I Think I'm Ugly | 11. Ex

29.1K 2.9K 105
                                    

Apa yang bakal kalian lakuin kalau ketemu mantan?

Kalau aku masih Anindira yang dulu. Pasti aku sudah kabur kayak cewek pengecut. Tapi Anindira yang dulu nggak sama dengan Anindira yang sekarang, bung. Nggak ada aksi kabur seolah-olah aku adalah tersangka kejahatan padahal sebenarnya aku hanyalah korban. Jadi ketika dia mengajakku untuk mengobrol di Pagi Senja, aku sama sekali tak kutolak ajakannya itu.

Kali ini aku menghadapinya secara keren dan elegan.

"Nggak nyangka bisa ketemu kamu lagi."

"Hm. Dunia emang sempit banget." Balasku tenang.

Bibirnya berkedut sementara matanya tak lepas dariku. Kalau aku masih bego kayak di masa lalu, pasti tatapan matanya berhasil membuat jantungku melemah. Well, dia emang nggak super ganteng, tapi dia masuk dalam kategori ganteng. Tatapan tajamnya salah satu hal yang membuatku dulu pernah naksir dia.

DULU, YA! SEKARANG MAH ENGGAK!

Setelah aku tahu betapa brengseknya dia, bagiku percuma wajah ganteng tapi kelakukan kayak gukguk.

"Kamu tambah cantik."

Sudut bibirku terangkat, melipat tangan. "Dan kamu kayak gitu aja. Masih standar."

Dia terkekeh pelan. Sama sekali nggak tersinggung dengan ucapanku. "Kamu masih marah ya sama aku?"

"Enggak. Justru aku berterima kasih sama kamu. Karena kamu udah nyadarin aku, kalau cowok kayak kamu nggak pantas buat cewek sebaik aku."

Eat that, Bima Angkasa!

Cowok dihadapanku ini malah tertawa seakan-akan ucapanku barusan hanya lelucon. Bibirku tercebik sebal.

"Well, kamu benar. Yang aku lakuin ke kamu dulu itu emang jahat banget."

Lah, baru nyadar sekarang lo, Bambang!

Matanya menangkap mataku, merapatkan bibirnya sebelum kembali buka suara. "Ini mungkin udah telat banget. Tapi, aku mau minta maaf sama kamu, Dira." Katanya kelihatan bersunggung-sungguh. Bima membasahi bibirnya kembali memposisikan matanya padaku. "Maaf ya udah nyakitin perasaan kamu dulu. Aku tahu ucapan maaf aja nggak cukup. Tapi aku beneran tulus minta maaf sama kamu."

Sialan!

Gampang banget mulutnya itu bicara. Sorry ya, aku bukan cewek berhati melaikat yang bakal semudah itu memaafkan orang yang udah nyakitan perasaanku. Kalau aku kembali mengingat gimana tajam ucapannya yang menghinaku dulu, rasanya dadaku sesak banget.

Gara-gara dia aku jadi membenci Irene dan memusuhi sahabatku padahal dia nggak salah apa-apa. Gara-gara dia aku tambah insecure dengan tubuhku hingga diet habis-habisan sampai masuk rumah sakit. Gara-gara dia aku kehilangan semangat hidup karena merasa menjadi cewek jelek sedunia.

Lalu setelah beberapa tahun berlalu, dia dengan gampangnya minta maaf?

"Maaf kamu nggak ada gunanya lagi." Sergahku tajam.

Bima mengangguk, "Aku tahu. Tapi aku tetap harus minta maaf sama kamu."

Kepalaku menoleh ke luar dinding kaca yang menampilkan jalanan Ibukota. Mengigit bibir, menahan amarah yang sudah tertahan selama beberapa tahun ini. Entah kenapa matakku jadi memanas.

Sial banget sih aku hari ini. Sudah Lando marah padaku sekarang harus berhadapan dengan mantan paling brengsek dalam hidupku.

Lemah banget sih lo, Ra. Bukannya lo mau menghadapi cowok brengsek ini secara keren dan elegan. Baru gini aja udah nyerah. Please, jangan nangis dihadapan orang kayak dia.

I Think I'm UglyWhere stories live. Discover now