BAB 31

2.5K 151 0
                                    

Bima memandang bangunan rumah bertingkat dua. Rumah mewah inilah menjadi tujuan awalnya. Bima membayar taxi sesuai argo. Ia melangkahkan kaki, masuk ke dalam rumah yang sengaja tidak di kunci oleh sang pemilik rumah. Ia melihat security yang menjaga di dekat pagar tersenyum ke arahnya. Sepertinya laki-laki itu tahu bahwa dirinyalah orang yang dinantikan di rumah ini.

Bima melangkah menuju pintu utama. Ia menarik nafas dan lalu menekan bell di dekat daun pintu. Tidak butuh waktu lama pintu itu lalu terbuka. Ia memandang laki-laki separuh baya itu tepat di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum dan lalu memeluk tubuhnya.

Pelukkan itu melonggar, "Bagaimana kabarmu Bima?," tanya pak Roby.

"Baik pak, bapak gimana kabarnya?," tanya Bima.

"Baik juga, masuklah,"

Pak Roby dan Bima melangkah masuk ke dalam. Bima mengedarkan pandangannya kesegela penjuru ruangan, tidak ada yang berubah dari rumah ini. Semuanya terlihat begitu mewah.

"Lain kali kalau ke Jakarta, nginap di sini," ucap pak Roby. Karena ia yakin bahwa Bima bolak balik Jakarta-Bali untuk mengurus outlet yang sedang ia bangun itu.

"Kamu itu sudah menjadi bagian dari keluarga ini Bima, tidak perlu sungkan,"

"Iya pak," ucap Bima tenang.

Bima memandang ke arah depan, ia menatap dua wanita yang turun dari tangga. Ke dua wanita itu tersenyum melihat kehadirannya. Bima terpana melihat wanita muda berambut sebahu. Dia adalah Indah adik dari kekasihnya. Wajah mereka hampir sama, hanya rambut itulah yang membedakan. Oh Tuhan, betapa rindunya ia memandang wajah cantik itu. Wajah itulah yang selalu menghiasi mimpi indahnya.

Bima menelan ludah, memandang penampilan Indah. Wanita itu mengenakan celana pendek dan baju bertali sphagetti. Lihatlah dia terlihat begitu dewasa diumurnya yang masih muda.

"Itu Indah dan maminya," ucap pak Roby.

Bima tidak sungkan memeluk tubuh istri pak Roby, karena ia ingin menghargai beliau.

"Bagaimana kabar kamu Bima,"

"Baik bu,"

"Kamu makin tampan saja," ucapnya di selingi tawa.

Bima menatap Indah, wanita itu tersenyum simpul, "Hei cantik, gimana kabar kamu," ucap Bima.

Inginnya Bima memeluk tubuh ramping indah, untuk menghilangkan rasa rindu terhadap Mita. Tapi ia mengurungkan niat itu, karena ia berada dihadapan kedua orang tua bocah kecil ini.

Bima tidak tahu bahwa wanita itu lalu memeluk tubuhnya. Apa yang ia pikirkan akhrinya tersalurkan tanpa ia pinta. Bima membalas pelukkan Indah.

"Baik kok," ucap Indah, menatap wajah tampan Bima.

"Kamu sibuk apa sekarang?," tanya Bima.

"Ini lagi ujian,"

Alis Bima terangkat, "Ujian apa? SMA?,"

"Iya,"

"Kok cepet?," ucap Bima tidak percaya.

"Akselerasi,"

"Pinter dong kamu,"

Indah lalu tertawa, "Iya dong," ucap Indah, ia mengapit lengan Bima.

Sementara Bima membiarkan saja, toh ke dua orang tua wanita ini tidak marah ketika dia bergelanyut manja di lengannya. Bima mengikuti langkah pak Roby dan Istrinya menuju ruang keluarga.

"Habis ujian, indah liburan ke Bali ya, ke tempat Bima," ucap Indah.

"Ijin dulu dong sama papi dan mami kamu,"

MY LOVE MY CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now