♡17

1.1K 113 8
                                    

Yoongi berlari menyusuri kota mencari Jimin yang sudah entah pergi kemana. Sudah lebih dari 15 menit ia berlalu lalang mencari ke kanan dan ke kiri dari semua jalan yang ada, sampai terakhir ia sampai di taman dimana Jimin dan Yoongi bertemu untuk pertama kalinya setelah insiden Yoongi melabrak Jimin di kampus waktu itu. Benar saja, Jimin sedang terduduk menundukkan kepala di atas ayunan, mencengkram bajunya dengan sesak.

"Park Jimin" panggil yoongi lalu berdiri di depan Jimin yang masih terisak. Jimin tersentak kemudian menghapus airmatanya dan memalingkan mukanya enggan menatap Yoongi. Yooni tertawa sinis lalu melipat kedua tangannya, "kau menangis karena perkataanku? Lemah sekali" katanya.

"Bisakah kau berhenti mengolok-olok diriku? Aku lelah Min Yoongi" Jimin menyingsingkan ingusnya dan menatap Yoongi dengan sebal, benci mungkin. Yoongi menghela nafasnya laly berjongkok didepan Jimin, mensejajarkan mukanya dengan muka Jimin yang masih enggan menatap Yoongi.

"To the point aja, Kau menyukaiku?" tanya yoongi menatap Jimin. Jimin terdiam lalu menatap Yoongi tak berani menjawab apa yang barusan Yoongi tanyakan padanya. "Katakan saja Park Jimin, aku lelah menjadi satu-satunya orang yang jatuh cinta" Jimin membelalakan matanya dengan mukanya sembab karena menangis, tangannya gusar dan terus memainkan jempolnya panik.

"Park Jimin, kalau kau tidak menyukaiku maka pergilah dari hidupku. Aku tak ingin disukai karena sebuah pelampiasan. Aku ingin sesuatu yang spesial seperti hubungan Kim Namjoon dan Kim Seokjin. Jika kau tak memberiku harapan, tolong tinggalkan aku sendirian"

Yoongi terduduk ditanah tepat ia berjongkok, masih menatap Jimin dan menanti jawabannya. Berharap sesuatu tak akan melukai hatinya, termasuk jawaban jimin nantinya.

Jimin berdiri lalu menatap Yoongi yang masih terduduk, "aku akan pulang kerumahku" katanya. Yoongi membelalakan matanya dan berdiri didepan Jimin, "Terimakasih sudah memberiku tumpangan dan ada disetiap aku butuh, junior" Jimin membungkuk kepada Yoongi lalu berjalan meninggalkan jimin yang masih mematung.

"Park Jimin, ini artinya kau tak membalas perasaanku padamu? Kau masih menyukai Kim Namjoon kan? Berbulan-bulan hidup bersama tidakkah ada sedikit rasa untukmu kepadaku?" teriak Yoongi frustasi.

"Kau dan Aku tak pernah memulai sebuah hubungan Min Yoongi, lantas kenapa aku masih harus berada dirumahmu dan merepotkan semua keluargamu?" tanya Jimin.

"Lalu kau bisa menjelaskan kenapa kau lari dari apartemen Seokjin ketika aku berkata kasar kepadamu, dan menangis seperti itu? Kau dan semua perlakuan dan perkataanmu, tidak masuk akal, sialan" umpat yoongi.

"Cukup Yoongi! Tinggalkan aku, kau tidak akan pernah mengerti!" Jimin berteriak didepan muka Yoongi dan pergi setelah meneriakinya, ia berjalan menjauh dari Yoongi yang masih terdiam di taman, menyisakan aungan panas dihari itu. Setelah cukup menjauh dari Yoongi, Jimin berhenti berjalan dan berjongkok sambil meremas baju dibagian dadanya, "Yoongi bodoh, kenapa kau tidak mengejarku?" gumamnya sambil menangis.

"Aku sudah lama membuang rasa sukaku pada Namjoon, dan mulai mencintai dirimu sejak kita bermain di game center, berusaha menerima perkataan kasar dan dingin dari dirimu, tapi kenapa kau tak sadar? Aku mencintaimu Min Yoongi" lanjutnya sambil menangis dipinggir jalan , sesak didadanya tak bisa tertahan dan akhirnya semua keluar dengan satu teriakan. Beruntung tak ada orang yang mendengar bahkan melihat Jimin dengan keadaan seperti ini.

"kandas seperti dugaanku, padahal aku belum memulainya sama sekali" yoongi terduduk di kursi taman sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Tak ingin pulang kerumah, ia segera kembali ke apartemen Seokjin untuk sekedar duduk dan meditasi dengan suara cerewet dari Seokjin, bagi Yoongi suara Seokjin adalah obat stress ampuh baginya.

😢😢😢😢

"Yoongi, kau ini dungu sekali! Bodoh, tolol, tidak gentle, anak monyet, babi air, Babon madagaskar!!!" teriak Seokjin sambil menjambak rambut Yoongi beberapa kali karena kesal. Seokjin menangis didepan Yoongi karena temannya yang satu ini benar-benar tidak punya hati, katanya.

BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDWhere stories live. Discover now