I Think I'm Ugly | 20. who's loving me

23.4K 2.6K 106
                                    

"Nggak ada yang nggak gue tahu tentang lo."

Seperti ada sesuatu yang berbeda dan sulit buat aku ungkapkan dengan kata-kata. Cara Lando mengatakanya dan gimana dia menatap mataku, bukan kayak Lando biasannya.

Tentu saja, nggak ada orang yang lebih tahu aku seperti Lando. Meskipun aku berteman dengan Irene lebih dulu. Akan tetapi bersama Lando, aku bisa mengatakan apapun yang ingin aku katakan tanpa takut orang itu akan meng-judge jelek tentangku.

Aku pun merasa, Lando lebih mengertiku dari pada diriku sendiri. Dan aku  bersyukur banget punya dia. Sometimes, terbesit perasaan takut kehilangan sosok Lando suatu saat nanti di hidupku. Karena gimana pun, aku nggak bisa bergantung terus-terusan sama Lando.

"Lan..."

Ia menatapku sebentar sebelum berkata. "Gue balik ke dalam lagi."

Melihatnya yang memutar badan hendak pergi. Segera kuraih pergelangan tangannya hingga cowok itu kembali berbalik menghadapku. Sepertinya ini adalah kesempatanku untuk bicara pada Lando.

Aku menggigit bibir, menimbang. Pada akhirnya, kuberanikan untuk menatapnya.

"Are we good?" tanyaku.

"I don't know,"

"Lo marah sama gue?" tanyaku lagi.

"Gue marah sama diri gue sendiri."

Dia marah sama dirinya sendiri? Kenapa sulit sekali buatku mengerti Lando?

"Kenapa?"

Lando diam. Sedangkan aku menatapnya penuh keingintahuan. Masalah apa yang lagi dialami olehnya sehingga membuat kami menjadi berjarak kayak gini?

Namun, alih-alih menjawab pertanyaanku, ia malah melamariku dengan pertanyaan lain.

"Do you love him, Ra?"

Keningku mengernyit. "Who?"

"Adrian."

Kali ini aku yang terdiam. Aku memang menyukai Adrian. Tapi aku nggak bisa langsung mengatakan kalau aku cinta sama dia. Kata cinta itu sakral buatku. Dan nggak segampang itu buat di ucapkan. Pun begitu, aku nggak bisa menampik kalau aku nyaman bersama Adrian.

Ini pertanyaan sulit. Dan nggak gampang buatku untuk tahu sedalam apa rasa sukaku pada Adrian.

"I don't know."

"Kenapa lo nggak tahu?"

Aku memandangnya. Mengikuti caranya. Alih-alih menjawab, aku malah balik nanya.

"Lo udah jadian sama Gigi?"

Ia menatapku penuh kesungguhan. "Enggak. Dan nggak akan jadian."

Mataku membelalak tidak percaya. "Gue kira lo lagi pedeketan sama dia..."

"Ra..." Lando menyela. Kali ini sorot matanya berubah serius. "Gue suka sama cewek lain."

HUH? KOK DIA BARU BILANG SEKARANG?

"Siapa?" tanyaku nggak santai.

Lando menghela napas panjang. Sementara aku menunggu jawaban darinya penuh gugup. Namun belum sempat Lando membuka mulutnya, seseorang memanggil namaku.

"Dira,"

***

"Lain kali kalau kamu sakit, kamu bilang aja ya. Jangan ditahan gitu."

Aku hanya bisa mengangguk kecil seperti seorang anak yang sedang diomeli oleh Ayahnya. Ternyata Adrian bisa jadi cerewet kayak gini juga. Selama perjalanan mencari apotik untuk membeli obat, dia terus saja mengomel karena aku yang nggak bilang kalau lagi sakit perut.

I Think I'm UglyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora