♡25

918 119 7
                                    

"MENIKAH KATAMU?" Teriak seorang perempuan di dalam percakapannya bersama Seokjin melalui telepon, ya dia ibu Seokjin yang baru saja Seokjin hubungi untuk memberikan pengumuman pernikahannya dan meminta restu menikah kepada sang ibu dan ayahnya. "Aku bahkan sudah tak tinggal di apartemen itu lagi eomma, si Jung Hoseok itu mengusik hubunganku dan Namjoon bahkan sampai mengancam akan berbuat yang tidak-tidak kepada kami" adu Seokjin kepada ibunya.

"Dimana sekarang kau tinggal Seokjin-ah? Tega sekali tak memberitahu orangtuamu soal kepindahan dirimu sekaligus meminta restu untuk menikah melalui telepon, kau anggap apa ibu dan ayahmu, anak tengik" umpat sang ibu yang masih tak percaya dengan tingkah sembrono anaknya itu.

"Memangnya salah siapa membawa seorang anak laki-laki tak dikenal dari luar negeri seakan dia orang yang pas untukku tanpa menanyai kabarku di korea selama bertahun-tahun, Aku sudah sangat bahagia dengan Kim Namjoon, eomma! Aku tak butuh si sialan Jung Hoseok itu, anak jelek dan juga sangat jahat, licik! aku membencinya" jawab Seokjin tak mau kalah dari argumennya bersama sang ibu.

"Ya, bocah kecil! Dimana rumahmu sekarang aku akan pergi kesana secepatnya bersama ayahmu! Beritahu kami. Kau ingin menikah dengan si bocah Namjoon itu secepatnya kan?" pinta dan titah sang ibu. Seokjin menghela nafas lalu menatap ke arah Namjoon disebelahnya yang masih terduduk menunggu Seokjin dan ibunya berbicara, Namjoon mengangguk sambil tersenyum dan mempersilahkan Seokjin untuk memberitahu dimana mereka tinggal.

"Baiklah baik, cih menyebalkan sekali eomma yang satu ini. Akan kuberikan alamat mansionku dan Namjoon tapi eomma harus berjanji untuk memastikan bahwa si Jung Hoseok itu tidak mengikutimu kesini, kalau sampai dia tahu dimana aku dan Namjoon tinggal akan ku pecat kalian berdua sebagai orangtuaku" ancam Seokjin kepada orangtuanya walaupun sebenarnya ia tak bersungguh-sungguh mengatakannya.

"YA SIALAN ANAK YANG SATU INI MULAI KURANG AJAR SEKALI MENTANG MENTANG KEKASIHNYA ANAK DARI ORANG TERKAYA SEKOREA DAN JUG---"

"sampai ketemu dimansion uri eomma" potong Seokjin tersenyum puas saat eommanya memaki Seokjin karena tingkah angkuh Seokjin yang hanya berpura-pura itu.

"YA KIM SEOKJIN!!" terdengar suara melengking dari ibunya yang berteriak namanya sebelum Seokjin memutuskan teleponnya secara sepihak. Seokjin terkekeh kecil lalu menyenderkan kepalanya di bahu Namjoon secara otomatis dan merangkul tangan Namjoon yang ada disebelahnya, "Senang?" tanya Namjoon. Seokjin makin terkekeh-kekeh sambil mengangguk puas, "aku suka saat orang tuaku kalah telak dan mengumpat didepanku seperti itu, tandanya mereka tak akan bisa melawan dsn melarangku untuk melakukan apapun yang aku suka, kekeke sangat lucu" jawab Seokjin.

Namjoon tersenyum memamerkan lesung pipinya lalu mengusap rambut Seokjin disebelahnya, "ah kalau begitu haruskah aku menelepon ayahku dan menyuruhnya datang kesini? Untuk bertemu dengan kedua orangtuamu dan juga membicarakan soal pernikahan kita"usul Namjoon dan mulai merogoh ponsel disakunya.

Seokjin langsung menatap Namjoon dengan cemas, "tidak apa memangnya? Ayah namu kan sibuk sekali" tanya Seokjin. Giliran Namjoon yang terkekeh lalu mengangkat kedua alisnya menatap Seokjin dan tersenyum, "faktanya, bukan hanya jinseok yang bisa puas karena orangtuamu kalah telak berbicara denganmu, aku memiliki sifat yang sama denganmu jinseok-ah, namun diriku lebih licik dibandingkan dirimu dan sedikit frontal , kekeke" jawab Namjoon sambil mencubit pipi Seokjin gemas. Seokjin mengembungkan pipinya lalu mengusap pipinya yang baru saja di cubit oleh Namjoon. Kemudian Namjoon mengetik pesan singkat kepada sang ayah dan tersenyum puas lalu menatap Seokjin kembali,

"kalau begitu haruskah kita kembali kedalam rumah dan mengatakan bahwa akan ada makan malam keluarga hari ini?" tanya Namjoon sambil menangkup satu pipi Seokjin, Seokjin mengangguk dan tersenyum, "um! Ayo namu" jawab Seokjin lalu menghamburkan dirinya di pangkuan Namjoon dan memeluknya. Namjoon tertawa kecil dan membalas pelukan Seokjin sambil menepuk punggung Seokjin beberapa kali, "Hey, mau kosplay jadi koala lagi ya?" tanya Namjoon. Seokjin tak membalasnya dan melingkarkan kedua tangannya di sekitar leher Namjoon dan menyembunyikan wajahnya di curuk leher Namjoon, "ayo pulang namu" ajak Seokjin.

