seisi kelas seperti anak-anak TK, ada yang saling kejar-kejaran, bernyanyi dan berdangdut, ada yang bermain congklak, ada yang main tiktok, ada yang melanjutkan tidur dan ada juga yang berselfi.

Namun di bangku ke tiga barisan pertama disana ada Vanya yang sedari tadi diam, biasanya jika kelas tengah seperti ini Ia akan ikut meramaikan kelas dengan ikut dangdutan, tapi entah kenapa kali ini Vanya berubah seperti patung, hanya diam dan tak memperdulikan sekitarnya.

Mevan yang baru saja menyadari sikap Vanya pun menanyakan pada Rega dengan memberi kode lewat mata, namun Rega hanya menganggkat ke dua bahunya, tanda tidak tahu dan kembali sibuk ikut bermain tiktok dengan para siswi.

Mevan menegung ludahnya sendiri, mengucap bismillah di dalam hati, jaga-jaga agar setan di tubuh Vanya tidak berpindah padanya jika memang Vanya tengah kerasukan, eh.

"Nya!" panggil Mevan dengan suara sedikit keras, dan itu sukses membuat Vanya terkejut.

"Jangan deket-deket!" perinta Vanya sambil mendorong tubuh Mevan.

Mevan terkejut, apa ia memanggil Vanya cukup keras hingga membuat Vanya menyuruhnya menjauh?.

"Yaloh Nya, ini gua," kata Mevan saat melihat tatapan judes Vanya.

"Jangan ngedeket gua bilang!" ucap Vanya dengan nada tegas.

Kali ini Mevan yakin seratus persen jika Vanya tengah kerasukan.

"Nya... sadar Nya sadar," titah Mevan sambil menguncangkan tubuh Vanya.

"Berisik! Jauh-jauh lo dari gua! Kalo gak gua bunuh lo!"

"Sayang.... Allahula laailaahaailla huwal hayulqayum- A-awww... sakit Nya" Mevan yang tengah membaca ayat kursi pun terhenti saat Vanya marik telingganya dengan begitu keras.

"Taik! Lo kira gua kesurupan, gua lagi PMS bego!!!" geram Vanya dengan terus menarik telinga Mevan dengan begitu keras.

"Yaloh Nya gua gak tau... gua minta maaf, anj-"

"Apaan lo? Mau ngomong kasar ke gua iya? Mau gua diemin satu tahun hah?"

"Eh... eh... apaan enggak, bukan gitu a-a-awww, Anya udah Nya sakit kuping gua."

Vanya melepaskan tangannya dari kuping Mevan, melipat ke dua tangannya di depan dada dengan wajah yang terlihat sangat mengerikan untuk Mevan.

Sial! Mevan ternyata telah membangunkan induk singa.

"Beliin gua kiranti!" titah Vanya yang membuat Mevan menganga.

Vanya menatap Mevan tajam, "Kenapa? Malu belinya?" tanya Vanya dengan sorot mata yang mengajak Mevan untuk tauran.

Mevan yang melihat Vanya pun bergidik ngeri, dari pada ia diperlakukan lebih dari yang tadi oleh Vanya, lebih baik dirinya menurut saja.

"Enggak-enggak! Tunggu bentar yah gua beli dulu," kata Mevan yang langsung pergi dari hadapan singa betina.

***

Pagi ini Mevan benar-benar sial, setelah terkena amuk macan betina, saat membeli kiranti dirinya terkena tilang, dan sekarang saat dirinya telah kembali ke sekolah ia malah terkena hukuman, Ia lupa jika guru yang akan mengajar di kelasnya adalah guru yang tidak mau muridnya masih berada di luar kelas saat ia akan mengajar.

Dan disini lah Mevan sekarang, di bawah terik matahari yang mulai panas, dirinya tengah mengelilingi lapangan.

"Nasib-nasib," gumam Mevan dengan kesal.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now