12. Similiar (같은)

16.8K 3K 501
                                    

"Agh!"


Taeyong memejamkan mata, ia merasa tubuhnya ditabrak oleh seseorang. Deru nafasnya tak beraturan saat telinga tajamnya mendengar tetesan air jatuh menimpa lantai.

"Taeyong!"

Jaehyun yang tadinya masih berada dibalik dapur terbuka panti asuhan memekik nyaring sebelum berlari ke arah Taeyong. Namun, saat melihat lelaki manis itu terdiam ditempatnya dengan mata berbinar, langkah sang dokter muda terhenti seketika.

"Jaehyun?" Taeyong menyipitkan mata sejenak lalu menggeleng pelan.

"Kau bukan Jaehyun." Ucapnya pada seseorang yang menghalangi jalannya, lebih tepatnya seseorang yang bagian belakang bajunya telah basah kuyup akibat anak-anak nakal tadi.

"Kau kenal dengan Jaehyun, ya?" Lelaki berparas rupawan dihadapan Taeyong tersenyum tipis. "Siapa namamu?"

"Taeyong, kau baik-baik saja?" Jaehyun menghampiri kedua pria ditengah-tengah space dua meja panjang yang berseberangan dan telah diisi oleh anak-anak panti asuhan.

Dokter muda itu menoleh pada sosok disampingnya. "Bajumu basah, Hyeong." Ucapnya pada lelaki yang lebih tua.

"Tidak apa-apa," lelaki dihadapan Taeyong tersenyum tipis. "Tadi aku melihatnya hampir ditabrak oleh anak-anak, jadi aku menghadangnya." Ia menyipitkan, sosok bermata doe itu terasa sangat asing dan belum pernah terlihat sebelumnya di panti asuhan.

Melihat tatapan penasaran itu tertuju pada Taeyong, entah mengapa Jaehyun merasa tidak terima. Padahal ia bukanlah siapa-siapa, namun hatinya seolah tengah berteriak agar sang kakak sepupu tidak tertarik dengan lelaki mungil yang selalu membuat hari-harinya berwarna. Terlebih ia tahu jika Junmyeon menyukai pria.

"Namamu Taeyong, ya?" Junmyeon tak melepas tatapannya dari Taeyong barang sedetikpun. Hingga ia tak sadar jika adik sepupunya mati-matian menahan rasa panas dari dalam dada.

"Iya, aku Taeyong," Lelaki manis itu tersenyum sumringah. "Kau mirip dengan Jaehyun," Ia kemudian mendongak pada dokter muda disampingnya.

"Tapi Jaehyun memiliki ini..."

Taeyong mengusap pipi kanan Jaehyun ragu. "Lesung... Apa namanya Jaehyun?" Tanyanya dengan tatapan penasaran.

"Lesung pipit," Jaehyun tersenyum tipis lalu menggenggam tangan Taeyong pada pipinya. "Kau makan dulu ya, setelah ini aku akan mengantarmu pulang." Sebuah langkah strategis agar tak semakin banyak orang yang tertarik dengan paras Taeyong.

Lelaki manis itu sangat polos, jika Taeyong jatuh pada orang yang salah ia bisa dibawa pergi dan kemungkinan seseorang akan melakukan hal berbahaya padanya.

Jaehyun tidak ingin mengatakan jika Junmyeon adalah orang yang salah, namun ada rasa tidak rela saat melihat Taeyong tersenyum manis pada pria lain. Terlebih jika lelaki itu meninggalkannya nanti, Jaehyun benar-benar belum bisa melepasnya.

"Aku ingin ayam goreng pedas, Jaehyun." Pinta Taeyong dengan mata berbinar.

Diam-diam Junmyeon memerhatikan tingkahnya, dokter itu bahkan mencengekeram jas yang ia pakai karena terlalu gemas dengan tingkah Taeyong. "Apa kau suka ayam goreng pedas?" Tanyanya dan berhasil menarik atensi si lekaki bermata doe.

"Kau pintar membuat ayam goreng pedas? Seperti Jaehyun?" Taeyong menatap Junmyeon dengan mata rusanya, sangat nampak jika ia benar-benar tertarik untuk diajak menikmati makanan kesukaannya itu.

Junmyeon mengusap tengkuk. "Aku tidak bisa memasak," katanya lalu terkekeh. "Tapi kita bisa membelinya di restoran. Kau mau?"

Jaehyun yang masih berdiri diantara dua pria itu menatap Taeyong lekat-lekat, nampak jika ia mulai berpikir untuk menerima tawaran Junmyeon. Namun, alis dokter muda itu terangkat ketika Taeyong membalas tatapannya.

S I R E N | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang