03. Forget (잊다)

23.8K 4.3K 467
                                    

Aula rumah sakit Yongsae telah dipenuhi oleh jurnalis dan wartawan yang siap meliput konferensi pers terkait kasus meninggalnya seorang pasien akibat dugaan malpraktik. Petinggi rumah sakit dan beberapa dokter senior pun telah duduk di kursinya satu persatu. Mereka masih menunggu sang bintang utama datang dan memberikan kejelasan tentang kasus yang kian memanas dikalangan masyarakat.

Suara jepretan kamera bersahut-sahutan ketika pintu aula terbuka, menampilkan sosok berjas putih dan tatanan rambut rapih.

Namun, yang membuat awak media saling berbisik-bisik adalah ketika sosok itu berdiri di podium seorang diri.

"Selamat siang."

Seluruh audience dan awak media menunduk hormat lalu kembali memerhatikan tuan Jung yang telah siap dengan pidatonya.

"Aku berdiri disini untuk mewakili dokter Jaehyun, anakku sendiri." Katanya dengan raut wajah penuh sesal. "Sebelumnya aku ingin menyampaikan rasa maaf ku karena Jaehyun tak bisa menghadiri konferensi pers hari ini."

"Ada apa dengan dokter Jaehyun, Tuan Jung?"

Direktur Kim yang duduk di barisan kursi sebelah kanan awak media mengangkat tangan, mengisyaratkan agar pertanyaan yang hendak dilayangkan baiknya ditunda sampai pada waktu yang ditentukan.

Melihat hal itu tuan Jung mengangguk paham, "Jaehyun terbaring lemah di rumah, ia drop bahkan trauma dan tak bisa bertemu siapa-siapa," ujarnya.

Bisikan-bisikan dari petinggi rumah sakit juga awak media kembali terdengar, Tuan Jung sendiri tahu bahwa mereka pasti akan mempertanyakan alasan ini. Bahkan, mungkin diantara mereka ada yang mengiranya tengah membual demi melindungi sang anak, pikirnya.

"Aku hadir di tempat ini untuk menjelaskan apa yang telah dialami oleh dokter Jaehyun, anakku." lanjut tuan Jung sembari menatap kamera yang seolah tengah menodongnya, "Kemarin aku telah memeriksa CCTV khusus yang ada di ruang operasi."

Suasana di ruangan itu seketika hening, hanya jepretan kamera yang sesekali menjadi perantara keseriusan antara audience dan pembicara.

"Jaehyun salah, sebab ia tetap melanjutkan operasi saat listrik tiba-tiba padam. Hanya dengan bermodalkan senter minim cahaya, tangannya tetap bergerak membedah tubuh pasien."

Tuan Jung menarik nafasnya dalam, sebelum kembali bersuara.

"Tapi saat operasi selesai dan listrik telah menyala, keadaan pasien sangat normal. Aku bisa membuktikannya dengan data-data hasil pemeriksaan pasien kemarin."

Tuan Jung menoleh, menatap satu persatu petinggi rumah sakit yang duduk disisi kanan podium, "Jika kalian menjadi Jaehyun, apa yang akan kalian lakukan?" Tanyanya lalu kembali menatap ke arah wartawan, "Jika aku menjadi Jaehyun, aku pun akan melakukan hal yang sama ketimbang harus menghentikan operasi dan melihat pasienku yang sekarat mati begitu saja tanpa berusaha sedikitpun menolongnya."

"Tapi itu menyalahi aturan tuan Jung."

"Benar," jawab Tuan Jung saat seorang wartawan menyanggahnya. "Itu memang menyalahi aturan."

Pria paruh baya itu menghela nafas pelan, "Maka dari itu peraturan skorsing dibuat." Ujarnya, "Jaehyun siap menerima skorsing sesuai dengan kebijakan rumah sakit Yongsae."

"Lalu bagaimana dengan keluarga korban yang mengajukan tuntutan Tuan Jung?" Sela wartawan lain.

Tuan Jung menarik salah satu ujung bibirnya, mengangkat secarik kertas yang ia bawa dan menunjukkannya pada awak media juga petinggi rumah sakit disebelah kanannya,

"Mereka telah mencabut tuntutan itu," ujarnya, "Kedua belah pihak telah menyelesaikan masalah ini dengan cara kekeluargaan dan tanpa paksaan."

Direktur Kim menautkan alis sebab Tuan Jung sama sekali tak memberi tahunya tentang pencabutan tuntutan itu.

S I R E N | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang