Chapter 10

12 2 0
                                    

Jangan lupa setel lagunya, Readers!

Kasus yang menimpa Dera beberapa hari yang lalu membawa catatan buruk bagi rekan kerjanya, siapa lagi jika bukan Angel dan Kintan. Setelah berhasil menyelamatkannya dengan bantuan kedua agen rahasia dan kekasih Dera yang bernama Rangga, mereka tidak bisa berhenti bersedih. Mereka memang berhasil menolongnya, namun kehormatan teman sudah terenggut. Bagaimana tidak, mereka menemukannya dalam kondisi terbalut selimut dan tubuh tidak berdaya.

Pada ranjang rumah sakit, Dera masih menyimpan trauma atas kejadian yang menimpanya. Selama pemulihan psikisnya, tak pernah sekalipun dia menyentuh makanan. Sepanjang malam juga gadis cantik itu sering dihantui rasa takut yang berlebihan. Memang kejadian di rumah bordil telah membuat hidupnya hancur berantakan. Entah bagaimana tanggapan keluarga ketika tahu saudara atau anak mereka dalam kondisi menyedihkan.

"Dera, ayo makan! Sudah tiga hari kamu belum makan." Kintan hendak menyuapkan sesuap nasi, namun Dera menggeleng.

"Asalkan kamu berhasil ditolong juga, kami bersyukur. Tolonglah, kali ini saja kamu makan," bujuk Angel.

Tak ada tanggapan sama sekali dari Dera, dia hanya melamun dan terus melamun. Tidak mempedulikan lagi jika kedua rekan kerjanya sangat khawatir ia tidak makan berhari-hari. Lagi-lagi Kintan dan Angel hanya bisa bersabar menghadapi gadis cantik itu yang susah disuruh makan Mereka mencoba untuk menghubungi keluarganya agar Dera bisa dibujuk makan pun ditolak.

Lalu tiga orang berseragamkan hitam layaknya seorang polisi didampingi seorang perawat mengetuk pintu kamar rawat inap. Dera, Kintan, dan Angel menoleh ke arah sumber suara. Selanjutnya Kintan menaruh kembali piring yang sama sekali tidak disentuh makanannya oleh Dera. Gadis itu membuka pintu dan terkejut melihat tamu asing yang sepertinya diperintah untuk menyelidiki kasus Dera.

Ada dua orang pria dan satu orang wanita berseragam hitam seperti anggota kepolisian masuk ke dalam kamar. Mereka meringis melihat kondisi psikis Dera yang tidak baik-baik saja. Sampai salah satu dari mereka pamit pada orang-orang yang ada di kamar inap pasien.

"Sepertinya tugas saya mengantar kalian berdua ke sini sudah selesai. Kalau begitu, saya mau permisi dulu. Ada pekerjaan yang belum tuntas," katanya pada kedua orang yang berpakaian sama seperti dirinya.

"Terima kasih, agen A98!" sahut kedua orang itu.

"Sama-sama, agen S12 dan agen M77."

Kintan yang dari tadi menyimak obrolan ketiga agen rahasia menyenggol lengan Angel. "Gel, kalau tidak salah.... Itu cowok yang waktu itu berantem di tempat kerja kita, 'kan?" tanyanya menunjuk salah satu agen rahasia.

Angel memandang penuh selidik pada agen rahasia yang dimaksud oleh Kintan. Kemudian ingatannya kembali diputar pada kejadian dua orang agen rahasia dikejar oleh sepuluh orang pembunuh bayaran. Mereka terlibat dalam perkelahian, sampai salah satu agen rahasia menodongkan senjata. Tapi yang lebih parah lagi, dia juga menindihnya dan tersadar setelah mendengar jeritan minta ampun dari mulutnya.

"Iya, orang itu. Bukannya dia yang pernah kerja sama dengan temannya yang bantuin kita kan waktu kejadian Dera di rumah bordil?" Angel memberi konfirmasi atas ucapan Kintan.

"Buruan samperin dia gih! Bilang makasih sama temannya yang bantuin kita ke rumah bordil. Dia kan pernah kerja sama waktu berkelahi di klub malam juga. Yang kenalan dengan Dera," titah Kintan.

"Kok jadi aku yang nyamperin sih? Nanti ditodong lagi bagaimana?"

"Tenang saja. Kamu bicaranya pelan-pelan. Kan nggak sengaja kejadian yang berlalu. Paling cuma memaklumi gitu." Gadis manis bermata sipit tetap menyuruh. "Tuh dia sudah pergi! Minimal kamu bilangnya dari aku begitu," tunjuknya pada kedua agen rahasia.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now