BAB 5

4.1K 221 2
                                    


"Kenapa tadi kamu menganggap aku kekasihmu,"

Oh Tuhan, apa yang harus ia lakukan jika sudah seperti ini. Ia pikir Aru tidak membahas masalah ini lagi. Tapi nyatanya Aru menanyakan pertanyaan yang paling ia hindari. Ajeng mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Ia melirik Aru yang menatapnya intens, menunggu jawabannya.

"Jika hanya sekedar sahabat, kamu tidak mungkin berkata seperti itu," ucap Aru.

Itu merupakan pernyataan yang paling menohok. Ajeng menarik nafas, ia sebenarnya bingung ingin mengatakan apa kepada Aru.

"Ya, sebenarnya tadi reflek aja ngomong kayak gitu. Biar enggak dianggap jomblo, secara teman aku itu bawa pasangan . Enggak keren dong kalau aku enggak ada pasangan, nanti di pikir aku enggak laku lagi," ucap Ajeng sambil terkekeh, menghilangkan rasa groginya. Sumpah, hanya itulah yang terlintas dipikirannya. Terserah Aru menanggapinya apa, itulah alasan yang paling tepat.

"Kamu tau sendiri lah gimana,"

Aru seketika tertawa mendengar jawaban Ajeng, wanita itu lalu berdiri,

"Begitu ternyata,"

"Aku cuci tangan dulu ya," ucap Ajeng, ia menggeser kursi ke belakang. Ini adalah alasan dirinya agar Aru tidak bertanya lagi . Sungguh merepotkan sekali jika laki-laki itu bertanya lagi.

"Sama-sama, aku juga mau cuci tangan," Aru dan Ajeng berjalan menuju wastafel.

Aru tersenyum memandang bayangan Ajeng dari pantulan cermin. "Jadi itu alasan kamu,"

"Gitu deh,"

"Oiya, aku sering loh nge gym di tempat kamu," Ajeng mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak ingin Aru tahu hubungannya dengan Tatang.

"Owh ya,"

Ia memperhatikan Ajeng, pantas saja tubuh Ajeng begitu sexy. Bentuk tubuhnya kencang karena rutin berolah raga. Sering fitnes bukan berarti membuat tubuh seorang wanita berotot. Tapi ia lebih menganggapnya penuh semangat dan pintar. Wow ia tidak menyangka bahwa Ajeng menyukai kegiatan berkeringat itu. Wanita itu pasti mempunyai alasan tersendiri kenapa harus fitnes, pasti akan menjaga bentuk tubuh dan pentingnya kesehatan. Itulah yang membuat laki-laki dewasa seperti dirinya kagum.

Mungkin banyak yang beranggapan bahwa wanita yang rajin nge gym akan membuat tubuhnya berotot seperti laki-laki. Tidak jarang wanita takut dan ragu melakukannya. Itu hanya mitos belaka, ketahui lah bahwa hormon laki-laki dan wanita itu berbeda. Seorang wanita hanya memiliki lima persen hormon laki-laki. Lihat saja perbedaan wanita dan laki-laki, dalam jangka waktu tiga bulan melakukan hal yang sama. Seorang laki-laki akan terlihat jelas bentuk-bentuk otot pada tubuhnya dan sedangkan wanita sama sekali tidak berubah. Namun tubuhnya lebih kencang.

"Aku juga udah member, tapi enggak pernah tuh lihat kamu di sana,"

Sepertinya ini pembahasan ini untuk mengalihkan Aru atas kejadian di lobby.

"Kamu biasanya jam berapa nge gym?" Tanya Aru.

"Biasa sih sore pulang kerja, hari Rabu dan Kamis. Kalau Rajin aku ikut zumba hari sabtu,"

"Pantas saja enggak pernah ketemu, Aku biasa pagi kesana itu hanya mantau keadaan. Lagian aku biasa nge gym di rumah,"

Ajeng melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 20.10 menit. Sudah seharusnya ia mengakhiri pertemuan ini. Ajeng menegakkan punggungnya dan kembali memandang Aru,

"Kayaknya aku harus pulang deh," ucap Ajeng memotong pembicaraannya.

Menyenangkan sekali bisa mengenal wanita yang memiliki suatu kesamaan, olah raga dan motor. Wow, baru kali ini ia menemui wanita seperti Ajeng. Sungguh sangat menarik di matanya,

MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now