IT'S AN ACCIDENT-mostly fate, though #2

8.2K 820 156
                                    

"Hmm?"

Renjun menenggelamkan wajahnya dibantal dan menguap. Daritadi Jaemin mencoba untuk membangunkannya, walaupun sedikit tidak tega.

"Kita harus berangkat sebentar lagi. Kau punya barang yg ingin kau bawa?" Jaemin sudah membereskan kamar asramanya. Renjun menggeleng dan kemudian duduk. "Sejak awal aku sudah tidak punya banyak. Barang-barangku ada di Beijing, tapi lebih baik aku meninggalkannya," Renjun merogoh kantungnya dan memegang ponsel dengan layarnya yg sudah retak. "Ini rusak saat aku terjatuh di hutan."

"Bagaimana dengan orang tuamu? Kau ingin mengabari mereka?" Tanya Jaemin, mendadak khawatir karena bagaimana pun ia akan membawa Renjun tanpa izin dari kedua orang tuanya. Renjun hanya mengangkat bahu. "Kurasa aku akan menghubungi mereka nanti. Mereka... mereka juga tidak terlalu peduli padaku, karena itu aku dikirim ke Beijing."

Jaemin terdiam. "Maafkan aku." Namun Renjun hanya mengangkat bahunya lagi. "Oke. Um— hei, apa kau ingin meminjam pakaian yg layak?" Jaemin mengerti bahwa ini bukan saatnya membahas orang tua Renjun dan mengalihkan pembicaraan. Mereka berdua menatap ke kaos Renjun yg ada bercak darah dan robek sana-sini. "Aku mungkin bisa mencari beberapa kaos milikku yg agak kecil untukmu."

Senyum Renjun terkembang. "Terima kasih. Um— aku... aku merasa nyaman memakai kaosmu. Aromamu membuatku merasa tenang," Renjun mengatakan sambil mengernyit, dia masih sedikit ragu. Tapi Jaemin mencium jelas kejujurannya. Dan Jaemin mengangguk.

"Jadi... siapa saja yg ada di kelompok?" Renjun memerhatikan Jaemin yg membuka kopernya dan memilih baju-bajunya.

"Ada sembilan orang termasuk aku, ditambah kau sepuluh. Mark, Alpha—kau sudah tahu—usianya satu tahun di atas kita dan ia adalah temanku sejak kecil bersama Jeno, dan juga yg menggigitku dan Jeno. Lalu The Betas; aku, Jeno, Donghyuck, Yangyang, Lucas dan Hendery. Jeno, Donghyuck dan Yangyang sebaya kita. Dan Lucas serta Hendery seusia Mark—kau akan suka mereka, mereka lucu. Lalu Omegas; Chenle dan Jisung— ah! Ini dia!" Jaemin mengeluarkan sebuah kaos berwarna putih polos yg ketat dipakai Jaemin dan celana training yg sedikit pendek untuknya. Jaemin memberikannya pada Renjun yg menerimanya dengan senang hati. Renjun pergi ke kamar mandi.

"Nana?"

Jaemin menatap Renjun. "Ya?" Renjun berjalan dengan kaos putihnya yg sedikit kebesaran pada Renjun, dan celananya yg dilipat di bagian bawah.

"Apa kau punya sepasang sandal atau sepatu yg bisa kupinjam juga?" Renjun menunjuk kakinya yg telanjang. Jaemin kemudian membuka koper lainnya dan memgeluarkan slips on. "Aku hanya punya ini."

Renjun mengangguk dan memakainya, lalu mereka tertawa bersama karena sepatunya sedikit besar pada Renjun. Renjun kemudian kembali ke kamar mandi untuk mencuci muka, dan merapikan rambutnya.

Mereka menggeret koper Jaemin dan menuju bandara. Mereka mengambil tiket Renjun, dan melakukan pemeriksaan standar bandara, dan akhirnya mereka berada didalam pesawat. Renjun tegang sepanjang waktu. Karena inderanya yg tajam dan kemampuan baru yg terbangun pada dirinya membuatnya lebih sensitif terhadap suara, gerakan, penglihatan, dan refleks. Tampaknya pesawat bukanlah tempat yg cocok untuk newborn werewolf.

Sudah berada di pesawat, Jaemin mengirim pesan pada Mark. Akan segera take off.

Okay, Jeno dan Donghyuck akan menjemput kalian, balas Mark.

Jaemin mematikan ponselnya beberapa saat kemudian setelah seorang pramugari memberitahunya. Dia memberitahu Renjun juga, hingga Renjun harus memberitahu si pramugari bahwa ia merusak ponselnya—well, tapi pramugari itu tidak perlu tahu prosesnya—dalam penerbangan mereka ke Seoul.

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang