16. Separate (분리된)

13.3K 2.7K 335
                                    

"Apa itu anda, Taeyong-ssi?"

Taeyong menghela napas panjang ketika sosok lelaki paruh baya menghampirinya di lobi apartemen. Ia mengangguk lemah sebelum kembali menoleh ke belakang; memerhatikan lift yang kembali terbuka, namun tak ada Jaehyun disana.

Sementara itu, sang supir yang telah disewa oleh Jaehyun kembali angkat bicara. "Aku akan mengantar anda ke Busan," katanya dan sontak membuat Taeyong menoleh.

"Bukannya kau ingin mengantarku ke stasiun?" Taeyong mengangkat alisnya.

Si pria paruh baya lantas tersenyum tipis. "Sebelumnya begitu, tapi tuan muda Jaehyun menyuruhku agar mengantar anda ke Busan," terangnya. Ia pun heran mengapa sang atasan tiba-tiba berubah pikiran beberapa menit yang lalu.

Jaehyun menyuruhnya untuk berpura-pura sebagai supir taxi dan mengantar pria bernama Taeyong; dokter muda itu bahkan mengiriminya foto si calon penumpang. Namun kurang dari sepuluh menit kemudian, Jaehyun kembali mengiriminya pesan agar mengantar lelaki manis itu ke Busan.

Kaki Taeyong terasa berat. Ia benar-benar tidak rela meninggalkan Seoul secepat ini. Lebih tepatnya meninggalkan Jaehyun yang masih terlihat ketakutan di waktu-waktu tertentu. Terutama ketika dokter muda itu dihadapakan dengan orang sakit dan melihat luka kecil.

"Bisakah kita berangkat sekarang, Taeyong-ssi?" Sang supir kembali mengambil alih atensi si lelaki manis.

Pada akhirnya Taeyong mengangguk. Ia hanya bisa pasrah, dan kembali ke lautan. Jika memang sebuah hukuman telah menantinya, ia mengaku siap. Asalkan kepergiannya membuat Jaehyun tenang dan bahagia.

Sesampainya di halaman depan apartemen, Taeyong menautkan alis ketika sang supir membuka pintu mobil untuknya. Bukankah dia supir taxi? Batinnya. Namun yang Taeyong dapati justru mobil mewah berwarna hitam mengkilat.

"Seingatku, taxi yang ada dalam drama tidak seperti ini," celetuk Taeyong yang masih berdiri disamping mobil.

Lelaki paruh baya disampingnya tersenyum tipis. "Ini taxi spesial, Taeyong-ssi."

"Apa kau ingin menculikku?" Taeyong tiba-tiba teringat dengan drama yang ia tonton semalam. Dimana sang pemeran utama dibawa oleh sosok berjas hitam;persis seperti supir disampingnya. Setelah itu si pemeran utama dibawah ke sebuah gang, kemudian disekap dalam gudang.

"Aku tidak punya uang," Sambung Taeyong lalu mengerucutkan bibir. "Jaehyun juga tidak akan menyelamatkan ku," katanya dengan nada lirih.

"Aku hanya akan mengantar anda, Taeyong-ssi," sang supir kembali menyunggingkan senyum sebelum menunduk sopan, masih memegangi gagang pintu penumpang pada jok belakang. "Silahkan," ucapnya.

Taeyong mengangguk paham. Kalaupun nantinya ia disekap, menggunakan kekuatan tak ada salahnya. Meski pada akhirnya ia akan kembali merasa lemah.

"Taeyong!"

Belum sempat Taeyong masuk kedalam mobil, namun sebuah pekikan membuatnya tersenyum sumringah. Ia menoleh ke sumber suara dengan harapan yang amat besar.

Sayangnya, menggantung harapan setinggi langit membuat Taeyong justru merasa kecewa. Sebab, pria yang ia harapkan datang justru tak sesuai dengan kenyataan.

"Kau mau kemana?" Tanya pria yang baru saja menghampiri Taeyong.

"Junmyeon?" Taeyong memiringkan kepala ragu. "Apa aku salah ingat?" Meski daya ingatnya yang amat tajam telah kembali, namun Taeyong tak cukup yakin dengan nama pria didepannya. Mereka baru bertemu sekali di panti asuhan.

"Tidak, kau tidak salah ingat." Junmyeon terkekeh. "Apa kau baru saja mengunjungi Jaehyun?"

Taeyong lantas menjatuhkan bahu. Ia menggeleng, "Tidak," katanya. "Aku... Harus pergi."

S I R E N | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now