"A-ah, koala yang satu ini kambuh lagi penyakit manjanya" gumam Namjoon lalu mengecup pipi Seokjin lalu mulai berdiri sambil membawa Seokjin yang bergelantungan di tubuhnya, "alpaka namu" protes Seokjin. "Iya-iya, tuan alpaka yang sedang menyamar menjadi seekor koala" jawab Namjoon pasrah sambil berjalan dan tertawa saat Seokjin masih sempat-sempatnya protes soal nama panggilannya itu.

🐿🐨🐳🦀

N

amjoon duduk kursi balkon kamarnya sambil menikmati sejuknya angin disore hari, tanpa sadar Seokjin memanggilnya beberapa kali namun tak digubris oleh Namjoon sampai akhirnya Seokjin harus menghampiri Namjoon.

"KIM NAMJOON!" teriak Seokjin di pintu balkon. Namjoon langsung bergidik dan berbalik ke arah Seokjin, "j-j-jinseok, ada apa? Kenapa?" tanya Namjoon dan langsung menghampiri Seokjin yang masih kesal sampai memegang kedua pinggangnya yang ramping itu.

"Ayahmu.. Ayahmu ada dibawah" kata Seokjin sambil mengoyak-ngoyak baju Namjoon. "Kau serius?" tanya Namjoon yang kaget sambil berteriak. Namjoon langsung menggandeng tangan Seokjin dan segera turun untuk menemui ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"A-ayah!" sapa Namjoon yang segera mendekati ayahnya. Seokjin yang tak terbiasa menemui orang baru segera mengumpat dan berlindung di punggung Namjoon sambil mencengkram bahu Namjoon cemas. "Tidak usah basa basi, anak nakal. Kemari aku ingin bertemu Seokjin" sanggah ayah Namjoon. "anak nakal?" gumam namjoon dalam hati.

"Jinseok, tak apa. Ayahku tak akan mengigit. Paling cuma mengotak-atik dirimu seperti boneka" kata Namjoon sambil menahan tawanya. Namjoon lalu menggenggam tangan Seokjin dan menariknya ke depan Ayah Namjoon yang sudah menunggunya.

"h-h-halo tu-tu-tuan Kim.. Aku Kim Seokjin" kata Seokjin lalu membungkuk didepan ayah Namjoon dan melirik Namjoon sekilas. Namjoon hanya membuang muka seperti tak mau ikut campur urusan Seokjin dengan ayahnya sambil terus menahan tawanya. Ayah Namjoon terdiam memandangi setiap inci raga Seokjin mulai dari rambut sampai ujung kaki. Ia lalu menghampiri Namjoon dan Namjoon pun segera sigap didepan ayahnya.

"ANAK BODOH, BISA BISANYA KAU MENGHAMILI ANAK MANIS SEPERTI SEOKJIN! KAPAN AKU PERNAH MENGAJARI MU SIKAP TIDAK SOPAN SEPERTI ITU SI BODOH NAMJOON?" Teriak ayahnya lalu menampar ujung kepala Namjoon sampai Namjoon teraduh. Seokjin langsung berbalik dan terheran-heran, kapan dirinya hamil pikirnya.

"A-Ayah tenang! Seokjin tidak hamil! Aku hanya berbohong agar aku bisa dapat restu menikah dengan Seokjin darimu. Pesan tadi siang itu hanya bercanda ayah, oh berhenti memukuliku" kata Namjoon yang masih menghindari hantaman sang ayah.

"SIAPA YANG HAMIL?" teriak seseorang dari pintu masuk mansion itu.

"Eomma!"
"nyonya kim" kata Namjoon dan Seokjin serempak.

"Kim Seokjin kau hamil? Kau.. Kau sedang mengandung seorang anak?" ibu Seokjin langsung masuk tanpa permisi begitu pula dengan ayahnya yang masih mengikuti kemana nyonya kim itu pergi.

"Tidak!!! Aku tidak sedang hamil eomma!! Na-na-Namu hanya mengada ngada!" teriak Seokjin menyanggah perkataan ibunya. "Aigoo bocah tengik ini, hobinya membuat aku naik darah saja. Apa? kenapa kau tiba-tiba buru-buru ingin menikah? Kau pasti sedang hamilkan? Mengaku kau anak nakal!" ibu Seokjin memukul pantat Seokjin dengan tas yang dibawanya. Seokjin meronta-ronta dan akhirnya sedikit berteriak, "AH EOMMA HENTIKAN AKU TIDAK HAMIL!" katanya dan semua orang pun terdiam termasuk Namjoon yang akhirnya menatap sang kekasih dengan kikuk.

"i-intinya, aku ingin menikah dengan Namjoon bukan karena aku hamil diluar nikah!" kata Seokjin lalu membetulkan posisi berdirinya dan mendekat kearah Namjoon. Orang tua Seokjin lalu menghela nafas begitupula dengan ayah Namjoon. Mereka saling bertatapan dan akhirnya membungkuk untuk saling menyapa, "maaf atas keributannya" ujar papa Seokjin.

"Kalau begitu ayo kita mengobrol di sofa, tidak enak kalau berdiri dan tegang seperti ini" ajak Namjoon dan akhirnya semuanya pun duduk di sofa dan memulai percakapan pertemuan kedua orang tua Seokjin dan ayah Namjoon.

"Kau, berhutang cerita banyak padaku kim bodoh namjoon" gumam Seokjin disamping Namjoon sambil pura-pura tersenyum di depan orang tua mereka.

"habislah aku malam ini" gumam Namjoon dalam hati.


BABY JINSEOK and HIS MOONCHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang