KING #01

7.7K 671 236
                                    

A little noted: This story will included alphas/betas/omegas cycle. And this story is like fairytale AU or something like that.

••••

"Bukan seperti ini yg kumaksudkan, dasar anak idiot!"

Plak!

Jaemin terdiam. Pipi kanannya terasa panas dan telinganya berdenging. Ia merasakan sudut bibirnya berdenyut, sudah pasti terluka. Jaemin diam saja. Bukan ia tak ingin membalas, namun jika ia mencoba, ia akan semakin babak belur. Lebam dan lukanya kemarin-kemarin saja belum sembuh. Dia tak ingin menambah lagi. Meskipun sisi dominan alphanya ingin menyeruak keluar dan melumat beta di depannya ini. Jaemin hanya mampu menghela nafasnya. Ia mengelap bibirnya yg berdarah menggunakan lengan baju kemejanya yg lusuh.

"Kau adalah seorang alpha, tapi kau tidak bisa melakukan pekerjaan ini dengan benar? Kau memang tak pantas untuk hidup!"

Buak!

Jaemin merasakan nafasnya sesak saat kaki tersebut menendang perutnya. Ia terbatuk untuk meminimalisir rasa sesak, ia mengambil nafas dalam-dalam. Jaemin kembali mendorong tuas tersebut meskipun perutnya terasa sakit.

"Dorong yg keras! Jika kau terus mendorong seperti itu dia tidak akan cepat selesai! Aish, aku benar-benar akan memukulimu dengan kayu ini!" Pria paruh baya yg merupakan pamannya tersebut sudah berdiri dan memegang balok kayu ditangannya.

"Sayang, sudahlah. Tak ada gunanya kau menghabiskan tenagamu untuk anak bodoh sepertinya. Aku saja heran bagaimana adikku bisa mendapat anak yg bodoh macam dia," wanita kurus di sebelah pamannya—bibinya—mengelus pelan tangan berlemak pamannya. Jaemin menggertakkan giginya, namun dia menahannya.

"Ah, maaf, aku lupa bahwa ia adalah anak pungut yg didapat adikku dari aliran sungai. Sungguh, mungkin dia sejak lahir memang idiot karena itulah orang tuanya membuangnya ke sungai," lalu paman dan bibinya tertawa mencemooh. Jaemin menekan keras tuas tersebut hingga berputar dengan bunyi yg sangat nyaring. Ia menumpukan kemarahannya disana.

"Hei, bedebah sialan! Jangan kau dorong terlalu keras seperti itu nanti tuasnya patah!! Kalau tuasnya patah siapa yg akan ganti rugi, hah?? Kau?!" Jaemin menahan dorongannya menjadi lebih pelan. Dia tetap diam saja. Tak ada gunanya membalas karena ia akan menjadi samsak tinju paman dan bibi.

Krek!

Tuas tersebut benar-benar patah. Jaemin memejamkan matanya erat. Bagus sekali. Sangat, sangat bagus. Jaemin menahan nafasnya dan menunggu.

Duk!

"KAU DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG! SUDAH KUBILANG JANGAN DITARIK TERLALU KERAS!!!"

Lalu tendangan serta pukulan itu terus datang bertubi-tubi. Jaemin hanya bisa terdiam menerima semua pukulan dan tendangan yg terus dilepaskan oleh pamannya. Bahkan untuk mengerang pun Jaemin tak bisa, karena ia akan semakin dilumat habis oleh pamannya.

Setelah pukulan terakhir, pamannya meludah ke tanah sebelah kepalanya. Untungnya Jaemin segera menggeser, atau ludah tersebut benar-benar jatuh ke wajahnya. Jaemin menahan diri untuk balas meludah wajah busuk dan memuakkan pamannya. Jika ia tak ingin mati, ia harus tetap sabar.

"Cepat bangkit dan antarkan ini kepada kepala desa!" Pamannya melemparkan segulung kertas di depannya. Jaemin memungutnya. "Jangan berani-berani kau membacanya anak sialan!"

Jaemin masih diam saja dan bangkit. Ia kemudian membersihkan celananya dan kemejanya yg sudah kotor karena darah dan tanah yg menempel. Ia memasukkan gulungan perkamen tersebut ke dalam kantung celananya.

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang