MUTUALISM

34K 1.8K 878
                                    

"Hei cantik, sendirian saja?"

Seorang pria bertubuh jangkung berjalan gontai mendekati seseorang bertubuh kecil yg berjalan lurus tanpa menoleh. Karena seseorang itu tak kunjung menjawab, pria tersebut berjalan sedikit lebih cepat dan berhenti tepat didepannya, membuatnya ikut berhenti. Matanya menatap datar lurus ke depan.

"Oh? Kau laki-laki? Kau cantik sekali sampai aku salah mengira kau adalah perempuan. Ah, tapi tak masalah, kau tetap cantik," pria tersebut mendekatkan wajahnya ke pemuda yg masih menatap datar ke depan, dan tercium aroma alkohol dari bibir pria di depannya ini, fakta bahwa pria itu mabuk.

Pemuda itu tetap diam saja tanpa menjawab.

"Hei, kenapa kau diam saja sedari tadi? Apa kau bisu?"

Hening lagi, pria mabuk tersebut mencengkeram pipi pemuda di depannya dan wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. "Ah, baiklah jika kau memang tidak mau berbicara, bukan masalah. Kita tunggu saja berapa lama bibirmu itu akan bertahan. Aku akan membuatmu menjerit." Bisik pria itu di telinganya dengan seringai jahat terukir.

Belum sempat pria itu menarik wajahnya, pemuda yg lebih kecil itu menahan dengan mencengkeram bahunya. Pria tersebut terkejut dan mencoba untuk menarik bahunya kembali namun cengkeramannya menguat dan pria tersebut mengerang karena dia merasakan sesuatu yg tajam menusuk bahunya.

"Argh! Apa yg kau— akh!!"

Pemuda yg lebih kecil mendorong bahu pria mabuk sedikit menjauh hingga wajah mereka sejajar. Dan pria mabuk itu terkesiap ketika matanya bersirobok dengan mata pemuda yg lebih pendek darinya, melihat perubahan warna pada mata pemuda di depannya.

Honey brown to red blood.

Pemuda itu menatapnya kosong dan datar. Lalu cengkeraman pada bahunya menguat dan pria mabuk tersebut berteriak kencang ketika ia merasa sesuatu yg tajam merobek bahunya. Darah segar menetes di tanah dan pria tersebut melotot horor.

Pria jangkung tersebut sadar seketika dari mabuknya, dan mencoba melepaskan dirinya namun ia tidak bisa berkutik karena kekuatan pemuda di depannya yg jauh di atas kekuatan manusia normal pada umumnya.

Pemuda kecil tersebut mendekat hingga pria di depannya mampu merasakan nafas dingin di tengkuknya. Seketika bulu-bulu halus di belakang lehernya berdiri.

Sebelum sempat pria tersebut berteriak minta tolong, sesuatu yg sangat tajam menancap di lehernya. Rasa sakit mencapai ke ubun-ubun dan pria tersebut merasa jiwanya tersedot dengan paksa. Dia bahkan tidak mampu untuk mengeluarkan suaranya.

Bunyi desisan dan tegukan terdengar seolah seseorang benar-benar kehausan dan pria yg tidak bisa berkutik tersebut sudah berhenti memberontak.

Pemuda kecil tersebut melepaskan pria yg sudah lemas di cengkeramannya jatuh ke tanah. Matanya masih membeliak dan tubuhnya sudah mendingin. Terdapat dua titik merah di leher kanannya dengan darah sedikit menetes dari salah satunya.

Pemuda itu menatap datar mayat di depannya dan menjilat bibir merahnya yg berlumuran darah. Lalu matanya mengerjap dan mata semerah darah itu kembali menjadi coklat madu dan seketika membulat sempurna.

"Apa yg kulakukan...?" Desisnya.

Pemuda kecil itu memejamkan matanya dan merasakan sesak karena sesal menggerogotinya. Dia benar-benar tidak sadar sudah melakukannya. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Dia berjanji untuk tidak menyerang manusia, lagi.

Dia terlalu terbawa nafsunya. Dia menatap kosong pada jalanan di depannya. Sungguh, ia benar-benar tidak menginginkan ini.

Pemuda tersebut menggigit bibirnya dan dia berfikir bahwa tidak ada cara lain selain menghilangkan jasad di depannya sebelum polisi menemukannya.

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang