♡7

1.5K 151 4
                                    

"Yang ditunggu pulang nih" kata namjoon setelah membuka pintu apartemennya dengan membawa beberapa kantong plastik berisi makanan yang memang sengaja Namjoon beli untuk menyogok kekasihnya itu agar mengizinkannya keluar rumah. Seokjin tak kunjung menyahut kedatangan Namjoon dan Namjoon pun mengangkat alis.

"Jinseok ???" sahut namjoon. ia menuju kamar seokjin dan mendapati seokjin sedang tertidur sambil menghisap bibir bawahnya hingga menampakan gigi kelincinya yang gemas. Namjoon tersenyum lalu membaringkan badannya di kasur dalam posisi tengkurap sambil mengusap pipi seokjin, Seokjin yang sedikit merasa terusik matanya mulai terbuka lalu ia mengucek matanya perlahan,

"ah, namu udah pulang?" kata seokjin dengan suaranya yang masih belum terkumpul. Seokjin lalu mendekatkan tubuhnya ke dalam pelukan namjoon tanpa namjoon suruh lalu sedikit terlelap lagi karena nyawanya masih di dunia mimpi. "makanannya udah aku taruh di atas meja makan semua loh" kata namjoon.

"semuanya?" gumamnya setengah sadar. "iya sayangku" jawab namjoon mencium dahi kekasihnya itu. Seokjin meregangkan badannya kebawah lalu ia menatap namjoon sambil tersenyum, "terimakasih namu" katanya.

"tapi aku masih mau dipeluk namu kaya gini" katanya. Namjoon terkekeh, "ngantuk?" tanya namjoon, Seokjin menggeleng. "Namu hangat, aku suka" Seokjin memeluk namjoon lebih erat lalu menyenderkan pipinya di dekat tulang leher Namjoon.

"mau digendong sampai ke meja makan?" tanya namjoon. Seokjin mengangguk antusias. Namjoon duduk di pinggiran kasur setelah seokjin melepaskan pelukannya, "Bayi koalaku sudah besar ya?" kata namjoon sambil mengacak-acak surai seokjin, mengejeknya yang setiap hari bermanja ria kepadanya.

"aku lebih suka alpaca, namu!" protes seokjin.

"iya baiklah, sini aku gendong. kita makan dulu, kasihan perutmu kosong begitu. sudah lapar ya jinie?" tanya namjoon pada perut seokjin sambil mengusap-usap perut seokjin yang membuat seokjin kegelian. "Jinie siapa?" tanya seokjin bingung.

"nama perutmu, sayang" jawab namjoon. "perut juga harus diberi nama?" tanya seokjin bingung. Namjoon terkekeh lalu memeluk pinggang seokjin, "tentu saja, semua bagian-bagian tubuhmu harus kuberi nama satu-satu karena mereka semua favoritku. apalagi pemilik tubuhnya" balas namjoon terkekeh.

Seokjin duduk di depan namjoon dalam posisi menghadapnya lalu ia melingkarkan tangannya di leher namjoon, "koala, bukan alpaca. sudah kuduga" gumam namjoon tertawa lalu mulai berdiri membawa seokjin yang sedang bergelantung di badan namjoon layaknya bayi koala kepada induknya. yang digendong hanya menenggelamkan mukanya pada bahu namjoon sambil menghirup aroma parfum namjoon yang membuat seokjin candu akan aromanya.

"kim namjoon" gumam seokjin. yang mempunyai nama hanya terdiam sambil mendengar perkataan seokjin.

"kenapa aku bisa jatuh cinta padamu? padahal kalau orang lain menyatakan cinta padaku dengan seikat bunga dan sebungkus tteokbokki seperti itu mereka juga bisa, tapi kenapa aku menolak orang-orang yang mencoba dekat padaku dan lebih memilih seorang kim namjoon yang tidak tahu apa-apa tentangku bahkan sekedar pendekatanpun jarang" kata seokjin yang masih membenamkan wajah.

Namjoon mendudukan seokjin di kursi ruang makan lalu menghadapkannya ke semua makanan yang sudah namjoon beli dan siap sajikan itu. "Kim Namjoon itu menarik, makannya Kim Seokjin tertarik untuk menerima cintanya" jawab namjoon lalu duduk disamping seokjin.

"Padahal dia makan seperti babi" gumam seokjin lagi. "Aku suka babi" balas namjoon.

"Tubuhnya juga berat karena makan terus" timpal seokjin lagi. "Menambah point sexy" jawab namjoon.

"Tak bisa berbuat apa-apa selain manja padanya" kata seokjin. "tugasnya hanya membuat kim seokjin senang kok" jawab namjoon lagi.

"Maafkan aku, Kim Namjoon" seokjin tiba-tiba menangis. "Kim Seokjin tak pernah berbuat salah padaku" namjoon lalu memeluk seokjin dari samping. Ia menenangkan seokjin yang tiba-tiba menangis.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDWhere stories live. Discover now