BAB 29

2.3K 112 1
                                    

Ajeng mendengar suara ponsel berbunyi, ia menyudahi makannya lalu melihat ke arah layar ponsel yang ia letakkan di atas meja.


"Bima Calling,"


Akhir-akhir ini Bima memang sering menghubunginya. Ia melirik sang ayah, yang sudah menyudahi makannya.


"Aku angkat dulu ya pi, ini dari Bima, palingan ngomongin kerjaan," ucap Ajeng,


"Iya," papi Ajeng menatap putrinya yang kini menjauh.



Papi Ajeng mengerutkan dahi, ia memandang asisten rumah tangga yang sedang mengambil piring kotor di meja. Biasanya wanita muda itu mengenakan daster, tapi lihatlah panampilannya kini sudah berubah. Bahkan sekarang gayanya lebih mirip Ajeng.



"Kamu sekarang berubah Ce?," ucap papi Ajeng bingung, sambil memperhatikan Cece dari ujung kaki ke ujung kepala.


Cece tersenyum kepada majikannya itu, "Iya pak, bagus enggak pak?," ucap Cece meminta penilaian terhadap majikannya itu.



"Ya bagus sih," ucap papi Ajeng, mungkin sedikit takjub atas perubahan wanita itu. Dulu wanita itu selalu mengenakan daster dan terlihat biasa-biasa aja. Sekarang perubahan itu begitu drastis.


"Kata neng Ajeng jangan pakai daster lagi pak, wanita itu harus selalu tampil cantik. Biar enggak sepet mata," ucap Cece sambil terkekeh.



"Terus kamu pakai baju siapa?," tanya papi Ajeng mencoba menyelidiki.


"Baju neng Ajeng pak, kemarin neng Ajeng kasih ke saya satu kardus. Neng Ajeng baik banget ya pak, udah gitu cantik lagi,"


"Oiya pak, kemarin Cece dibeliin alat make up loh sama neng Ajeng. Di ajarin juga make up juga, Cece beneran suka sama neng Ajeng,"



"Ya tapi kan kamu bisa nyesuain diri, ini kan udah malam. Masa kamu dandan cantik cantik gitu, emang mau kemana?,"



"Mau cuci piring pak,"


"Ngapain kamu cuci piring cantik-cantik kayak gitu,"

"Walau mau cuci piring sekalipun harus tampil cantik pak,"

"Kamu belajar make up dari mana?,"



"Dari youtube pak,"

"Youtube? Emang kamu ada beli Hp anroid?,"

"Ada pak, awalnya sih cuma untuk ngubungin keluarga di kampung. Ternyata hp Cece canggih, bisa nonton youtube pak,"


"Cece tinggal cuci piring dulu ya pak," ucap Cece menjauh di area meja makan.


"Hemmm," ucap papi Ajeng, ia memijit kepala. Kedatangan Ajeng di rumah ini membuat perubahan besar dalam diri Cece. Ia bisa gila jika melihat Cece berkeliaran menggunakan dress bertali sephagetti setiap hari di rumah. Oh Tuhan, kenapa baju anaknya seperti itu, tidak adakah yang lebih pantas untuk seorang pembantu seperti Cece. Setidaknya lebih tertutup lah.

**********







Ajeng lalu menjauhi ayah, ia melangkahkan kaki menuju kamar. Ajeng menggeser tombol hijau pada layar, ia meletakkan ponsel itu di telinga kiri.


"Iya Bim," ucap Ajeng.

"Kamu lagi apa," ucap Bima dari balik speaker ponsel.


"Aku baru selesai makan sama papi, kamu lagi apa?," Ajeng balik bertanya.

"Lagi nelfon kamu,"


MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now