18. Married (결혼한)

15K 2.6K 355
                                    

Jaehyun menyeret langkah ke dalam kediaman sang Ayah. Meskipun ia dibesarkan di tempat itu, namun Jaehyun sama sekali tak pernah menganggapnya sebagai rumah melainkan penjara. Terlebih ketika Ibu kandungnya telah tiada. Bahkan penjara itu semakin terasa layaknya neraka.

"Jaehyun-ah." Nyonya Jung menghampiri anak tirinya yang baru saja sampai di ruang tengah dengan senyum sumringah. "Ibu sangat senang kau pulang ke rumah. Apaㅡ"

"Dimana Ayahku? Apa dia tidak kembali kesini setelah mengunjungi apartemenku?" Jaehyun memotong ucapan Nyonya Jung dengan pertanyaan bertubi-tubi.

Si wanita paruh baya berdeham pelan. Ia menipiskan bibir sejenak sebelum berkata. "Ayahmu ada di kamarnya." Nyonya Jung menghela napas. "Sejak kemarin Ayahmu merasa tidak enak badan. Jadi dia juga tidak ke rumah sakit."

Tanpa merespon ucapan Ibu tirinya, Jaehyun dengan sigap melenggang ke arah kamar sang Ayah. Meninggalkan si wanita paruh baya yang hanya mampu tersenyum kecut melihat sikap si anak tiri yang sudah ia anggap putra kandungnya sendiri.

Sesampainya di depan pintu kamar Tuan Jung, Jaehyun mengetuknya pelan sebelum memutar kenop. Ia seketika mendapati sang Ayah terduduk pada sofaㅡtak jauh dari tempat tidurnyaㅡsembari memegangi album lama yang nyaris usang. Pria paruh baya itu kemudian memperbaiki letak kacamatanya sebelum menyimpan benda yang ia pegang di atas meja.

"Bukan kah Ayah menyuruhmu datang bersama pria bernama Taeyong itu esok hari?" Tanya Tuan Jung. "Apa kau membawanya sekarang?"

Jaehyun tidak menjawab. Ia lantas menyeret langkahnya ke arah sang Ayah sebelum ikut duduk pada sofa di seberang si pria paruh baya. Degupan dibalik rongga dada Jaehyun kian membuncah kala Tuan Jung menatapnya lamat-lamat seolah telah tahu jika anaknya ingin menyampaikan sesuatu.

"Ayah, apa Shuhua memberitahumu tentang perjodohan kami?" Tanya Jaehyun dengan nada tenang meski kedua telapak tangannya telah membeku bak air laut di musim dingin.

"Ya." Jawab Tuan Jung singkat dan membuat Jaehyun napas Jaehyun tercekat.

Jika Shuhua benar-benar telah memberitahu Ayahnya bahwa ia seorang gay, maka tebakan Jaehyun bahwa pria paruh baya itu ingin memperingati atau mungkin menyakiti Taeyong, memang benar adanya. Meski nyatanya si lelaki manis telah pergi dari apartemennyaㅡatau mungkin dari dunia manusia, Jaehyun hanya tidak ingin siapapun mencari-cari Taeyong; termasuk Tuan Jung. Keberadaan Siren itu akan terancam jika kemampuan mata-mata Ayahnya bisa mengendus latar belakang Taeyong.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Jaehyun lagi.

"Shuhua menolak perjodohan itu." Jawab Tuan Jung lalu melipat lengan di depan dada. "Dia memiliki kekasih di Tiongkok, dan Tuan Yeh tidak bisa membujuk Shuhua untuk menikah denganmu karena anaknya mengancam akan bunuh diri."

Kedua bola mata Jaehyun seketika melebar. Ia seketika terkejut mendengar penuturan si pria paruh baya. Jadi Shuhua menolak pertunangan mereka di depan Ayahnya bukan karena alasan gay? Apa itu artinya ia tidak perlu berpura-pura menerima dan melanjutkan perjodohan mereka?

Jaehyun diam-diam menghela napas lega. Itu artinya Tuan Jung tidak akan mencurigai Taeyong lebih dalam lagi kecuali dalam konteks teman yang membuatnya nyaman. Sebab, satu-satunya hal yang sedari tadi mengganggu pikiran dokter muda itu hanya lah ketakutannya jika sang Ayah akan menyakiti Taeyong; pujaan hatinya yang harus rela ia lepaskan agar tak berada dalam bahaya.

Menarik napas dalam-dalam, Jaehyun kemudian menyeletuk. "Jika aku berkata akan bunuh diri, apa kau juga akan peduli seperti Tuan Yeh, Ayah?"

"Jangan katakan hal-hal bodoh seperti itu." Jawab Tuan Jung sembari menatap anaknya datar. "Anakku bukan seorang pengecut yang ingin mengakhiri hidupnya hanya karena masalah kecil."

S I R E N | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now