ONE.

100K 4.8K 148
                                    

Maya berada di dapur, ia sedang memotong jagung agar terlepas dari batangnya, rencananya Maya akan membuat sup jagung favorit David.

Maya melirik jam yang tertempel didinding rumah, sudah pukul 10 malam, tetapi David belum ada tanda kedatangannya. Ia mulai khawatir sekarang. Maya terus memotong jagung, karna ia kurang fokus maka jarinya hampir saja teriris oleh pisau. Untung saja Maya segera memberhentikan aktivitas memotongnya sehingga jarinya tidak ter-iris.

Untung saja jariku tidak apa. Ada apa denganku? Kenapa aku tidak fokus? Pasti karna aku terlalu khawatir kepada David, makanya aku tidak fokus begini. Bathin Maya.

Maya melangkah pergi meninggalkan dapur, ia berjalan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran di ruang keluarga. Maya duduk disamping Hans. "Hans,"

Hans menoleh. "Ya, Sayang?"

"Apakah kau yakin, jika David akan kembali ke Jakarta?"

Hans memberhentikan aktivitasnya, ia menutup koran. "Tentu, sayang." Hans tersenyum, "aku sangat yakin."

"Tapi, kenapa hingga sekarang belum ada tanda kedatangannya? Ini sudah pukul 10 malam, Hans."

Hans meletakkan tangannya yang besar itu dipucuk kepala sang istri, ia tahu jika istrinya sangat khawatir dengan anak sulung mereka. "Maya, David telah dewasa. Aku yakin sedikit lagi ia akan tiba. Jangan kh--"

"I'm hommeee!"

Suara itu membuat Maya dan Hans dengan spontam menoleh kearah pintu utama rumah mereka--sumber suara tersebut. Seseorang yang berdiri itu memamerkan senyuman. Mata Maya melotot sempurna, dengan segera ia bangkit dari duduknya lalu berlari kearah pintu utama, yang terdapat seseorang disana. Maya memeluk erat, seakan tidak mau melepas pergi.

"Aku sangat merindukanmu, nak." Maya menguraikan pelukannya. "Apa kabarmu, tuan CEO?" Tanya Maya meledek.

David terkekeh kecil, "aku bukan tuan CEO, Ma. Aku ini anakmu." David tersenyum, ia mengusap pundak Mamanya. "By the way, kabarku baik."

"Ekhem."

David dan Maya menoleh kearah Hans, ia berjalan menghampiri anak dan istrinya. "Aku kira kau tidak akan pulang ke Jakarta." Ketus Hans dingin. "Tadinya jika kau benar-benar tidak pulang ke Jakarta, aku berniat mencoret namamu dari Kartu Keluarga."

"Nah! Karna aku punya firasat tentang itu makanya aku pulang ke Jakart--"

"Maya, dimana Kartu Keluar kita?"

"Jangan! Tidak, tidak, tidak. Aku hanya bercanda." David sedikit panik, "aku pulang ke Jakarta karna merindukan kalian semua!" David merentangan tangannya, memberikan kode untuk memeluk dirinya. David dan Maya tidak memeluknya, melainkan hanya menatapnya aneh. "Tidak ada pelukan untuku?"

"No."

×××

Pagi di Jakarta cukup cerah hari ini untuk menjalani aktivitas dengan baik. Termasuk juga dengan 'Tuan CEO', ialah David Adiwijaya. David telah bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan aktivitasnya hari ini. Sebelum ia berangkat kerja, David menyempatkan untuk berolahraga, ia berjogging dihalaman belakang rumah dan membentuk tubuhnya di ruang gym yang terletak di lantai 3 rumahnya.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now