A PACK - 04

4.3K 452 183
                                    

Noted: janji ini yg terakhir, janjiiiii.

••••

Jaemin segera melompat dari Quicksilver-nya dan berlari menuju Hospital Wing diikuti Donghyuck. Jaemin mendapat kabar kalau Jeno hampir bertransformasi malam itu padahal seharusnya masih dua malam lagi sebelum purnama. Memang, Jeno tak ikut latihan quidditch karena ia harus meminum obatnya mempersiapkan diri sebelum purnama, ditemani Renjun. Namun tampaknya, dosis ramuan harus bertambah.

Jaemin berlari masuk ke Hospital Wing dan melihat Renjun sudah berada disana, serta Profesor Potter, Profesor Malfoy, Madam Pomfrey serta Kepala Sekolah McGonagall. Ia menyeruak diantara mereka dan melihat wajah Jeno yg sudah diberi plester.

"Kenapa wajahnya?" Alis Jaemin menukik.

"Dia melukai dirinya sendiri tadi, Tuan Na. Aku lega Tuan Huang cukup tangkas dengan merapal mantra ikat tubuh sempurna padanya, sehingga ia tak mampu melakukan apa pun lagi," jelas Kepala Sekolah.

Jaemin menatap Renjun, dan Renjun hanya tersenyum padanya. Jaemin benar-benar bersyukur Renjun sangatlah cerdas. Jika tidak, ia tidak tahu apa yg akan terjadi di ruang rekreasi mereka.

"Apa ada siswa yg melihat?" Donghyuck bersuara.

"Beruntungnya tidak. Karena saat itu siswa lainnya sudah berada dikamar. Tuan Huang dan Tuan Lee berada diruang rekreasi mengerjakan esai mereka," jawab Profesor Potter kali ini.

"Aku akan segera meracik ramuan baru, Minerva. Kurasa kita tetap harus memberinya wolfsbane karena sisi manusianya semakin memudar," Profesor Malfoy menoleh pada Kepala Sekolah, yg membuatnya mendesah.

"Tapi itu akan membuatnya merasakan sakit, Draco. Dia merasa terkekang," Profesor Potter mendebat. "Itu memang benar, tapi tidak ada cara lain atau sisi serigalanya mendominasi dan kita semakin tak bisa mengendalikannya," Profesor Malfoy nampak putus asa.

"Kuharap Remus bisa memberiku jawaban," gumam Profesor Potter.

"Berbicara dengan sebuah foto adalah hal terputus asa yg pernah aku dengar, tapi terserah. Kau lakukan itu, Potter, aku akan menemui Nevile dan meminta beberapa biji acronite," Profesor Malfoy melenggang pergi.

"Aku akan menulis surat kepada keluarganya," lalu Kepala Sekolah pun pergi. Tinggalah Harry Potter bersama empat anak didiknya. Dia mendesah dan menatap Jeno.

"Aku benar-benar harus membicarakan ini dengan Remus," gumamnya tanpa sadar.

"Um... Remus Lupin?" Sahut Renjun. Harry Potter melebarkan matanya kemudian mengangguk dan tersenyum. "Dia adalah keluargaku, satu-satunya yg mungkin tahu apa yg harus dilakukan karena dia sendiri adalah manusia serigala. Yah, meskipun aku berbicara melalui foto, tapi setidaknya aku berusaha," tambahnya.

"Bagaimana dengan Bill Weasley?" Tanya Renjun.

Profesor Potter nampak terkejut. "Bill? Kau... tahu Bill?" Renjun menunduk dan memainkan jari-jarinya. "Aku membaca buku anda, Profesor. Dan... Bill Weasley juga menjadi manusia serigala setelah diserang oleh Pelahap Maut yg merupakan manusia serigala juga, kan, uh... Fenrir Greyback?"

Harry Potter mengerjap kagum. "Terima kasih sudah membaca bukuku, Tuan Huang. Memang benar Bill mendapat serangan, tapi ia tak sampai bertransformasi penuh seperti Remus atau Tuan Lee disini. Inderanya saja yg meningkat. Tapi kurasa ya, Bill patut dicoba. Sekali lagi terima kasih Tuan Huang."

Harry Potter berbalik akan meninggalkan Hospital Wing ketika ia berhenti sebentar. "Dan tambahan lima poin untuk Griffyndor untuk ketangkasanmu dalam bertindak, juga tambahan lima poin lagi karena sudah memberiku ide tentang Bill, Tuan Huang." Lalu ia pergi. Namun berhenti lagi. "Ah, jangan berkeliaran di sekitar kastil pada jam malam." Dan benar-benar pergi.

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang