Chapter 19

6 2 0
                                    


Acara pernikahan telah berlangsung dengan sakral. Tinggal Alex yang membawa serta Angel dan kedua kerabatnya menuju tempat resepsi. Acara ini adalah moment paling bersejarah dalam hidup sepasang pengantin yang resmi menikah.

Angel duduk di kursi depan mobil berusaha merapihkan gaun putih yang tergerai hingga terinjak sepatu. Sedangkan Alex masih sibuk menyetir mobil. Kecanggungan di antara mereka terbilang cukup lama, sampai pemuda itu memulai pembicaraan.

"Jujur, hari ini aku merasa gugup saat acara tadi. Aku pikir aku bakalan salah menyebut nama dan harus mengulang beberapa kali," katanya.

Angel menoleh pada pemuda itu, memberikan senyuman termanisnya. "Aku juga berpikir begitu. Untung saja kamu bisa dalam sekali ucap."

"Ha, ha, ha, ha! Iya. Hari ini kamu jauh lebih cantik dari biasanya." Alex tertawa canggung, selanjutnya memperhatikan penampilan gadis yang telah resmi jadi istrinya.

"Terima kasih. Kamu juga jauh lebih tampan hari ini," balas Angel.

"Terima kasih banyak."

Kecanggungan di antara pasangan pengantin kembali berlanjut. Mereka masih belum menyesuaikan diri sejak akad selesai. Kerabatnya yang duduk di kursi belakang mobil pun sibuk memainkan ponsel menambah kecanggungan.

Mobil melaju tepat di pekarangan lapangan yang dihiasi karpet merah dan dekorasi pernikahan. Para tamu undangan menyambut baik kedatangan rombongan pengantin. Semua orang yang ikut serta dalam rombongan turun dari mobilnya masing-masing.

Lalu Alex terlebih dulu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Angel. Gadis itu makin mengagumi sikap gentleman dari sosok suaminya sekarang. Dia menerima tangan dari suaminya dan berjalan beriringan di atas karpet merah. Mereka menemui pamannya Angel yaitu Pak Edward untuk meminta doa restu.

"Doakan Angel ya, Paman! Semoga hubungan kami bisa bertahan untuk selamanya," pinta Angel menyalami tangan pamannya.

"Iya, doaku menyertaimu," sahut Pak Edward.

Selanjutnya Pak Edward dan Alex saling bertukar pandang mengulurkan tangan, mengajak saling kenalan. Tatapan Pak Edward memancarkan aura membunuh pada sosok suami dari keponakannya. Begitu pula Alex yang merasakan firasat buruk yang sebentar lagi datang menghampiri.

"Paman, doakan kami ya!" kata Alex.

"Iya, doaku selalu menyertaimu," Pak Edward membalasnya ramah. Dia pun teringat akan berita terbaru yang disampaikan anak buahnya terkait calon menantunya.

"Pemuda yang mempersunting keponakan Bos adalah Alex. Dia adalah mantan agen rahasia," ungkap pria misterius saat bertemu di markas KKB. Tak lupa juga menyodorkan tiga lembar berkas yang dicuri saat tidak ada siapa-siapa di rumah bibinya Alex.

Mata Pak Edward membelalak membaca semua lembaran berkas hasil curian anak buahnya. Walaupun data tersebut tidak lengkap menjelaskan identitas asli Alex, tetapi cukup membuktikan bahwa pemuda itu adalah agen rahasia. Di sana hanya terdapat kasus pemberontakan warga di Timika yang ditangani calon menantunya dengan Aslan dan Cleo.

Lalu tangan kekar Pak Edward mengoyakkan isi berkas bawaan anak buahnya. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja kalau sampai Alex menjadi menantunya. Pemuda itu pasti sengaja memanfaatkan keponakannya dan menangkapnya sebagai tahanan yang kabur bertahun-tahun lalu.

"Bangsat!" gertaknya memukul dinding. "Terus kapan pernikahannya akan dilangsungkan dan di mana? Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi."

"Menurut informasi dari rekan kerja keponakan Bos yaitu Kintan, saat ini Angel sedang sibuk mengurusi pernikahannya dan tidak bekerja lagi di sana. Dia dipingit oleh ibu mertua dan calon adik iparnya selama dua hari terakhir."

Mission Attack (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang