[42] Enchanted

3.4K 536 226
                                    

Walls of insincerityShifting eyes and vacancy Vanished when I saw your faceAll I can say is it was enchanting to meet you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Walls of insincerity
Shifting eyes and vacancy
Vanished when I saw your face
All I can say is it was enchanting to meet you

I'll spend forever wondering if you knew
I was enchanting to meet you

Many Typos
***


Mikaela turun dari mobil Nata setelah pemuda itu memarkirkan mobil. Perempuan dengan tangan yang masih di gips itu berjalan perlahan, dan seketika berbalik saat merasakan Nata mengikutinya. Mikaela memicingkan mata curiga "Ngapain?"

Pemuda yang ditatap tersebut pun hanya tersenyum memamerkan gigi putihnya "Mau ikut"

Mikaela melotot, entah kenapa Nata berubah menjadi orang yang tidak punya kerjaan seperti sekarang ini. "Lo kan gak satu jurusan sama gue! Ngapain sih, mending Lo balik atau ke tempat lain deh"

Nata menggeleng dengan cepat "Gak mau, itu kelas kan bukan punya Lo! Suka suka gue dong kalau mau masuk?"

"Tapi kan Lo bukan anak jurusan gue! Mana bisa" Mikaela gemas sendiri melihat kelakuan Nata.

Nata pun hanya mengangkat bahunya enteng, "Dosennya juga gak bakal tau kali kalau gue bukan mahasiswanya!" Pemuda itu berjalan mendahului Mikaela, seolah mereka teman satu angkatan dan berada di kelas yang sama.

Mikaela memilih pasrah dan mengikuti Nata dari belakang. Namun langkah Nata berhenti tidak jauh dari kelas pagi Mikaela. Perempuan itu menatap Nata bingung, air mukanya berubah tegang dan suram. Rahangnya mengeras dan matanya menatap tajam sepada suatu objek.

Mikaela mengikuti arah pandang Nata dan terkejut melihat Dewa berdiri di depan pintu, menghadap mereka dengan melipat kedua tangannya di dada. Pemuda itu menatap Nata dengan datar sebelum mengalihkan padangannya ke Mikaela.

Nata menggeram tertahan, melangkahkan kaki hendak maju untuk menghajar Dewa lagi, namun langkahnya di tahan oleh Mikaela. Perempuan itu menarik ujung baju Nata dengan tangan kirinya, menatap Nata dengan sendu meminta untuk tidak berurusan lagi dengan Dewa.

Nata menggeleng dan menatap Mikaela tidak habis pikir "Dia harus habis di tangan gue!"

Mikaela menggeleng "Kalau Lo masih mau pukul Dewa, gue gak mau lagi deket sama Lo!"

Nata melotot tidak percaya. Setelah apa yang dilakukan Dewa, Mikaela masih ingin membelanya?

Mikaela menggeleng "Gue tau apa yang Lo pikirin! Gue gak gitu, intinya gue gak mau permasalahan ini di selesaikan dengan kekerasan. Ngerti?"

Nata menarik napas panjang, meredam kemarahan dan rasa ingin menghajar Dewa, menguburnya kedalam dirinya agar tidak muncul lagi. Meski Nata tidak terima, pemuda itu harus menghargai keputusan Mikaela. Menarik tangan kiri perempuan itu, Nata menggenggamnya dan membawa Mikaela berjalan menuju Dewa.

I'm a MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang