Chapter 17

5 2 0
                                    

Dor! Dor! Dor!

Lesatan peluru menembus pintu kamar, ketiga orang yang ada di kamar menghindar. Kemudian pintu didobrak, menampilkan sosok pemuda tampan yang merupakan mantan agen rahasia PKK. Senyum bahagia merekah di kedua sudut bibir Angel. Akhirnya doa yang dipanjatkan Angel pada Tuhan terjawab sudah.

"Lepasin cewek itu, bajingan! Atau gue tembak kepala lo!" gertaknya.

Kedua mafia itu melepaskan cengkraman tangan pada Angel, bersiap mengambil sesuatu dalam saku celana. "Kalau lo bisa nembakin kita, kita juga bisa nembakin lo, bangsat!" Lalu suara decitan pistol mengagetkan Alex.

"Angel! Cepetan kamu pergi dari sini! Biar aku yang hajar mereka!" teriak Alex sambil melemparkan pistol lain pada Angel.

Angel mendapatkan pistol dari Alex dan mengarahkan pada kedua mafia. "Di sini aku diculik dengan temanku yang kerja di klub malam. Sekarang biar kita yang habisi mereka dulu sebelum kita kabur," katanya.

Alex jadi bimbang antara membiarkan Angel ikut membantu atau tidak. Pemuda itu tahu jika gadis cantik ini sangat keras dan nekat seperti dirinya. Jadi pilihan terakhir adalah membawanya kabur sambil terus menghindari peluru yang berterbangan dari senjata kedua mafia.

"Lex, kenapa kita malah kabur?" tanya Angel keheranan sambil tangannya terus dituntun pemuda itu untuk melarikan diri dari markas para mafia kejam.

"Kamu gila apa? Udah kubilang kamu kabur duluan, malah mau bantuin aku. Kamu mau apa pendarahan dibekas jahitan perutmu?" omel Alex balik menunjuk luka baru di beberapa tubuh gadis itu.

"Tapi aku nggak mau biarin kamu lawan mereka sendirian. Karena aku khawatir dengan keselamatanmu. Sebenarnya aku itu sa-"

"Angel minggir!" Alex mengajak Angel merunduk. Dalam hitungan sekian detik, peluru melesat hingga memotong sehelai rambut Angel. "Fyuh! Hampir saja," kata pemuda itu.

Selanjutnya pemuda pemudi berlari menyurusi markas dan keluar. Angel beberapa kali meminta Alex untuk melawan dan menolong teman-temannya yang kini entah kemana. Namun melihat situasi tersebut, Alex tidak bisa menolak lantaran jumlah para mafia semakin banyak. Tapi dibalik itu semua, para gadis yang ikut diculik bersama Angel telah menyelamatkan diri.

Pintu menuju keluar markas menunggu di depan mata. Dan tak disangka bahwa anggota agen rahasia PKK bersama polisi ikut menggerebek markas. Alex membiarkan Angel menunggu di luar bersama para polisi dan agen wanita guna membantu menyelamatkan para gadis lain yang terjebak dalam gerombolan mafia. Sebelum mendengar protesan gadis itu, dia sudah lari menerjang orang-orang yang terlibat aksi tembak-menembak.

"Ayo semuanya ikut denganku!" ajak Alex memboyong teman kerja Angel menuju pintu lain markas.

"Hey! Kejar Alex!" teriak pimpinan mafia menunjuk Alex bersama enam orang wanita.

Alex bersama enam wanita yang diselamatkannya panik ketika beberapa mafia mengejarnya. "Argh! Mau ngajak ribut nih, Bangsat! Cepat menyingkir dari hadapanku!" Pemuda itu menodongkan senjata dan menembaki mafia dari balik tembok ruangan.

Dor! Dor! Dor!

Tembakan peluru mampu menghabisi mafia dalam beberapa kali tembak. Darah mengalir di sekujur tubuh pria-pria berbadan kekar. Alex tersenyum mengejek melihat salah seorang pria itu adalah pembunuh Denis. Dia bangga karena niatnya menghabisi Michael telah terlaksanakan. Tinggal ia bilang ke makam Denis mengenai janjinya yang telah ditepati.

Mereka pun keluar lewat pintu belakang, Angel yang sejak dari tadi panik akhirnya menghela nafas lega. Begitu pula dengan Alex, cowok itu lantas menemuinya dan meraih dalam dekapan. "Hey, gadis! Sekarang teman-temanmu bebas dari jeratan para mafia. Kamu tidak perlu khawatir lagi," katanya sambil memberi kecupan singkat di dahi gadis itu, menenangkan dia yang sejak dari tadi cemas.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now