SIXTEEN

39.7K 1.7K 68
                                    

"Aku hanya ingin kau menjadi pria yang bijak, bukan hilang tanpa jejak."
-Yasmin Amalya-

Playlist : Halsey - Graveyard

Sebuah mobil merah bermerk mini cooper memasuki kawasan rumah sakit yang cukup terkenal di Jakarta, yaitu Rumah Sakit Wijaya. Mini cooper merah itu berhenti di area parkir. Mesin mobil itu mati, keluarlah si pengemudi mobil tersebut, seorang wanita cantik yang mengenakan kemeja hijau tosca dengan celana bahan hitam, tidak lupa dengan heels hitam pada kaki jenjangnya. Wanita itu melangkah menjauhi mobilnya, lalu berjalan masuk menuju rumah sakit.

Sapa demi sapaan ia terima saat wanita yang membawa sebuah tas dan jas dokternya itu ingin pergi ke ruang praktiknya.

Dr. Yasmin Amalya
Dokter Umum

Tulisan tersebut yang tertera disana, dipintu ruang praktiknya. Yasmin segera masuk kedalam ruangan. Dokter cantik itu meletaklan tas, lalu menggunkan jas dokter kebanggaannya itu. Yasmin melirik arlojinya sesaat, jam praktiknya akan dimulai dalam sepuluh menit lagi. Yasmin duduk dikursi mejanya, ia meraih ponsel dari tas, menge-check apakah ada pesan masuk atau tidak. Ternyata tidak ada.

Wajah Yasmin menunjukan ekspresi kecewa saat salah satu kontak yang ada disana masih terblokir, bukan Yasmin yang memblokir kontak tersebut, melainkan pemilik kontak tersebut.

David (annoying guy)

Yasmin mencoba membuka isi percakapan pesan mereka dulu, sebelum David memblokir nomornya tanpa sebab. Yasmin mencoba menge-scroll layar untuk membaca pesan-pesan tersebut. Lebih banyak David yang mengirimkan pesan dibanding Yasmin. David selalu mengirimkan pesan setiap saat padanya, tetapi Yasmin hanya membalas singkat, atau bahkan tidak dibalas sama sekali. Tapi itu semua hanya dahulu, berbeda dengan sekarang. Pria itu pergi entah kemana, hilang tanpa jejak, bagaikan ditelan bumi. Tidak ada lagi pesan darinya, bahkan nomor Yasmin diblokir. Dia tidak pernah muncul lagi dihadapan Yasmin. Sudah seminggu David menghilang, seminggu juga semua telah berubah. Dokter Dion naik jabatan, menjadi kepala rumah sakit Wijaya. Entah apa alasannya David melakukan itu, padahal kemarin pria itu terlihat benci sekali dengan Dokter Dion.

Yasmin memandangi layar ponselnya, ia mencoba mengetik sesuatu disana, mencoba menanyakan kabar pria tersebut walau ia tahu kalau kontaknya di blokir. Dokter cantik itu menghentikan jari-jarinya yang tengah mengetik, ia berpikir sesaat. Yasmin menghapus kalimat yang telah diketik, lalu meletakkan ponselnya. Wanita itu gengsi untuk mengirimkan pesan kepada David terlebih dahulu.

"Permisi, Dok,"

Yasmin mengalihkan pandangannya dari ponselnya, melihat siapa yang berada dibalik pintu ruang praktiknya.

"Jam praktek Dokter telah dimulai. Pasien sudah menunggu," Ujar seorang suster.

Yasming mengangguk, lalu bangkit dari duduknya. "Suruh pasien itu masuk,"

×××

"Baiklah, rapat evaluasi hari ini saya tutup. Saya harap dengan adanya evaluasi ini, kinerja kalian lebih baik lagi." Ujar Dokter Dion seraya bangkit dari duduknya yang berada paling ujung, dimana kursi untuk ketua rumah sakit berada.

Yasmin memasukan buku note kecil yang tadi ia gunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dalam rapat evaluasi tadi kedalam saku jas dokternya. Dokter-dokter lainnya yang tadi menghadiri rapat pun meninggalkan ruang rapat, begitu pula dengan Yasmin. Yasmin ingin melangkah keluar dari ruang rapat, tetapi tertahan saat Dokter Dion memanggilnya.

Mr. CEO & Ms. DoctorDove le storie prendono vita. Scoprilo ora