8

18.2K 3.3K 913
                                    

Hana terdiam kaku di kursinya sembari celangap karena melihat makanan mahal berjejeran di mejanya.

Sementara didepannya ada Seungwoo yang sudah melepaskan jasnya dan sudah menggulung lengan kemeja putihnya sampai siku. Sesekali tangannya mengusap poninya sendiri sampai jidatnya terlihat.

Sepertinya kewarasan Hana udah menghilang. Atuh lah, makan siang steak mahal begini ditemani orang ganteng, SIAPA JUGA YANG MASIH WARAS?!

Gadis itu mengigiti bibirnya sesekali, gugup sendiri. Takut disuruh bayar dia tuh. Masalahnya ini makanan pesenan Seungwoo mahal semua anjir.

Seungwoo juga menyuruh Hana memesan makanan yang dia tunjuk--yang harganya bikin kantong Hana sekarat seketika--pas Hana nanya apa makanan yang enak di restoran steak ini.

"Kenapa diem aja?" tanya Seungwoo bingung karena sedari tadi Hana enggak nyentuh makanannya. "kamu masuk masih lama kan, jadi makan aja dulu. Santaii."

Hana mengigiti bibirnya, lalu memainkan jari-jari lentik miliknya. Sedangkan Seungwoo yang melihatnya hanya menahan diri untuk tidak teriak melihat Hana yang menggemaskan, juga menahan diri untuk tidak menerkam Hana sekarang.

Ntah kalo nanti.

Eh ga.

'Berhenti ngegigitin bibir dong,' batin Seungwoo diam-diam resah. 'daripada ngegigitin bibir sendiri mending gigit bibir saya aja. Eh...'

"B-bukan gitu Pak," Hana akhirnya bicara. Seungwoo bersyukur dia tidak mengigiti bibirnya lagi. "saya cuman ngerasa bingung aja."

"Bingung kenapa hm?"

"Ini saya bayarnya gimana ya? Saya ga punya duit."

Seungwoo terdiam sebentar, lalu kemudian dia ketawa. "Ahahaaha ya ampun Hanaaa. Tenang aja kali, ini saya yang bayar. Udah kamu makan aja."

"Aduh kalo gitu saya makin enggak enak sama bapak," balas Hana lalu menghela napasnya.

"Kenapa ga enak? Ini makanannya enak kok."

BUKAN GITU BUJANK! Plis, tolong ya siapapun tahan Hana biar ga nampol Seungwoo. Hana tau makanan disini enak, soalnya Chaewon pernah naktir dia disini.

Soal ga enak jelas bukan tentang makanan, toh buat Hana mah nasi tambah citato aja udah enak. Ga enak itu karena Seungwoo ngebayarin dia makanan mahal ini, padahal kan Hana bukan siapa-siapa dia.

Cuman gurunya Dongpyo.

Ngajar Dongpyo pun baru dua hari.

Duh kan, Hana suka enggak enakan sama orang baik macam Seungwoo ini.

"Bukan ituuu."

"Terus kenapa?"

"Karena bapak bayarin saya makanan, saya ngerasa enggak enak," kata Hana. "kurang lebih begitu."

Seungwoo menatap Hana intens, membuat yang ditatap menelan ludahnya. Apalagi saat Seungwoo memajukan wajahnya sembari terus menatap Hana. Jantung Hana hampir terjun bebas dong. "Kamu ini bilangnya enggak punya uang, tapi kamu ngerasa enggak enak saya bayarin. Kamu maunya apa?"

"E-enggak tau pak," Hana kembali mengigit bibir bawahnya. "saya bingung."

Seungwoo menghela napasnya, berusaha menahan diri agar tidak melakukan hal yang macam-macam. Meskipun kadang birahinya susah dikendalikan. Tapi Seungwoo enggak mau membuat Hana takut.

Toh dia sudah berjanji pada Chaewon.

"Yasudah sekarang kamu makan aja, soal ngebayarin kamu enggak perlu ngerasa enggak enak. Anggap aja ini hadiah karena kamu berhasil akrab dengan Dongpyo. Toh jarang loh Dongpyo akrab sama guru privatnya."

Bapak SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang