HEIR 2.0

5.6K 683 89
                                    

"Kumohon, Jaemin-ah!"

Renjun bersujud di depan Jaemin dengan kedua tangannya tertangkup di depannya. Mereka berada di kampus, dan banyak sekali orang-orang yg memperhatikan mereka.

Tentu saja karena Renjun yg merupakan pemilik resmi dari RJ's Cyborg Zoo dan keturunannya Huang Zitao. Awalnya, mahasiswa yg mengemban ilmu disana tidak ada yg tahu siapa itu Renjun. Sampai berita pengesahan dan opening ceremony yg disiarkan di seluruh dunia, Renjun segera menjadi tajuk utama dalam semua berita di televisi mau pun koran, internet, dan bahkan wajahnya muncul dalam hologram yg terpasang di gedung pencakar langit.

Renjun benar-benar menjadi selebritis dalam sekejap.

Renjun sedikit kewalahan sebenarnya, karena bagaimana pun ia merasa asing dan tidak siap terhadap kehidupannya yg berubah sekarang ini. Renjun yg tadinya bisa dengan bebas pergi ke sana-sini, sekarang harus di jaga beberapa bodyguard lalu menutup wajahnya dengan masker dan topi. Media benar-benar mengikutinya kemana-mana. Akun sosial medianya yg membludak. Dan bahkan Donghyuck kemarin mengatakan orang-orang sudah membentuk fansclub untuk dirinya. Apa-apaan. Renjun bukan idol atau apa.

Dan sekarang, Renjun sedang berlutut di hadapan Jaemin karena ia mencoba untuk membuat Jaemin setuju—memaksa sebenarnya. Oke, mari kita ulang.

Jadi, setelah seminggu yg lalu Renjun menjadi bintang dalam sekejap karena kepemilikannya atas kebun binatang, ibunya datang ke pesta. Dan ingat, bagaimana ibunya yg ingin menjodohkan Renjun dengan siapa pun yg disebutkan ibunya waktu itu? Dan ingat bagaimana Renjun tanpa pikir panjang menunjuk Jaemin dengan mengatakan bahwa Jaemin adalah kekasihnya? Nah, jadi inilah kenapa Renjun memohon.

"Kumohon, Jaemin-ah. Tolong aku. Aku benar-benar tidak ingin datang ke acara perjodohan bodoh itu," Renjun merengek. Maksudnya Renjun menginginkan Jaemin berpura-pura jadi kekasihnya hingga ibunya berhenti menjodohkannya.

"Kenapa pula kau malah mengatakan kalau Jaemin adalah kekasihnmu," Donghyuck bersuara. Renjun menoleh. "Aku tidak tahu, oke? Aku saat itu benar-benar panik dan tidak bisa memikirkan apa pun. Lalu Jaemin berada disana, dan tanpa fikir panjang aku segera mengatakannya begitu saja," sesal Renjun. Dia memang bodoh, ia akui. Bagaimana bisa ia mengatakan hal sebodoh itu? Dan ketika ia baru sadar bahwa selama ini ia menyukai Na Jaemin?

Bodoh pangkat kuadrat.

"Jaemin-ah, aku berjanji akan melakukan apa pun asal kau setuju. Apa pun," ekspresi Renjun kemudian memelas. Dia mencoba menyerang Jaemin dengan jurus puppy eyes andalannya.

Jaemin mengerjap. "Apa pun?" Lalu senyum licik terukir di wajahnya. Ah, Na Jaemin tampan sialan. Bibir Renjun juga sialan. Kenapa bibirnya harus meluncurkan kata-kata itu, sih? Sialan, sialan.

Renjun menghela nafas. "Apa pun."

Jaemin tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Aku setuju."

Selamat datang di mimpi buruk, Huang Renjun. Renjun mendesah lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Renjun-ah, berhentilah mendesah gusar seperti tak ada hari esok, kau membuatku ikut kesal," Donghyuck mendelik pada Renjun.

Renjun cemberut menatap Donghyuck. "Aku harus bagaimana, Hyuck?"

"Bagaimana apanya?"

"Jaemin yg berpura-pura yg menjadi kekasihku," jawab Renjun muram. "Ya tidak ada, kalian akting saja, semesra mungkin lalu masalah selesai," Donghyuck memutar bolamatanya.

"Tidak semudah itu, Hyuck."

Donghyuck menaikkan sebelah alisnya. "Tidak semudah itu apanya? Kau dan Jaemin tinggal membuat skenario dan—"

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang