♡5

1.5K 152 4
                                    

Namjoon mengendarai mobilnya menjauhi kawasan taman bermain itu. tangan kirinya sedari tadi digenggam Seokjin dengan erat dengan keadaannya yang masih bergetar. Sungguh, Namjoon ingin bertanya kepada seokjin siapa orang tadi menyapanya hingga membuatmya bergetar hebat seperti itu. namun, melihat kondisi seokjin saat ini yang begitu ketakutan, Namjoon mengurungkan niatnya hingga seokjin sedikit tenang.

Namjoon tak langsung membawa seokjin pulang ke apartemennya, berhubung taman bermain tadi dekat dengan pantai namjoon pun membawa seokjin untuk pergi kesana, agar seokjin bisa tenang setidaknys mendengar suars ombak yang bergemuruh menyatu dengan pasir pantai.

Mereka berdua duduk di pinggir bibir pantai, Seokjin menatap lurus pandangannya pada air laut yang sedang berlomba-lomba pergi ke bibir pantai menyambut beberapa orang yang menunggu air itu dengan sorak-sorakan kesenangan.

"Maafkan aku, namu. liburan kita jadi berantakan" kata seokjin menundukkan kepalanya. Namjoon melirik seokjin yang memeluk dirinya sendiri sambil menangis ketakutan, kecewa kepada dirinya sendiri karena mengacaukan liburan mereka.

"keluarkan semuanya jinseok-ah, aku ada untukmu disini. jangan takut, aku akan melindungimu" Namjoon memeluk Seokjin dari samping, kepalanya ia sandarkan ke kepala seokjin yang masih menunduk sedih. Seokjinpun makin menangis dan akhirnya jatuh ke pelukan Namjoon, meluapkan semua ketakutan dan kesedihannya. Seokjin benar-benar takut saat ini.

Setelah cukup tenang dan tangisnya berhenti, menyisakan sesenggukkan dan juga matanya yang sembab, Seokjin duduk di pangkuan Namjoon yang menyuruhnya untuk duduk di pangkuannya, Sedikit berbaring seperti anak kecil yang sedang ditimang orang tuanya, Seokjin terus mengontrol dirinya agar tak sesenggukan lagi, kepalanya ia senderkan di dada namjoon. "n-n-namu" katanya. yang dipanggil hanya melirik seokjin sambil mengusap pipi seokjin yang tembam itu.

"ngantuk" kata seokjin sambil mengusap matanya yang sembab itu. "tidur sayang" jawab namjoon. Seokjin mengangguk lalu tak lama ia memejamkan matanya, tidur di pangkuan Namjoon dengan keadaan dirinya yang seperti itu, Seokjin merasa sangat bersyukur dan bahagia. ia tersenyum lalu wajahnya ia tenggelamkan di badan namjoon dan tak lama ia pun tertidur.

Namjoon tersenyum lalu menatap laut yang masih bersuara dengan tenang itu, ia memejamkan matanya lalu menghirup nafasnya dalam-dalam dan membuangnya. ditatapnya lagi kekasih kesayangannya itu dengan kasih sayang, mengusap rambut sampai pipinya dengan lembut agar tak membangunkan si bayi kecil itu yang habis menangis dengan kencang. Berterimakasih lah kepada air laut dan juga angin yang menyamarkan suara tangisan seokjin yang akan sangat jelas terdengar oleh orang-orang.

Namjoon merogoh ponsel seokjin yang ada di saku celana seokjin, ia menelepon Yoongi diam-diam sambil memeriksa apakah seokjin masih tertidur atau tidak. Seingat Namjoon, jika seokjin sudah tertidur pulas pasti tak akan bangun hingga 5jam kedepan.

"Kau mau apa seokjin, di hari libur seperti ini meneleponku aku sedang ingin bersan---"

"Oi min yoongi"

"Ah kau, senior namjoon rupanya. tak biasanya, ada apa? kemana si anak manja itu?"

"Ada yang ingin kutanyakan tentang Seokjin, bisa kah kau temui aku? kau yang menentukan tempatnya"

"Kenapa tak langsung bertanya saja padanya, kau kan pacarnya. merepotkan sekali. kau tau? temanmu ada dirumahku sejak 2hari yang lalu dan selalu merepotkanku menyuruh ini dan itu karena kakinya yang bengkak dan tak mau pulang kerumah dengan alasan orang tuanya sedang bertengkar"

"Temanku?"

"Park Sialan Jimin" yoongi mengumpat yang jelas-jelas disebelahnya ada jimin yang sedang duduk sambil menonton tv.
"Yaaa!! aku tidak sialan dasar bodoh!"

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang