Epilog

22 1 0
                                    

Hembusan angin dari arah barat ke utara menjadi pengiring para wanita mengenakan pakaian serba hitam melewati setiap jalanan setapak. Suasana tempat yang tidak asing lagi untuk tempat peristirahatan terakhir. Di mana tempat semua orang memanjatkan doa dan kesedihan yang mendalam untuk orang yang mereka sayangi selama hidupnya. Gundukan tanah yang dhiasi batu nisan dan rerumputan segar berjejer rapih di setiap penjuru.

Langkah para wanita berpakaian hitam terhenti di sebuah makam yang masih terlihat baru. Mereka duduk bersila dan memanjatkan doa untuk keselamatan orang yang telah dikebumikan sejak seminggu yang lalu. Walaupun orang yang kini mereka doakan selama hidupnya jahat, tetap saja sesama manusia harus saling mendoakan keselamatannya.

Lalu seorang wanita di antara mereka sudah dari tadi tak kuasa menahan isak tangis. Baru saja kehilangan kedua sosok pria yang sangat disayanginya, kini dia pun ditinggal seorang pria yang jadi harapan terakhir dalam menjalani hidup. Sekarang pria itu telah meninggal dan hidupnya bagaikan sebatang kara, walaupun ada mertua dan adik iparnya.

Hal ini juga sama dirasakan oleh wanita yang telah lama menjalin cinta dengan ketua tim PKK periode sekarang. Ketika menjalankan misi dengan agen rahasia PKK lain, mereka hilang entah kemana. Sejak tahu para penjahat mencelakakan suaminya dan menceburkan mobil yang ditumpangi ke sungai. Ketika polisi melakukan olah TKP, jasadnya sama sekali tidak bisa ditemukan.

Angel mengusap wajah pertanda selesai berdoa, dia menaburkan bunga dan air dalam botol kaca ke atas kuburan. "Paman, mengapa Paman ikut meninggalkanku? Walaupun Paman menelantarkanku dan mencelakakan Alex, tapi Paman tetaplah orang yang selama ini menjagaku dikala Ayah dipenjara."

"Angel, sudah jangan menangis!" Ibu mertuanya, Ibu Sofie menepuk bahu sang menantu. "Di sini masih ada Ibu dan Nesi yang menemanimu. Jangan khawatir jika kamu merasa hidup sebatang kara," katanya diangguki Nesi.

Angel menoleh pada Ibu Sofie dan adik iparnya, Nesi. Ditataplah keluarga baru dengan tetesan cairan bening yang mengalir dari pelupuk mata. Dia sangat senang jika dia tidak ditinggal sendirian bersama dengan anak dalam kandungannya. Ibu mertua dan adik iparnya sangatlah baik, walaupun tahu bahwa tulang punggung keluarga mereka hilang karena Pak Edward.

"Ibu dan Nesi benar! Aku tidak sendirian di dunia ini jika ada kalian, Kak Selvia, dan anak ini," ujar wanita cantik itu sembari mengelus perutnya yang makin membuncit.

"Ya, aku tahu itu, Angel! Suamimu dan suamiku sama-sama menghilang ketika sedang menjalankan misi. Aku juga mengerti perasaanmu. Apalagi sekarang aku jadi single parent untuk kedua anakku." Istri dari Aslan bernama Selvia menunjukkan kedua anak perempuannya.

Tak lama kemudian kedua wanita yang merupakan istri dari agen rahasia saling berpelukan. Mereka meluapkan segala kesedihan yang ada di dalam hati. Kehilangan penyokong utama dalam berkeluarga adalah hal yang sulit untuk diterima. Entah bagaimana kehidupan selanjutnya setelah semua ini terjadi. Mereka harus membesarkan anak sendirian dan mencarikan nafkah.

Ibu Sofie dan Nesi hanya memandangi kedua wanita yang berpelukan dengan tatapan sedih. Lalu terdengar suara teriakan seseorang entah dari mana. Yang pasti membuat Angel dan Selvia berhenti saling berpelukan satu sama lain. Suara yang tak asing lagi di telinga mereka, tetapi entah dimana orang yang kini memanggilnya sekarang.

"Aku yakin nggak salah lagi. Ini pasti suara Aslan," gunam Selvia sembari mengesatkan air mata.

"Selvia!" Merasa namanya dipanggil, Selvia menoleh ke arah sumber suara dan terkejut. Rupanya terlihat jelas di depan matanya bahwa Aslan yang tengah memanggil namanya.

"Sayang!" Selvia langsung berlari ke arah Aslan, bersamaan dengan kedua putri cantiknya yang menyusul di belakang.

Namun ada yang berbeda dari penampilan Aslan juga Alex sekarang. Semenjak dua bulan lebih menghilang, mereka terlihat mengenakan pakaian yang lusuh dan kotor. Walaupun begitu, para wanita itu menghampirinya dan mengucap rasa syukur akhirnya mereka berhasil ditemukan.

Mission Attack (Complete)Where stories live. Discover now