I Think I'm Ugly | 12. Sober

26.8K 2.6K 61
                                    

"Kenapa tuh muka? Kayak kurang belain aja." Celetuk Tari saat bokongku sudah mendarat mulus di kursi.

Alih-alih menjawab pertanyaannya. Aku malah menghela napas frustasi seraya menyimpan wajah dalam tanganku yang terlipat di atas meja.

Seharusnya aku sudah mengambil hikmah setelah berbohong dengan Lando kemarin. Tapi bukannya kapok, aku kembali berbohong dan ini pada Ibuku sendiri.

Dira, Dira, udah ngerasa bakal masuk surga kamu hingga berani bohong pada Ibu?

Jangan kan pacar, gebetanmu aja sukanya sama cewek lain.

"Babe, kenapa sih lo? Sakit?" Tari bertanya dan menarik kursinya berdekatan denganku, kurasakan sapuan halus tangannya di pundakku. Kuangkat wajah, menatap Tari yang menampilkan ekspresi khawatir.

"Tar, gue harus gimana?" tanyaku dengan suara lemas lengkap dengan wajah frustasi.

"Gimana apa?" dia balik nanya dengan wajah bingung.

"Gue nggak tahu harus gimana lagi."

Tari mendesah pelan. "Maksud lo apa sih, gue ga—" mendadak ekspresinya langsung berubah. Matanya melotot dengan mulut terbuka lalu segera itu ia tutup pakai telapak tangannya. Sementara tangannya yang lain menarik tanganku dengan gerakan heboh.

"Dira jangan bilang—" suaranya tertahan lalu wajah semakin mendekat. "Oh My God! Lo nggak hamil, kan?" bisiknya.

Aku langsung melongo mendengar ucapan cewek itu. Astaga, otak Tari terbuat dari sisa sprema apa gimana sih?

"Lo sih, udah gue bilang jangan sampe bocor." Decaknya memukul lenganku keras sampai aku meringis pelan.

"Eh, tapi servis Adrian mantep juga sampe bisa bikin lo kebobolan kayak gini." Imbuhnya cekikikan lengkap dengan senyum mesum khasnya lalu menyikut lenganku. "Hayoo, sering nganu ya kalian berdua?"

Mendadak aku langsung vertigo mendengar dugaan Tari. Niat ingin curhat tapi malah nambah bikin puyeng. Melihatku yang memijit kepala, Tari malah yakin dengan dugaannya.

"Eh, eh, Dir. Lo nggak apa-apa? Kakak gue pas lagi hamil emang sering pusing kok. Yang penting banyak istirahat aja. Btw, lo udah bilang sama Adrian? Dia mau tanggung jawab, kan? Pastilah ya, secara gitu mantan tulang rusuk gue kan baiknya udah saingan sama malaikat. Nanti jan—"

"Tari," Aku memotong cerocosnya yang nggak bakal berhenti kalau enggak aku stop.

"Iya, kenapa babe? Lo butuh sesuatu? Atau mau ke rumah sakit biar gue temenin. Hari ini izin aja, ya? Nanti, biar gue bilang sama anak HR. Ibu hamil emang nggak boleh kerja berat nanti lo bi—"

"Tari! Gue nggak hamil!"

Dia terdiam.

"Huh?"

Bibirku berdecak, menatapnya sebal. "Gue nggak hamil. Otak lo aja yang isinya selakangan doang."

Cewek itu cemberut, "Terus kenapa muka lo lecek kayak baju belum digosok gitu?"

Aku menghela napas. "Ibu gue mau jodohin gue kalau gue nggak bawa pacar ke rumah."

Tari menjauhkan badanya dariku sambil melipat tangan. "Terus apa masalahnya? Lo kan punya Adrian?"

Kepalaku menoleh menatapnya dengan gemas. "Tari sayang, gue itu nggak ada hubungan  apa-apa sama Adrian. Kita belum jadian."

"Belum? Berarti bakal jadian gitu?" tanyanya tersenyum miring, menggodaku.

"Y-ya nggak gitu juga." Ringisku menggaruk kening. "Gue masih belum tahu gimana perasaan dia ke gue gimana."

"Lo suka kan sama dia?"

I Think I'm UglyWhere stories live. Discover now