BAB 20

3.6K 199 0
                                    


Setelah sarapan mereka memilih kembali ke kamar untuk membujuk sang pujaan hati agar ikut bersama. Aru memandang Ajeng, wanita itu sedang sibuk dengan ponsel sebelah dikirinya. Ajeng tersenyum melihat kehadirannya, Ajeng menepuk bantal agar mendekat.

Aru melangkah mendekati Ajeng dan berbaring di samping wanitanya. Ia mengelus puncak kepala Ajeng, mengecup puncak kepala itu sekilas. Ia ingin tahu siapa yang menghubungi wanitanya.

"Kamu katanya ke Semarang?" Ucap mami Ajeng dari balik speaker ponsel.

"Iya ini lagi di Semarang mi," ucap Ajeng.

"Enggak jadi pulang ke Bali,"

"Jadi dong mi, lagian penerbangan aku paling akhir jam 21.40. Papi juga udah tau kok, besok aku di jemput papi di Bandara," ucap Ajeng mencoba menjelaskan agar beliau tidak khawatir.

Ajeng mencoba tersenyum menatap Aru yang hanya diam, laki-laki itu pasti mendengar percakapannya.

"Kamu sama siapa ke Semarang?" Tanya mami Ajeng.

"Sama temen-temen mi, rame kok, mami tenang aja,"

"Oiya mi, kunci serep apartemen sama kunci mobil udah aku kasih sama asisten mami, mbak Kiki," ucap Ajeng.

"Iya udah mami terima, semua kuncinya udah ada sama mami, besok kamu ada di rumah jam berapa?" Tanya mami Ajeng.

"Sore udah di rumah kok mi," ucap Ajeng menghitung jam dengan tangannya.

"Kok Sore,"

"Kan ke Semarangnya pakek motor mi, ya nyampe sore gitu lah di Jakarta," ucap Ajeng melirik Aru yang hanya diam, iris mata tajam itu sulit di artikan.

"Kamu ini nekat banget sih pakek motor ke Semarang. Jakarta Semarang itu jauh, kalau kenapa-napa di jalan gimana?,"

"Makanya mami doain aja, semoga selamat sampai tujuan. Ya sekali-kali lah mi naik motor, selama ini aku kan enggak pernah pakek motor. Anggap aja ini perpisahan aku sama temen-temen," Ajeng merubah posisi tidur menyamping, ia mengapit lengan Aru.

Mami Ajeng mulai mengerti keinginan putri semata wayangnya itu, "Kamu sudah makan?,"

"Udah mi, baru selesai sarapan,"

"Oiya, minggu depan mami rencananya mau buka butik di Denpasar, nanti kamu bantu-bantu mami buat urus cabang yang ada di sana,"

"Emang butiknya dimana?,"

"Di level 21 mall lantai dua, nanti kamu pantau-pantau aja kerjaan mereka, biar kamu ada kesibukkan juga di sana,"

"Owh iya deh,"

"Yaudah besok kamu pulangnya hati-hati,"

"Iya mi,"

"Mami sayang kamu,"

"Aku juga sayang mami," ucap Ajeng lalu menggeser tombol merah pada layar. Ia menyimpan ponsel itu secara sembarang.

Ajeng memandang Aru yang hanya diam, iris mata itu sulit di artikan. Aru mendengar percakapan Ajeng dan mami nya, wanita itu benar-benar akan pulang. Sejujurnya ia masih belum menerima atas kepulangan Ajeng ke Bali.

"Tadi itu mami kamu," ucap Aru.

"Iya, mami mau antar aku besok ke Bandara katanya,"

Aru merubah posisi tidur menyamping, memandang iris mata bening itu, "Aku boleh kan antat kamu ke Bandara?,"

MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now