01. Taeyong (태용)

39.9K 5.4K 1.1K
                                    

"Dokter Jung, pimpinan menunggu mu di ruangannya."

Pria berjas putih itu mengangguk pelan lalu beranjak dari posisinya. Mengikuti sosok berbaju serupa yang terlebih dahulu melangkah didepannya.

Saat sampai tepat didepan pintu ruangan pimpinan, sosok yang tadi mengantarkan dokter Jung pun berbalik, menepuk pelan pundak pria itu lalu berucap, "Semuanya akan baik-baik saja, Jaehyun."

"Hyeong," Jaehyun menggeleng lemah, "Aku... Tidak bisa."

"Percayalah," ucap pria yang dipanggil Hyeong oleh Jaehyun, "Kau bisa, cukup katakan padanya sesuai dengan yang ku beritahu semalam. Paham?"

Jaehyun menghela napasnya pelan, mengangguk paham lalu memutar kenop pintu ruangan pimpinan.

Ketika pintu itu terbuka, kedua netra Jaehyun disuguhi pemandangan yang semakin membuat jantungnya berdegup kencang. Tak hanya ada pimpinan, namun direktur bahkan sang pemilik saham terbesar di rumah sakit Yongsae juga duduk di sofa yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri sekarang.

"Dokter Jung," panggil direktur rumah sakit lalu beranjak dari posisinya, "Kemarilah."

Jaehyun menunduk sopan lalu berjalan kearah kumpulan orang-orang penting itu. Ia kemudian duduk di sofa yang bersebelahan langsung dengan pemilik saham terbesar dan berada disebelah kanan sofa tunggal sang pimpinan rumah sakit.

Tak ada percakapan selama beberapa menit, hanya suara cangkir yang diletakkan di atas meja sebab para petinggi itu tengah menikmati teh hangatnya. Namun Jaehyun punya firasat, dibalik diamnya orang-orang itu, ada sebuah keputusan besar yang telah mereka buat.

"Dokter Jung."

Jaehyun menoleh ke sumber suara dan mendapati pimpinan rumah sakit tengah memandanginya, "Iya, euisa-nim."

"Kau pasti tahu tujuan kami memanggilmu ke ruangan ini bukan?"

Jaehyun menjawabnya dengan anggukan lemah.

"Tolong jelaskan kronologi kejadian kemarin," ucap pimpinan bermarga Lee itu, "Jika kita semua telah tahu apa yang terjadi sebenarnya, maka kami akan berusaha untuk menjelaskan hal itu kepada media." Sambungnya tanpa melepas tatapan dari Jaehyun.

"Aku... Membunuhnya."

Mendengar hal itu terucap dari bibir Jaehyun membuat semua orang yang duduk di sofa terbelalak.

"Jangan mengucapkan kalimat itu dokter Jung," ujar sosok yang duduk disebelah Jaehyun, "Tidak ada dokter yang membunuh pasiennya." Sambungnya dengan nada dingin.

"Tapi aku membunuhnya," jawab Jaehyun.

"Jung Jaehyun!"

Sang pemilik saham terbesar rumah sakit yang duduk disebelah Jaehyun berteriak lalu bangkit dari posisinya, "Keluar dari tempat ini dan kembali ke ruanganmu!"

"Kenapa anda tak bisa menerimanya?" Jaehyun menatap nanar sang pria paruh baya yang tengah memasang tampang murka, "Jika aku seharusnya dipecat, tolong lakukan hal itu. Jangan mencoba membohongi publik denganㅡ" ucapannya lantas terhenti saat sebuah tangah dingin mendarat tepat di permukaan kulit pipi.

"Tuan Jung," direktur Kim beranjak dari posisinya lalu menahan pria paruh baya itu agar tak lagi menampar Jaehyun, anaknya sendiri.

Direktur Kim menatap Jaehyun khawatir, "Jaehyun-ah, kembali lah ke ruanganmu." Ucapnya.

Jaehyun berdiri, membungkuk sopan pada sang pimpinan sebelum melakukan hal yang sama pada ayahnya sendiri, "Aku permisi, abeoji." Ujarnya, "Dan maaf jika aku tak akan pernah kembali lagi."

S I R E N | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now