FIFTEEN

43.8K 1.7K 94
                                    

"Jika kepergianku yang kau inginkan, maka aku akan lakukan,"
-David Adiwijaya-

Knock! Knock!

Dokter cantik itu melempar tatapan kepada Rina saat pintu utama rumahnya ada yang mengetuk. Mereka sedang sarapan di meja makan. "Siapa tuh, Bun?"

"Mana Bunda tahu," Rina menggedikkan bahunya. "Buka pintunya, gih." Suruhnya.

Yasmin bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju pintu utama rumahnya dengan rasa penasaran. Dokter cantik itu membuka kunci pintu terlebih dahulu,

Jangan-jangan...David yang datang.

Yasmin memegang handle pintunya, lalu membuka pintunya. Ia cukup terkejut dengan kehadiran sosok seseorang yang berdiri didepannya, sosok seseorang itu tersenyum ramah saat melihat Yasmin. "Hai, Dokter Yasmin,"

×××

Dokter Dion telah duduk dikursi pengemudi, sedangkan Yasmin duduk dikursi penumpang disebelahnya. Mereka akan berangkat bersama.

Dokter Dion memang sengaja datang tanpa memberitahu Yasmin terlebih dahulu, ia ingin membuat surprise katanya, sekaligus menebus berangkat bersama yang pernah gagal itu. Mereka sempat sarapan bersama juga tadi dirumah Yasmin, dengan Rina juga tentunya.

Mereka asik berbincang-bincang sembari mobil milik Dokter Dion melaju menuju rumah sakit Wijaya. Secara tiba-tiba, Dokter Dion menginjak pedal remnya dengan mendadak saat ada sebuah mobil memotong jalannya, tentu saja Yasmin dibuat kaget karna itu. Jika saja ia tidak memakai seatbell, mungkin ia telah terbentur dengan dashboard.

Yasmin menatap kedepan, melihat sebuah mobil hitam berhenti tepat didepan mobil milik Dokter Dion. Mobil itu menghalangi jalan. Dokter cantik itu mengernyitkan dahinya, ia seperti mengenal mobil ini. Yasmin tidak terkejut saat melihat orang yang keluar dari mobil tersebut. Yasmin membuka pintu mobil dengan cepat, ia berjalan keluar, dengan rasa kesal tentunya.

"Kau gila?!" Teriak Yasmin sembari menghampiri orang yang berdiri didepan mobil milik Dokter Dion. "Kau bisa celakan karna tindakan konyolmu itu!"

"Kau mengkhawatirkanku?" Orang itu menaiki alisnya sebelah.

"Tidak." Elak Yasmin. "Aku hanya tidak mau mati konyol karnamu. Jika kau mati, jangan mengajak-ngajak orang!" Kata Yasmin dengan sarkatis.

Bukannya merasa bersalah, orang itu malah tersenyum melihat Yasmin, melihat jaket hitam yang Yasmin gunakan lebih tepatnya. "Jaket yang bagus, aku senang kau memakainya," Gumam orang itu.

Yasmin melirik jaket hitam yang ia kenakan sesaat, ia baru sadar jika ia memakai jaket hitam milik David. "Jangan mengalihkan pembicaraan, David," Yasmin membuka jaket hitam yang tadi ia kenakan, lalu memberikannya pada David.

Dokter Dion turun dari mobil, pria itu berjalan dengan cepat menghampiri Yasmin. David menatap dengan sorot mata tidak suka saat melihat orang yang menghampiri Yasmin itu, David muak melihat mukanya.

"Pagi, Pak David," Sapa Dokter Dion. "Sebenarnya ada apa ya? Hingga Pak David menghalangi jalan saya?"

"Saya tidak suka anda berangkat bersama Yasmin," Jawab David to the point dengan nada dingin.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now