I Think I'm Ugly | 6. Instagram

38.3K 4K 150
                                    

Biasanya, aku selalu mempunyai 1001 cara untuk meloloskan diri dari situasi terjepit. Akan ada banyak ide-ide brilian yang bermunculan di kepalaku.

Sebagai seorang web desaigner, aku selalu dituntut untuk berpikir kreatif. Tapi untuk kali ini, otokku tidak berfungsi dengan sepenuhnya. Apa yang harus aku katakan pada Adrian? Aku emang bego tapi nggak cukup bego untuk nggak  menangkap maksud dari ucapan Adrian barusan.

Ingatanku ternyata memang tidak salah. Akulah yang lebih dulu menyosornya kayak wanita jalang.

"Kamu...inget?"

Okay, yeorebun. Maafkan kebegoan Anindira part two. Aku beneran nggak tahu harus ngomong apa. Kalau tahu begini, nggak akan aku paksa Lando cerita. Ada bagusnya dia nggak bilang apa-apa padaku. Mungkin sampai sekarang aku masih tidak mengingat Adrian dan kejadian laknat itu.

Tapi memang dasarnya aku kepoan. Jadi beginilah ujungnya.

Adrian terdiam untuk sejenak, nampak tak menyangka aku akan menanyakan pertanyaan super bodoh kayak gitu.

Jelaslah dia ingat. Kecuali setelah kejadian itu Adrian mendadak terjangkit Alzheimer. Yang kemungkinannya itu nol besar.

Kekehan kecil keluar dari bibir tipis Adrian. Cowok itu meletakkan sendoknya. Menatapku dengan pandangan manisnya. "Seharusnya aku yang nanya itu. Kamu udah ingat?"

Lemah, lunglai, luluh lantah beneran aku. Please, Adrian stop! Kamu harus sadar kalau kamu itu gantengnya gak santuy. Ditambah sekarang ini hatiku lagi rawan karena lagi penjajakan buat move on.

Dan jatuh cinta sama Adrian itu gampang banget. Segampang aku bayar tagihan Viu di go-bills. Jadi kalau dia natap aku ada manis-manisnya gitu. Hati rapuhku ini bisa  nggak tau diri nantinya.

"U...udah," jawabku tergagap. Dira, chill. Akui sikap jalangmu pada Adrian sekarang. Jelaskan padanya kondisimu malam itu. Abis itu, case closed.

Aku menarik napas panjang sebelum akhirnya balas menatap Adrian.

"Adrian,  sorry..." aku berujar lirih pada akhirnya. Bahuku merosot turun. "Malam itu, aku mabuk berat. Beneran deh, aku nggak bermaksud melakukan pelecehan seksual sama kamu. Dan main nyosor kayak sapi betina ngeliat jantan. I was stupid and really dumb. So, jangan tuntut aku dan lupain tentang malam itu, ya?" pintaku memelas.

Beneran deh. Tindakkan asal nyosor itu bisa disebut perbuatan tidak menyenangkan loh. Bisa aja Adrian menuntutku secara hukum nantinya.

Adrian tersenyum simpul yang membuatku berpikir keras makna dari senyumnya itu. "Anindira, kayaknya ingatan kamu belum pulih betul, ya?"

Huh? Gimana? Gimana?

"Okay, kalau itu buat kamu lebih nyaman." Dia mengangguk pelan. Tatapannya begitu tenang kayak air danau. "Aku akan lupain tentang malem itu." Lanjutnya santai.

"Tunggu," tanganku tertahan di udara. Mendadak panik dengan fantasi liarku sendiri. Adrian diam, menunggu lanjutan kalimatku.

"Kita cuma ciuman aja kan, Adrian?"

Okay, ini adalah kebegoan Anindira part three. Kamu ngomong apasih, Dir?

"I mean, dalam ingatanku hanya sebatas itu. Aku cium kamu duluan...abis itu..." Sialan! Abis itu aku nggak terlalu ingat lanjutannya. Potongan adegannya melompat pada Lando yang menarik tanganku keluar dari kelab.

Akhirnya aku mendesah pasrah. "Aku nggak inget semuanya. Kita nggak ngelakuin hal lebih dari ciuman, kan? Kayak..." Ucapanku menggantung. Kumerasakan pipiku memanas akibat sekarang terbayang adegan tidak senonoh antara diriku dan Adrian.

I Think I'm UglyWhere stories live. Discover now