22. Jinyoung (진영)

12.3K 2.3K 465
                                    

Selagi menunggu Taeyong bersiap-siap, Jaehyun yang tengah terduduk pada ruang tengah lantas menekan sebuah kontak pada ponselnya. Ia sangat membutuhkan bantuan agar sang Siren bisa pergi ke Canada. Sebab, hingga hari ini Taeyong tak memiliki kartu identitas apa-apa. Otomatis untuk membuat VISA atau Passport secara legal, mereka sudah tak ada harapan.

Namun, Jaehyun tahu seseorang yang bisa membantunya. Seseorang yang bisa membuat ia dan Taeyong pergi ke Canada meski harus melalui jalur ilegal.

Menunggu sosok diseberang sana mengangkat teleponnya, Jaehyun kemudian menghela napas saat mendengar suara, "Halo?"

"Paman Kyung," panggil Jaehyun, "Aku membutuhkan bantuanmu."

"Apa yang bisa kubantu, Tuan Muda?"

Menarik napas, Jaehyun kemudian berujar, "Aku ingin ke Canada, Paman. Tapi Taeyong tidak memiliki satu pun kartu identitas," Ia mengulum bibir sejenak, "Bisakah Paman membantuku untuk membuat berkas ilegal untuk Taeyong?"

"Tuan Muda, sudah nyaris 40 tahun setelah aku meninggalkan pekerjaan itu. Anda juga tahu sendiri jika sedari dulu aku hanya mengabdi pada mendiang Ibumu."

"Tapi aku tahu dunia gelap seperti itu tak akan ada habisnya, Paman. Kau pasti punya seorang kenalan yang masih sering berkomunikasi denganmu hingga saat ini kan?" Jaehyun memijat kening, "Kumohon, Paman Kyung. Bantu aku kali ini saja."

"Tapi, Tuan Muda... Apa Ayah anda tahu jika kalian akan pergi ke Canada?"

"Tidak," jawab Jaehyun jujur. Sebab ia tahu Paman Kyung tidak akan pernah berkhianat padanya. Si pria paruh baya selalu menutup rapat-rapat rahasia agar ia sama sekali tidak terluka. "Justru aku ingin pergi ke Canada karena Ayah, Paman. Dia telah memaksaku untuk kembali ke rumah sakit. Aku masih sangat takut."

"Apa anda benar-benar sudah tidak ingin menjadi dokter lagi?" Tanya Paman Kyung, "Tuan Muda, tolong jangan gegabah. Meski Tuan Jung sangat keras dalam mendidik anda, tapi aku tahu dia melakukan semua itu demi kebaikanmu."

Sang dokter muda mengusap wajahnya kasar, "Jika Paman tidak ingin membantu, akan ku tutup teleponnya."

"Pergi lah ke Itaewon," sergah Paman Kyung yang membuat bibir Jaehyun seketika melengkung. "Temui pria bernama Park Jinyoung. Dia adalah cucu dari teman Paman dahulu."

Pria paruh baya diseberang sana menghela napas sejenak, "Park Jinyoung bekerja sebagai pemilik sebuah restoran Ayam bernama MST, tapi disamping itu ia masih membantu orang-orang di dunia gelap. Dunia ilegal."

"Terima kasih banyak, Paman." Ucap Jaehyun, "Aku berjanji, saat aku dan Taeyong telah kembali ke Korea nanti, aku akan membawa hadiah untukmu."

"Tidak perlu, Tuan Muda." Ujar Paman Kyung, "Pulanglah dengan selamat. Maka aku akan menganggap itu sebagai hadiah paling berharga."

Sang dokter muda seketika memejamkan mata setelah memutus sambungan teleponnya. Ia tahu, Paman Kyung tengah mengkhawatirkannya. Terlebih baru kali ini ia bertindak nekat hanya untuk melawan kehendak sang Ayah.

"Jaehyun! Aku sudah selesai!"

Mendengar pekikan dari arah berlawanan, Jaehyun kemudian menoleh ke sumber suara. Ia kembali tersenyum sumringah melihat Taeyong telah berpakaian rapi, meski tanpa bantuannya lagi. Siren itu benar-benar telah menyerupai manusia pada umumnya.

"Kita harus ke Itaewon dulu," kata Jaehyun setelah bangkit dari sofa lalu menarik kopernya ke arah Taeyong. Ia melingkarkan lengan pada pinggang ramping sang Siren sebelum menuntunnya ke pintu utama apartemen.

S I R E N | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang