♡38

1K 90 7
                                    

"Hati-hati namu..." kata Seokjin didepan rumahnya sambil menggenggam tangannya dibelakang punggung dan pipinya yang mengembung juga badannya yang digoyang-goyangkan kesana dan kemari, seperti enggan ditinggalkan oleh Namjoon. Namjoon menatap Seokjin lalu menghela nafas kecil dan mengusap wajah Seokjin, "Hanya sampai sore sayang, aku tidak akan pulang malam... Janji" jawab Namjoon lalu mencium kening Seokjin. Seokjin mengembungkan sebelah pipinya dan mengangguk kecil tak mengatakan apapun, "Oh ayolah jinseok sayang.. jangan membuatku gemas seperti ini" sambung Namjoon lalu mendekap Seokjin kepelukannya.

"Ikut saja yuk?" tawar Namjoon sedikit membungkuk dan mesejajarkan mukanya dengan Seokjin. Seokjin menatap mata Namjoon dengan berbinar, "b-boleh?" tanya Seokjin dengan suara yang kecil. Namjoon mengangguk, "boleh sayang" jawabnya. Seokjin tersenyum lalu menarik tangan Namjoon, "temani aku mengganti pakaian.." pintanya dan Namjoon langsung menggendong Seokjin ala bridal style, "Ku antar sampai klimaks juga tak masalah" balas Namjoon sambil menjulurkan lidahnya.

'Mulutnyaaa" kata Seokjin lalu tertawa dan melingkarkan tangannya di leher Namjoon.

Seokjin mengganti pakaiannya dengan baju formal menyamakan pakaian yang dipakai Namjoon. Jika Namjoon memakai baju formal berwarna hitam dengan elegan, Seokijn justru ingin memakai jas pink kesukaannya, walaupun sedikit kesusahan karena perutnya yang kini sudah membesar akibat menampung dua anak sekaligus. Padahal Namjoon sudah berkata pakai baju biasa pun tak apa, tapi memang dasar Seokjin yang ingin terlihat sempurna didepan orang-orang sekaligus memamerkan perutnya yang membesar akibat ulah Namjoon jadi ia memaksakan diri memakai jas Pink kesukaannya. Namjoon hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pasrah, "Kubawa baju ganti untukmu ya jinseok, ku tebak setelah berada disana kamu pasti merengek ingin melepaskan semua baju ketatmu itu" ujar Namjoon sambil melipat baju longgar Seokjin dan memasukannya kedalam tas kecil.

Seokjin hanya tersenyum seperti tak mempedulikan perkataan Namjoon dan bersenandung ria sambil menyisir rambutnya didepan cermin. Ia menatap Namjoon, "haruskah aku pakai kacamata seperti ini?" tanya Seokjin sambil memakai kacamata milik Namjoon, seperti deja vu. Namjoon merebut kacamata itu dari wajah Seokjin lalu menggeleng ,"Aku tidak ikhlas kalau wajahmu ditatap oleh orang lain disana tuh" katanya mengikuti gelagat Seokjin saat Seokjin menarik kacamata Namjoon. Seokjin memicingkan matanya lalu menatap Namjoon menggoda, "Eyy, suamiku posesif" katanya sambil tertawa. Namjoon tersenyum lalu menatap jam di tangannya, "Should we go now babe?" tanya Namjoon. Seokjin mengangguk lalu menggenggam tangan Namjoon dan mereka berdua pun pergi ke tempat kerja Namjoon.

😆😆😆😆

"Mini kita harus bicara" kata Yoongi tiba-tiba di kafetaria kampusnya saat Jimin sedang asik menyerupu ramyun kejunya. Jimin hanya mengangguk lalu mempersilahkan Yoongi berbicara, "Bicaralah honey" jawab Jimin tersenyum. Yoongi menghela nafasnya lalu mengetuk meja dengan telunjuknya, "Kurasa aku harus cuti kuliah, entah sampai kapan.." kata Yoongi dan langsung membuat Jimin menatap Yoongi tanpa berkedip dengan mi yang masih menggantung di mulutnya.

"Senior Namjoon membutuhkanku, untuk melindungi Seokjin..." sambung Yoongi lagi. Jimin menyuruput mi nya kemudian menelannya perlahan sebelum membalas perkataan Yoongi, "Seokjin dalam masalah? masalah besar? Kenapa semuanya bersusah payah untuknya? Aku pacarmu. Aku juga butuh perhatian darimu kalau kau mau tahu, Namjoon punya banyak ajudan, uangnya banyak, dia bisa menyewa 1000 bodyguard hanya untuk melindungi Seokjin.. tapi kenapa harus dirimu? karena dirimu teman dekat Seokjin? Apa Seokjin masih kurang mendapatkan Namjoon dan kini dirimu juga harus datang kepada Seokjin dan meninggalkanku seorang diri? Kenapa?" Jawab Jimin sedikit emosi dan juga... patah hati.

Yoongi menghela nafasnya dan mengulum bibirnya, "Seokjin--"

"Cukup Min Yoongi!" sela Jimin menatap Yoongi serius. "Aku bosan jadi bayangan diantara dirimu, Namjoon dan Seokjin. Aku ingin dianggap! Aku ingin kau mencintaiku tanpa ada Seokjin ataupun Namjoon diantara kita. Aku ingin kau hanya fokus kepadaku. Lupakan Seokjin, dia aman bersama Namjoon! Kau.. kau masih terlalu khawatir padanya dan melupakan diriku yang ada disisimu. Aku ingin merasakan cintamu dengan tulus tanpa berbagi hati dengan Seokjin. Aku ingin kau mencintaiku dan menyayangiku sepenuhnya tanpa berbagi dengan Seokjin. Aku tak ingin ada Seokjin lagi diantara kita. Cukup, aku lelah kau terlalu memaksakan dirimu untuk Seokjin!" Jimin menangis. Rasa sesaknya yang tidak ingin dia keluarkan karena takut melukai hati Yoongi, Namjoon ataupun Seokjin akhirnya keluar. Jimin sudah lelah, Jimin tidak ingin Yoongi membawa Seokjin didalam kehidupan bersamanya.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora