Chapter 23

5 1 0
                                    

Penyelidikan kasus dan menikmati bulan madu adalah dua hal yang berbeda. Pria itu menjalani masa liburan sambil mengawasi bagaimana kinerja masing-masing agen rahasia dan pasukan. Lalu pada malam hari dia mengirimkan semua laporan ke surel ketua tim. Hal ini sangat melelahkan, andai saja paman dari istrinya memberikan waktu untuk bersantai dan tidak ikut menyusul ke Makassar. Bagaimanapun juga, tanggung jawab menangani kasus kriminal tetaplah tugas utama sebagai agen rahasia.

Seluruh bukti tampaknya bertumpukan di meja kerja yang ditempati pria berparaskan tampan. Dia memeriksa keaslian semua barang bukti sebelum mengirimkan foto ke ketua tim. Lalu ditaruh kembali di tempat penyimpanan barang dan mulai memotret lagi. Pria itu terus melakukan kegiatan yang sama hingga larut malam. Terakhir dia menuliskan laporan dalam bentuk dokumen sebagai bahan rujukan. Jari-jari tangannya menari di atas keyboard laptop.

Dari luar, seorang wanita cantik datang membawakan baki berisikan segelas susu. Wanita itu mendorong pintu ruang kerja dengan kaki dan berjalan. Terlihat sosok suaminya sedang sibuk bekerja walaupun sedang menikmati bulan madu bersamanya. Dia merasa kasihan padanya lantaran harus menanggung pekerjaan menyelesaikan misi sebagai agen rahasia. Lalu ia menaruh segelas susu tepat di samping laptop dan memijat pundak pria itu.

"Sayang, mendingan dilanjut besok saja ngerjain pekerjaannya. Ini sudah malam lho!" tegur wanita itu. Jari lentiknya dengan telaten memijat bahu dan pundak sang suami yang sangat tegang.

Pria yang sibuk berkutat dengan laptop menoleh sebentar dan tersenyum. "Sebentar lagi beres kok," ujarnya lemah. "Maafkan aku ya, Angel. Harusnya kita bisa menghabiskan banyak waktu berdua seperti hari-hari kemarin. Tapi aku malah ada kerjaan."

"Nggak apa-apa kok. Maklum lah, kan kamu agen rahasia. Saat lagi santai juga kamu biasanya dipanggil buat menjalankan misi mendadak." Tangan Angel berhenti memijit pundak suaminya dan menyodorkan susu. "Ini kamu minum dulu susunya biar lebih berstamina dalam bekerja!"

"Iya, Gel!" Tangan sang suami mengambil alih gelas dan meminum isinya dalam sekali tengguk. Selanjutnya dia melanjutkan aktivitas mengetik laporan terkait barang bukti hasil temuan para agen rahasia.

Angel memperhatikan bagaimana suaminya terus fokus menatap layar laptop. Layar komputer portable itu menampilkan deretan huruf dan angka yang berisikan seluruh laporan barang bukti dibaca sekilas. Wanita itu lebih memilih melanjutkan kegiatan memijat sampai ke bagian kepala sang suami.

"Hm.... Alex, selama ada agen rahasia dan pasukan ke sini, apa kamu tidak ikutan terjun ke lapangan dan menyamar?" tanyanya.

Alex mengetik beberapa patah kata lagi dan menyimpan dokumen siap kirim untuk ketua tim. "Aku tidak ikut dulu rekan kerjaku menyamar. Kan aku masih ingin menghabiskan sisa waktu liburan sebelum berakhir. Lagi pula aku kasihan padamu jika meninggalkanmu dari sekarang. Aku hanya ditugaskan untuk jadi pengawas dulu sampai ketua tim menyusul ke sini."

"Oh iya ya!" Angel menepuk keningnya. "Kan seharian ini kamu nemenin aku ke taman bermain di Kota Makassar. Pantas saja tidak ikut menyamar setelah para agen rahasia bertugas."

Jari telunjuk Alex menekan tombol enter pada keyboard untuk mengirim laporan. "Kerjaanku sekarang sudah beres! Lega rasanya!" serunya girang.

"Tapi lihat tuh! Kayaknya ada balasan email!" Angel menunjukkan sebuah pesan email dari alamat surel yang sama.

From : Team Leader

5°09′35″S 119°23′39″E/ 5.159676°S 119.394243°E

"Lha? Kamu capek-capek ngetik malah dapat balasan email begini dari ketua tim. Gimana sih?" decak Angel.

"Tapi itu titik kordinat suatu tempat. Mungkin ketua tim memintaku agar bertemu ke sana. Sebentar aku cari dulu." Alex menelepon ke Renald untuk menanyakan tempat yang dimaksud dari titik koordinat tersebut.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now