Chapter 28

7 1 3
                                    

Bau obat yang menyeruak di sekitar kamar perlahan membuat wanita yang terbujur kaku di atas ranjang tersadar. Kelopak matanya berkedip-kedip berusaha mendapatkan penerangan agar bisa melihat. Selang impus masih tertancap mulus pada punggung tangan wanita itu yang pertama kali dilihat. Dia sangat terkejut dan menatapi setiap etalase ruangan yang diisi oleh seorang dokter dan dua perawat wanita.

"Syukurlah, akhirnya Nona Angel tersadar juga. Nona pingsan hampir 24 jam," kata dokter.

Angel melamun memikirkan bagaimana nasib Alex saat kecelakaan. Dia masih syok menerima kabar bahwa pria yang teramat sangat dicintai telah direnggut nyawanya. Terlebih lagi mendengar bahwa jasad pria itu belum bisa ditemukan. Bisa saja jasad suaminya hanyut hingga ke hilir sungai sampai tidak diketahui bagaimana nasibnya.

"Alex, jangan tinggalin aku! Walaupun kamu berbeda pemikiran dengan ayahku, tapi ayah mau menyerahkan tanggung jawabku kepadamu tepat di waktu kita menikah." Tetesan cairan bening jatuh dari pelupuk mata Angel.

"Nona Angel, tolonglah tenang sebentar! Anda baru saja tersadar setelah pingsan," tegur dokter.

Seorang perawat membawa Ibu Sofie beserta dokter kandungan ke ruang inap yang ditempati Angel. Pasien yang baru sadar setelah pingsan merasa heran akan kedatangan dokter lain. Ketika sampai di hadapan wanita itu, Ibu Sofie langsung memeluk erat menantunya. Isakan tangis antara bahagia dan sedih beradu menjadi satu. Sampai tetesan cairan bening terasa hingga menembus baju pasien yang dikenakan orang dipeluknya.

"Ada apa Ibu? Janganlah menangisi kepergian Alex," pinta Angel dengan mengelus pundak sang mertua.

Ibu Sofie melepaskan pelukan sambil mengesatkan air mata. "Nak, kamu masih mau kan tetap menjadi menantu Ibu walaupun Alex telah tiada? Janji ya jangan pergi ketika ada seseorang yang menggantikan anak Ibu di hatimu atau pada situasi yang sangat rumit hingga memaksamu meninggalkan Ibu?"

"Tentu saja. Karena keluarga Alex sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Lagi pula aku teramat sayang sama anak Ibu juga keluarganya. Tidak mungkin pergi dari hadapan Ibu."

Lalu Ibu Sofie menatap ke arah dokter kandungan supaya menjelaskan. Sebenarnya saat Angel masih pingsan, wanita paruh baya itu meminta dokter spesialis lain agar memeriksa tubuh menantunya. Apalagi akhir-akhir ini dia curiga pada perubahan yang dialami oleh Angel. Wanita cantik itu sering mual di pagi hari dan mudah letih ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.

Dokter kandungan mengangguk, lantas menghampiri pasien yang ada di depan mata. "Selamat, Bu Angel! Usia kandungan Ibu telah memasuki minggu kelima. Mulai sekarang Ibu harus menjaga pola makan dan luangkan waktu untuk beristirahat. Nanti Ibu bisa konsultasi kepada saya atau bidan terdekat di tempat Ibu tinggal."

"Sa-saya beneran ha-hamil?" Angel benar-benar tidak percaya, bagaimana bisa di saat ia kehilangan suami, ia sedang mengandung anaknya.

"Iya, Bu Angel. Ini hasil pemeriksaannya." Dokter memberikan sejumlah berkas pemeriksaan.

Angel membaca satu persatu lampiran berkas yang memuat hasil tes kesehatan. Mulai dari pemeriksaan urine, darah, hingga USG dijalani tanpa sepengetahuannya. Tahu-tahu dia diberikan hasil yang menunjukkan bahwa dirinya positif hamil. Pasti wanita itu menduga jika diam-diam ibu mertuanya sering curiga melihatnya bolak-balik ke toilet hingga diperiksa ketika pingsan.

Ada perasaan sedih dan bahagia saat mengetahui ada calon anak dalam rahimnya. Bahagia ketika Tuhan menitipkan anugrah yang impikan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Sedih karena bayi tersebut hadir ketika sosok ayahnya menghilang sejak kecelakaan bersama dengan ketua tim. Angel sangat mengkhawatirkan masa depan anaknya jika tumbuh tanpa ada sosok kepala keluarga yang mendampingi tubuh kembang si buah hati.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now