17.

13.1K 719 15
                                    

Berhubung ini lagi bulan puasa, author cuman mau ngasih tau kalo cerita ini bakal slow update, jadi gak nentu mau up kapan.

Selamat membaca.

Mevan menatap gadis di depannya dengan raut wajah biasa saja, ia menunggu gadis di hadapannya itu bersuara terlebih dahulu.

Gadis itu Lutry, yang menghalangi jalannya saat ingin kembali ke kelas. Memohon padanya agar meminta waktunya sebentar untuk mengobrol, dan sekatang saat ia mengizinkannya, Lutry malah diam saja dengan kepala menunduk.

"Maafin gua kak," ucap pelan Lutry dengan kepala yang masih menunduk.

"Untuk apa?" tanya Mevan dengan kening berkerut.

"Udah nyebarin gosip yang engga-engga, maafin gua kak gua gak mau di jauhin sama lo," ucap Lutry dengan suara gemetar.

"Lut gua gak ngejauhin lo, tapi gua udah gak bisa bantu lo lagi," jelas Mevan yang tidak ingin Lutry salah paham.

"Gua beneran suka sama lo kak, apa gua salah kalo gua suka sama lo?" Lutry menatap Mevan dengan sedih.

"Gak salah sih, tapi gua gak bisa bales perasaan lo, gua gak suka sama lo Lut dan gua lagi gak suka sama siapa-siapa saat ini," jelas Mevan mencoba membuat Lutry mengerti dengan ucapannya.

"Gua gak minta lo buat bales perasaan gua kak, tapi gua cuman minta buat jangan menjauh."

"Maaf Lut, tapi dari kecil gua udah di jodohin sama Vanya, gua emang gak suka sama Vanya tapi Vanya tanggung jawab gua Lut, gua gak mau bikin Vanya ngerasa kalo gua menjauh darinya, sekali lagi maaf," setelah mengucapkan itu Mevan langsung berlalu pergi dari hadapan Lutry.

Mevan merasa bodoh karna telah mengucapkan itu tapi mau bagaimana lagi? Hanya cara itu yang mungkin nanti bisa membuat Lutry menjauhinya, mungkin.

***


"Dari mana?" tanya Vanya tepat saat Mevan duduk di sampingnya.

"Ngobrol sama Lutry," jawab Mevan yang seketika membuat Vanya merubah ekspresi wajahnya.

"Dia beneran suka gua Nya," kata Mevan yang sama sekali tidak mau di dengar oleh Vanya.

"Tapi gua bilang kalo gua gak bisa bales perasaan dia karna gua gak suka sama dia," tambah Mevan yang malah membuat Vanya tersenyum sinis.

"Sekarang gak suka, tapi nanti?" Vanya menatap Mevan dengan raut wajah meremehkan.

"Gua bilang ke dia kalo gua udah di jodohin sama lo, gua bilang ke dia kalo gua harus jagain lo karna nantinya lo bakal jadi masa depan gua," kata Mevan yang benar-benar sukses membuat Vanya ingin terjun dari lantai 20 detik itu juga.

"Gak tau kenapa gua pengen fokus ke lo, mungkin gua munafik dengan terus bilang engga, padahal mah mau kan taik," Mevan terkekeh pelan saat melihat raut wajah Vanya yang tanpa ekspresi sama sekali.

"Kemaren gua gak sengaja denger emak gua lagi ngobrol sama emak lo, kalo kita bakal di jodohin," kata Mevan dengan sedikit was-was saat Vanya hanya diam saja.

"Lo mau di jodohin sama gua?" tanya Vanya dengan raut wajah yang masih tidak ada ekspresi.

"Awalnya gak mau, tapi ternyata gua munafik," jawab Mevan sambil mengaruk belakang telinganya karna gugup.

Vanya diam, ia tidak tau harus berbicara apa. Ucapan Mevan barusan benar-benar membuatnya tak bisa bernafas. Maksud dari ucapan Mevan apa? Karna yang ia tau Ia maupun Mevan tidak memiliki perasaan lebih dari sebatas sahabat.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Where stories live. Discover now