Chapter 7

15 2 0
                                    

Sambil dengerin lagunya, ya! Cekidot!

Pemilik gembong narkoba tengah memeriksa sejumlah barang hantaran dari kurir. Puluhan kardus berisikan ekstasi, sabu-sabu, ganja, dan zat adiktif lain baru saja sampai ke tanah air. Untung saja selama proses pengiriman, anak buahnya ini mampu menyembunyikan barang tersebut dengan baik. Jika pengiriman proses berjalan lancar, maka distribusi ke konsumen akan mudah.

Selesai pemisahan barang haram sesuai kebutuhan setiap konsumen, gembong narkoba meminta anak buahnya berkumpul. Diberikanlah beberapa bungkus ekstasi, sabu-sabu, ganja, dan zat adiktif lain untuk diantarkan orang suruhannya. Para anak buah gembong narkoba mengamankan dengan sebaik mungkin barang hantaran. Jangan sampai aparat negara atau orang-orang curiga jika mereka membawakan sejumlah barang haram ke tempat tertentu.

"Michael, seperti biasa kamu kirimkan semua butiran ekstasi dan ganja ke konsumen yang ada di setiap klub malam!" titah sang gembong narkoba.

"Siap, Tuan Bos!" Pria beralis tipis dan memiliki tubuh agak gemuk yang bernama Michael mengacungkan jempol.

"Bastian, kirim yang ini ke penjara kota!" Selanjutnya gembong narkoba memberikan bungkusan pil morfin dan ekstasi pesanan ayah dari Angel.

"Siap, Tuan Bos!" Kurir yang biasa mengantar barang haram ke penjara. Bastian juga selain mengantarkan kiriman narkoba kepada Pak Yohan, dia juga diandalkan ketika mengirimkan uang hasil jualan tersebut untuk biaya apartemen yang ditempati Angel tanpa sepengetahuannya.

"Terakhir kamu, Levin!" seru gembong narkoba. "Kamu antarkan sabu-sabu dan opium ke daerah pemukiman kumuh di Kota Jakarta."

"Baiklah, Tuan Bos! Saya antar ini semua hingga ke tangan konsumen." Biasanya kurir narkoba yang bernama Levin selalu mengirim barang ke tangan anak-anak jalanan yang depresi.

Gembong narkoba mengangguk, anak buahnya bisa diandalkan dalam pengiriman barang haram tersebut. Satu-persatu kurir beranjak dari tempat pertemuan dan menjalankan tugas mengantar narkoba ke tempat tujuan. Pria yang berprofesi sebagai penjual narkoba mengambil sebuah rokok ganja dan dihisapnya nikmat.

Tanpa disadari mereka, tampaknya ada dua orang agen rahasia yang menyamar jadi warga desa sedang mengintip. Mereka langsung bersembunyi ketika para anak buah gembong narkoba keluar dari markas. Jantungnya terasa mau copot saja, apalagi ada seorang kurir pengantar barang haram lewat di depan mata. Akhirnya setelah keberadaan mereka tak dilacak, kedua agen rahasia menghela nafas lega.

"Sucipto, kita lanjutkan misi ini besok saja! Yang penting kita sudah tahu aktivitas dari dalam markas," ajak Gerald.

"Di sini walaupun terlihat sepi, tetap saja ada orang-orang yang berjaga di sekitaran markas ini, Jarot." Charlie menunjuk segelintir orang sedang berlalu lalang dari dalam markas gembong narkoba.

Gerald dan Charlie yang sedang bertugas mengawasi praktik kerja sama pengiriman narkoba beranjak dari markas. Mereka melanjutkan misi dengan menyamar jadi penjual asongan untuk mengawasi kurir narkoba. Tujuan tempat yang biasa dihampiri kurir tersebut biasanya terminal kota ataupun pinggiran jalan.

****

Akhir pekan, Angel kembali menjenguk sang ayah ke penjara. Jika pada kunjungan sebelumnya diantar oleh Dera, kali ini dia ditemani oleh Kintan. Kedua gadis itu selalu menemani wanita cantik yang lekat dengan tatapan mata sayu. Dan tampaknya gadis yang telah ditinggal oleh keluarga semenjak lulus SMA tampak bahagia bisa berkunjung lagi.

Kedua gadis yang dipertemukan dalam pekerjaan yang sama menelusuri setiap lorong penjara. Makin hari jumlah para tahanan dalam penjara semakin banyak. Apalagi dengan berbagai macam kasus yang menyeret para pelaku hingga dijerumuskan ke jeruji besi. Angel menatapi mereka tidak habis pikir dengan tingkah para tahanan penjara yang mengikuti jejak sang ayah.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now